Gregoria Mariska Tunjung atau akrab disapa Jorji resmi meraih medali perunggu usai calon lawannya Carolina Marin (Spanyol) mundur karena cedera dalam usaha perebutan posisi ketiga.
Bersama-sama dengan An Se-young dari Korea Selatan yang meraih medali emas, dan He Bingjiao dari Cina yang meraih medali perak, Jorji berdiri bersama-sama dalam podium untuk mendapatkan gelar juara bulutangkis tunggal putri.
Masyarakat Indonesia merayakan kemenangan Gregoria dengan suka cita. Walau ada juga yang menunjukan sentimen karena perolehan medali yang didapat hasil dari mundurnya lawan, namun banyak yang mengakui jika Jorji pantas mendapatkan medali tersebut karena perjuanganya.
Melalui media sosial X pribadinya @geugouia, Gregoria mengungkapkan perasaannya usai berhasil mendapatkan medali perunggu di Olimpiade Paris 2024.
Jorji mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungannya untuk merealisasikan mimpinya memperoleh medali di Olimpiade.
"Bagian kalian di medali ini banyak sekali terima kasih sudah bantu merealisasikan salah satu mimpiku *nangis*," tulis Gregoria di media sosialnya dikutip pada Selasa (06/08/2024).
Dalam unggahannya tersebut, Gregoria memperlihatkan medali perunggu yang diperolehnya. Tampak depan terlihat medali bertuliskan Paris 2024, sementara tampak belakang terlihat ikon kota Paris Menara Eiffel dengan logo Olimpiade ditengah-tengahnya.
Dalam konferensi pers yang dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Paris pada Senin (05/08/2024), Jorji juga mengucapkan rasa syukurnya bisa memperoleh medali di Olimpiade karena itu merupakan mimpinya sejak kecil.
"Pertama mau bersyukur karena saya bisa mendapatkan medali perunggu di Olimpiade kali ini, pastinya ini adalah mimpi saya dari kecil untuk bisa mewakili Indonesia di ajang olahraga terbesar di dunia," kata Gregoria dikutip dari akun Instagram resmi Noc Indonesia pada Selasa (06/08/2024).
Jorji mengungkapkan usahanya mendapatkan medali tersebut merupakan sebuah kebanggaan dan kesenangan tersendiri bagi dirinya.
"Jadi pastinya adalah kebanggaan dan kesenangan sendiri bisa mewakili Indonesia dan bisa mendapatkan medali," ungkapnya.
Perjuangan Gregoria memperoleh medali memang penuh perjuangan, terlebih lagi sebelumnya wakil Indonesia cabang olahraga bulutangkis telah berguguran satu per satu hingga menyisakan Georgia sebagai The Last Man Standing atau satu-satunya wakil Indonesia di cabang olahraga bulutangkis.
Selamat dan tetap semangat Jorji!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Terungkap! Motif Armor Toreador Lakukan KDRT ke Cut Intan Nabila, Polisi Dalami Kasus
-
Video Detik-detik Penangkapan Armor Toreador Usai Viral Lakukan KDRT pada Cut Intan Nabila
-
Armor Toreador Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Alvin Faiz Jadi Korban
-
Kartika Putri Murka Disebut Hijrah karena Takut Ketahuan Prostitusi: Fitnahan Terkejam!
-
Selebgram Cut Intan Nabila Alami KDRT, Unggahan Sebelumnya Diduga Jadi Kode
Artikel Terkait
-
Didukung Suami, Karier Badminton Gregoria Mariska Tunjung Masih Berlanjut
-
Perjalanan Karier Gregoria Mariska Tunjung, Pebulu Tangkis Dinikahi Mikha Angelo
-
Gabungan Kekayaan Mikha Angelo dan Gregoria Mariska Tunjung: Kini Sah Jadi Pasutri
-
Indonesia Masters 2025: Gregoria Mariska Bersiap Hadapi Unggulan Korea
-
Susul Gregoria, Putri KW Melangkah ke Perempat Final Indonesia Masters 2025
Hobi
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Mathew Baker Nyaman di Tim, Kode Timnas Indonesia Berprestasi di Piala Asia U-17?
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Carlo Ancelotti Wajib Jaga Fokus Pemain, Imbas Jadwal Padat Real Madrid?
-
Bukayo Saka Siap Tampil Lawan Fulham, Mikel Arteta Rencanakan Misi Revans
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial