Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Agus Siswanto
Aturan yang berlaku di sepak bola Vietnam membuat kesulitan dalam melakukan program naturalisasi. (soha.vn)

Prestasi sepak bola Vietnam belakangan ini mengalami penurunan yang sangat siginifikan. Jika sebelumnya mereka menjadi Raja Sepak Bola ASEAN, kini tidak lagi. Nama Vietnam secara perlahan tapi pasti berada di bawah Indonesia dan Thailand.

Bahkan dalam beberapa ajang, Vietnam pun mulai kewalahan saat harus melayani tim-tim kelas menengah. Dalam beberapa ajang, timnas Vietnam harus susah payah saat menghadapi Myanmar maupun Kamboja.

Salah satu faktor yang membuat keterpurujan mereka salah satu di antaranya adalah kedatangan beberapa pemain naturalisasi. Hal ini paling kentara di tubuh timnas Indonesia. Harus diakui keberadaan para pemain naturalisasi ini membuat Indonesia mampu berbicara banyak dalam beberapa ajang, salah satu di antaranya dalam Kualifikasin Piala Dunia 2026.

Berkaitan dengan program naturalisasi, VFF (PSSI-nya Vietnam) tidak dapat  berbuat banyak. Mereka tetap harus mengikuti regulasi yang berlaku.

“Salah satu syarat bagi legion asing untuk memperoleh kewarganegaraan Vietnam adalah tinggal dan bekerja selama 5 tahun berturut-turut,” tulis soha.vn, Selasa (3/9/2024).

Syarat ini sebenarnya bukan syarat baru, karena berlaku juga di negara lain, termasuk di Indonesia. Bedanya, PSSI mampu melakukan beberapa terobosan dalam program naturalisasi. Salah satu di antaranya adalah mengoptimalkan pencarian pemain melaui jalur garis keturunan.

Dan hasilnya, timnas Indonesia kini dipenuhi pemain naturalisasi di semua level. Dalam Piala AFF U-19 2024 kemarin, Jen Raven menjadi sosok pembeda. Demilian pula dalam level U-16, U-19. U-23, dan Senior.

Langkah VFF dengan hanya mengandalkan pemain yang 5 tahun berturut-turut bermain di V-League pada akhirnya sulit terwujud. Permasalahannya, jumlah pemain asing yang memenuhi persyaratan ini sangatlah sedikit.

Alasan finansial yang menjadi penghalang langkah ini. Beberapa pemain asing di Vietnam jarang yang mempunyai riwayat bermain di V-League 5 tahun berturut-turut. Kebanyakan mereka hanya dikontrak dalam waktu pendek.

Dua hal yang menjadi pangkal permasalahan. Pertama, keuangan klub yang kurang bagus. Sehingga mereka tidak mampu mengontrak pemain dalam jangka waktu lama.

Kedua, jumlah gaji yang diterima para pemain. Harus diakui bahwa gaji pemain asing di Vietnam masih di bawah Thailand, Indonesia, maupun Malaysia. Sehingga para pemain asing tersebut pada akhirnya memilih hengkang dari V-League.

Situasi semacam ini yang membuat Vietnam dalam waktu lama tetap akan kesulitan dalam melakukan program naturalisasi.

BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Agus Siswanto