Balapan MotoGP di San Marino yang telah dilaksanakan pada hari Minggu kemarin (08/09/24) diwarnai dengan drama cuaca.
Di hari Minggu, sebelum main race dimulai sudah ada rintik hujan yang turun sehingga race direction memberlakukan skenario flag to flag alias pergantian motor.
Di awal race para pembalap sudah diperbolehkan mengganti ban, tapi mereka tetap memilih untuk start dari grid dan melanjutkan balapan tanpa mengganti motor lebih dulu.
Begitu balapan dimulai hujan jadi semakin deras, enam pembalap termasuk Jorge Martin memiilih untuk masuk ke pit dan mengganti motor mereka dengan ban khusus lintasan basah.
Sementara itu, pembalap-pembalap lain yang tidak mengganti ban memanfaatkan momen ini untuk finis di posisi yang lebih depan, termasuk Marc Marquez yang memanfaatkan trek yang sedikit basah untuk melesat ke depan.
Dia berhasil menang lagi di GP San Marino, disusul oleh Duo Ducati, Pecco Bagnaia (P2) dan Enea Bastianini (P3).
Dalam wawancara pasca-balapan, Marc, Pecco, dan Bastianini membeberkan alasan 'unik' mereka untuk tetap memilih berada di lintasan saat skenario flag to flag diberlakukan.
Menurut mereka, jika hujan deras turun maka akan ada bau menyengat yang timbul, tapi pada saat itu terjadi bau tersebut tidak ada sehingga mereka memutuskan untuk tetap di lintasan.
"Pada hari Kamis, hujan turun di paddock dan baunya sangat menyengat. Jadi, itu adalah sesuatu yang saya ketahui dengan baik dan baunya tidak seperti ini (saat main race)," ungkap Pecco, dilansir dari laman Crash.
Sedangkan Bastianini yang sempat takut karena Morbidelli jatuh, juga berpikir hal yang sama dengan Pecco.
"Saya pikir untuk tetap berada di jalur ini karena di sini (sirkuit) ketika mulai hujan dan hujannya agak deras, lintasannya agak berbau air. Dan hari ini tidak, akhirnya saya putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan," tambah Bestia.
Sementara itu, Sang Pemenang GP San Marino mengatakan alasan yang tak kalah jenius. Marc yang saat hujan turun masih berada di belakang Bastianini dan Pecco, ternyata memilih untuk mengikuti jejak mereka, karena mereka adalah warga lokal dan sering latihan di sana.
"Strategi Martin tidak salah karena jika pada lap itu hujannya semakin deras, maka dia akan punya strategi terbaik. Tetapi memang benar bahwa saya mengatakan saya akan mengikuti orang lokal dan orang lokal itu tetap di luar. Mereka lebih tahu daripada saya," ungkap Marc.
Dalam drama cuaca seperti ini, insting seorang pembalap MotoGP memang sangat diperlukan untuk menentukan strategi apa yang akan mereka gunakan. Dan ternyata, tiga pembalap ini punya pemikiran dan trik jenius yang membuat mereka berhasil memenangkan balapan.
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Tak Hanya Pecco Bagnaia, Fabio Diggia Pun Merasa Motor GP25 Bermasalah
-
Mantap! Andrea Dovisiozo dan Yamaha Sedang Tes Mesin V4
-
Enea Bastianini Cocok Gantikan Jorge Martin, Aprilia Sudah Buka Loker?
-
Jadwal F1 GP Inggris 2025, Bisakah Lando Norris Taklukkan Silverstone?
-
Dua Pembalapnya Bernasib Beda, Davide Tardozzi Tetap Dukung Tanpa Membedakan
Artikel Terkait
Hobi
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23
-
Prestige Behind Futsal: Ketika Skill Bertemu Style, Wajah Lapangan Berubah
-
Beyond The Court: Futsal Gen Z sebagai Ajang Prestasi
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
4 Sunscreen Mugwort Ampuh untuk Menenangkan Kulit Kemerahan Akibat Sinar UV
-
Barbeque on the Height: BBQ View 360 di INNSiDE by Melia Yogyakarta
-
7 Karakter Utama Squid Game 3, Punya Peran yang Plot Twist!