Marc Marquez dikenal sebagai salah satu pembalap paling berprestasi dalam sejarah MotoGP. Sepanjang kariernya, ia sudah membela tiga tim besar, yaitu Honda, Gresini Racing, dan Ducati.
Bersama Honda, Marquez mencatatkan rekor luar biasa dengan enam gelar juara dunia MotoGP. Perjalanannya dengan Honda menempatkannya di jajaran pembalap legenda MotoGP, hingga saat ini Marquez pun masih beehubungan baik dengan tim pabrikan asal Jepang tersebut.
Sayangnya, masa-masa sulit akibat cedera sempat membuatnya harus menepi cukup lama dari lintasan. Setelah melewati periode yang berat itu, Marquez kembali ke MotoGP dengan bergabung bersama Gresini Racing dan kini membela Ducati.
Meskipun hingga saat ini belum mampu meraih titel juara dunia, bersama kedua tim tersebut Marquez justru menunjukkan kebangkitannya. Ia membuktikan kepada dunia bahwa cedera tidak akan memadamkan semangatnya untuk tetap kompetitif di kelas para raja.
Dalam perjalanan kariernya, Marquez juga memiliki beberapa rekan setim. Saat membela Honda, ia pernah satu garasi dengan Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Alex Marquez, Pol Espargaro, dan Joan Mir. Sementara di Ducati, kini ia bertandem dengan Pecco Bagnaia.
Dari semua nama tersebut, tercatat ada tiga orang yang pernah meraih gelar juara dunia MotoGP, yaitu Jorge Lorenzo, Joan Mir, dan Pecco Bagnaia.
Namun menariknya, Marquez justru mengaku bahwa sosok yang paling memberinya pelajaran berharga bukanlah mereka yang berstatus juara dunia MotoGP, melainkan Dani Pedrosa.
Pedrosa merupakan rekan setim pertama Marquez saat naik kelas dari Moto2 ke MotoGP pada 2013. Dulu, ada istilah Fantastic Four di MotoGP di mana Dani Pedrosa berada di dalamnya, bersama Casey Stoner, Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo. Mereka adalah empat pembalap terbaik MotoGP pada masa itu.
Meski Pedrosa tidak pernah meraih titel di kelas utama, ia memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Pedrosa mengoleksi tiga gelar juara dunia di kelas 125cc dan 250cc sebelum menapaki MotoGP pada 2006. Dia juga dikenal sebagai salah satu pembalap dengan kemenangan terbanyak meskipun tanpa gelar MotoGP, dengan torehan 31 kemenangan sepanjang kariernya.
Marquez mengungkapkan bahwa Pedrosa kerap diremehkan karena postur tubuhnya yang kecil dianggap menghambatnya untuk menjadi juara dunia MotoGP. Namun, Marquez justru banyak terinspirasi oleh gaya membalap Pedrosa. Bagi Marquez, jika tidak terhambat fisik, Dani Pedrosa pasti sudah memenangkan lebih dari satu gelar di ajang MotoGP.
"Dani Pedrosa mengajari saya banyak hal. Dari dialah saya belajar paling banyak. Tanpa dua kekurangan, tinggi badan dan kekuatan, dia pasti sudah memenangkan lebih dari satu gelar MotoGP. Saya mencoba membalap seperti dia, tapi dengan lebih agresif. Dan kemudian, dengan cara saya sendiri, saya belajar untuk menjadi seagresif Lorenzo dan mengelola balapan seperti Rossi," ujar Marquez, dilansir dari laman MotoGP News.
Pedrosa sendiri memutuskan untuk menutup karier balapnya pada 12 Juli 2018. Sejak melakukan debut di kelas premier pada 2006, Pedrosa setia membela satu tim, yakni Repsol Honda, hingga hari pensiunnya tiba.
Meski sudah tidak menjadi pembalap aktif, pria berjuluk “The Baby Samurai” ini belum sepenuhnya meninggalkan MotoGP. Kini, ia berperan sebagai pembalap penguji untuk KTM.
Bahkan, ia beberapa kali turun ke lintasan dengan status pembalap wild card, membuktikan bahwa kecintaannya pada balapan tidak pernah padam. Bagi Marquez, Pedrosa sudah seperti guru terbaik yang pernah menemaninya menapaki kerasnya persaingan MotoGP.
Hingga saat ini, Marc Marquez dan Dani Pedrosa masih berhubungan baik, mereka sempat beberapa kali tertangkap kamera saling menyapa dan berbicara.
Baca Juga
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
-
Puasa Menang Sejak 2019, Bisakah Marc Marquez Raih Poin Penuh di MotoGP Catalunya?
-
Alami Paceklik, Alex Marquez Tetap Anggap Pecco Bagnaia Sebagai Ancaman
-
Resmi, 3 Pembalap Ini Teken Kontrak Baru Jelang MotoGP Catalunya 2025
-
Jadwal MotoGP Catalunya 2025, Persaingan Posisi 3 Klasemen Semakin Ketat!
Artikel Terkait
-
5 Motor Mirip Honda Tiger, Obat Rindu sang Legenda Jalanan
-
Bertahan di Aprilia, Apa yang Harus Dilakukan Jorge Martin Setelah Ini?
-
MotoGP Ceko 2025: Marc Marquez Incar Kemenangan Keempat di Brno, Bagnaia Tak Mau Kalah
-
Honda Jual Lebih dari 5.000 Motor di JFK 2025, Varian Listrik Curi Perhatian
-
Pesona Motor Adventure Honda Murah Meriah: Tampang Africa Twin, Harga Setara Yamaha NMAX
Hobi
-
FIFA Match Day Kontra Taiwan dan Potensi Debut para Pemain Anyar Pasukan Garuda
-
Mees Hilgers Tolak Panggilan Timnas, Kluivert dan PSSI Kompak Kasih Sentilan Halus
-
FIFA Matchday 2025: 3 Hal Ini akan Membuat Indonesia Sangat Malu jika Kalah dari China Taipei
-
Patrick Kluivert Hubungi Presiden Lille Gegara Calvin Verdonk, Bahas Apa?
-
FIFA Matchday 2025: Lawan China Taipei, Timnas Indonesia Seperti Disodori Buah Simalakama
Terkini
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis