Cabang olah raga bulutangkis di Olimpiade Paris 2024 telah berakhir. Dan seperti sudah diumumkan BWF, Indonesia meraih 1 medali perunggu untuk Gregoria Mariska Tunjung. Medali perunggu ini diraih setelah Carolina Marin yang seharusnya bermain didera cedera.
Namun tanpa mengecilkan arti perjuangan Jorji, secara keseluruhan PBSI gagal total di ajang Olimpiade Paris 2024. Ajang 4 tahunan ini selama ini bulutangkis selalu menjadi penyumbang medali, kali ini hanya 1 medali perunggu.
Menanggapi kegagalan ini Agung Firman Sampurna selaku Ketua Umum PBSI menyampaikan permintaan maafnya.
“Saya menyadari hasil yang diraih Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024 tidak sesuai harapan masyarakat. Persiapan jelang Olimpiade sudah dilakukan maksimal, mulai dari segi tehnis hingga non-tehnis. Tapi hasil di lapangan berkata lain,” ungkap Agung di akun Instagram resmi PBSI, Sabtu (3/8/2024).
Permintaan maaf ini tentu saja menjadi hak sang Ketua Umum PBSI, namun terpuruknya tim bulutangkis Indonesia kali ini sangat keterlaluan.
Bayangkan saja, dari 6 wakil yang dikirim, 4 di antaranya tersungkur di fase grup. Hanya Fajar/Rian dan Jorji yang sanggup melangkah jauh.
Athony Ginting dan Jonatan Christie yang menduduki sebagai unggulan, justru tersingkir di fase grup. Mereka tertinggal jauh dari pemain Tunggal putra negara tetangga seperti Lee Zi Jia, Loh Kean Yew, dan Kunvalud Vidstrant.
Kegagalan ini seakan mengulang apa yang terjadi di Asian Games tahun lalu. Saat itu PBSI pun gagal mempersembahkan medali bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya, tim bulutangkis Indonesia pulang tanpa hasil.
Mirisnya, di ajang-ajang kalender BWF, prestasi Indonesia pun setali tiga uang. Hingga memasuki bulan ke delapan, Indonesia baru mampu mengantongi 7 gelar. Capaian yang sangat memprihatinkan bagi sebuah negara yang dikenal sebagai raksasa bulutangkis dunia.
Saat Indonesia menggelar Indonesia Open 2024 pada Juni, dalam partai final tidak ada satu pun pemain Indonesia yang tampil. Mereka harus menjadi penonton karena tersingkir dari perebutan gelar.
Rangkaian hasil yang mengecewakan ini jelas membuat para pecinta bulutangkis tanah air meradang. Kini Indonesia jauh ditinggalkan para tetangganya yang banyak melahirkan talenta muda dan berbakat.
Maka tidak ada kata lain selain reformasi total dalam tubuh PBSI. Waktu dua tahun sudah cukup memberikan bukti hasil kerja mereka tidak optimal.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
-
Tom Cruise Dirumorkan akan Tampil dalam Penutupan Olimpiade Paris 2024
-
BREAKING NEWS! Gregoria Mariska Langsung Raih Medali Perunggu, Ini Alasannya
-
Olimpiade Paris 2024: Gregoria Mariska Tumbang, Tradisi Emas Indonesia Melayang
-
Kata-kata Magis Susi Susanti Sebelum Gregoria Mariska Tunjung Tembus Semifinal Olimpiade Paris 2024
-
Sosok Liu Yu Chen, 'Anak' Hendra Setiawan Lamar Huang Yaqiong di Olimpiade Paris 2024
Hobi
-
Tidak Sepopuler Sepak Bola, Ini Alasan Futsal Masih Awam di Masyarakat
-
Perlengkapan Futsal Wajib Punya, Siap Gaspol dan Kece di AXIS Nation Cup
-
Davide Tardozzi Bela Pecco Bagnaia: Harusnya Dia Bisa Finis Lebih Baik
-
Borneo FC Punya Tren Positif, Rizki Hidayat Optimis Persijap Raih Poin?
-
Bukan Asal Tendang, Ini Peraturan Futsal Biar Siap Unjuk Gigi di Lapangan
Terkini
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi