Dominasi Spanyol di MotoGP sepertinya semakin membuat orang-orang di paddock merasa resah, bagaimana MotoGP bisa benar-benar menjadi juara dunia jika terlalu condong ke satu negara tertentu?
Keresahan ini didukung fakta bahwa Dorna, promotor MotoGP, berpusat di Barcelona. Balapan di Spanyol dilakukan sebanyak empat kali dalam semusim, yakni Jerez, Aragon, Catalunya, dan Valencia. 10 dari 22 pembalap yang ada di MotoGP juga merupakan orang Spanyol dan ikut serta menjadi kontender juara dunia.
Perbedaannya tampak jelas, pembalap lain seperti Miguel Oliveira menjadi satu-satunya pembalap yang berasal dari Portugal, Takaaki Nakagami menjadi satu-satunya dari Jepang, dan Brad Binder dari Afrika Selatan.
Sejatinya, hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, Spanyol bisa mengeluarkan pembalap-pembalap dengan bakat yang luar biasa karena mereka memiliki pelatihan intensif khusus pembalap di beberapa daerah.
Sayangnya, dominasi ini tidak dipandang positif. Melansir dari Paddock GP, CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, mengatakan bahwa kehadiran Spanyol diprediksi akan berkurang dalam beberapa tahun mendatang.
"Tidak mungkin beberapa pembalap yang mendapatkan fasilitas lebih, bisa memonopoli grid. Ini harus menjadi kejuaraan dunia," ungkap Ezpeleta.
Selain pembalap, dia juga mengisyaratkan perubahan jadwal MotoGP yang tidak harus lebih banyak dilaksanakan di Spanyol. Hasil dari peninjauan ulang sirkuit tampaknya sudah mulai terlihat dengan kembalinya beberapa seri dan penambahan seri baru, seperti Brno, Argentina, India, dan Hungaria, dengan begini MotoGP bisa lebih menyeluruh.
"Kita tidak bisa terus menggelar empat Grand Prix di Spanyol," imbuhnya.
Lebih jauh lagi, Ezpeleta juga menegaskan bahwa kesempatan juga perlu diberikan kepada pembalap-pembalap yang lain. Baginya, variasi kebangsaan penting dilakukan sehingga tidak hanya fokus kepada orang-orang Spanyol dan Italia.
Lantas, bagaimana jika faktanya menyebutkan bahwa pembalap-pembalap yang hebat memang berasal dari negara-negara tertentu? Contohnya, pembalap Spanyol yang berkompetisi di MotoGP saat ini sudah terbukti memiliki kualitas yang bagus.
Apakah demi 'pemerataan' MotoGP harus merelakan rider-rider dengan bakat luar biasa ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita harus menunggu keputusan lebih lanjut dari CEO Dorna.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ducati Sudah Coba Komunikasi Radio di Tes MotoGP Barcelona, Begini Hasilnya
-
Pindah ke Yamaha, Pramac Ingin Pertahankan Mentalitas Seperti di Ducati
-
Respons Pecco Bagnaia Usai Tes Barcelona, Terpantau Rukun dengan Marquez
-
Kekurangan Suku Cadang untuk Diuji di Barcelona, Joan Mir Marah ke Honda
-
Prestasi Marc Marquez Pakai GP23 Buat Gigi Dall'Igna Tak Bisa Berkata-Kata
Artikel Terkait
-
Ducati Sudah Coba Komunikasi Radio di Tes MotoGP Barcelona, Begini Hasilnya
-
Pindah ke Yamaha, Pramac Ingin Pertahankan Mentalitas Seperti di Ducati
-
Banjir Bandang Spanyol 226 Jiwa Melayang, Ekonomi Terpuruk Rp342 Triliun
-
Respons Pecco Bagnaia Usai Tes Barcelona, Terpantau Rukun dengan Marquez
-
Kekurangan Suku Cadang untuk Diuji di Barcelona, Joan Mir Marah ke Honda
Hobi
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!
-
Rencana Timnas Indonesia Panggil 3 Bintangnya Buat Vietnam Ketakutan
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya
-
Maarten Paes Sebut Laga Kontra China dan Bahrain Sangat Penting, Mengapa?
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Shin Ye Eun dan Rowoon Bintangi Drama Saeguk Disney, 'The Murky Stream'