Timnas Indonesia U-20 harus mengakhiri kiprah mereka di gelaran Piala Asia U-20 dengan hasil yang cukup mengecewakan.
Diharapkan mampu melaju hingga minimal fase empat besar guna mengamankan satu tiket gelaran Piala Dunia U-20 di Chile, Pasukan Garuda Nusantara justru harus pulang awal karena kalah bersaing.
Menyadur laman AFC, anak asuh Indra Sjafri tersebut bahkan harus pulang dengan catatan yang cukup mengenaskan.
Selain hanya membawa pulang satu poin, Pasukan Muda Merah Putih juga harus pulang dengan catatan kebobolan enam gol dan hanya mampu melesakkan satu gol saja di sepanjang pagelaran.
Tak hanya itu, kepulangan Timnas Indonesia dari turnamen yang digelar di China tersebut juga seolah tak membawa pulang pembelajaran apapun.
Pasalnya, pembelajaran-pembelajaran yang seharusnya sudah mereka serap sedari awal turnamen berjalan, ternyata tak memberikan dampak yang positif, sehingga pada akhirnya menjadi berlarut-larut dan membuat mereka tersisih.
Seperti yang kita ketahui bersama, pada turnamen kali ini, pembelajaran terbesar yang seharusnya didapatkan oleh Dony Tri Pamungkas dan kolega adalah, peredaman terkait skema bola-bola udara dari lawan yang mereka hadapi.
Sedari laga pertama melawan Iran, pembelajaran ini sudah seharusnya mereka kuasai, sehingga di laga kedua melawan Uzbekistan dan laga ketiga melawan Yaman, mereka tak lagi menjadi pecundang ketika harus berduel bola atas dengan lawannya.
Namun apa yang terjadi? Pembelajaran mahal yang seharusnya sudah mereka dapatkan dan selesaikan PR-nya semenjak laga pertama melawan Iran, justru masih saja terlihat di laga-laga selanjutnya.
Melawan Uzbekistan di laga kedua, tercatat gawang Pasukan Muda Merah Putih terbobol dua kali melalui skema ini. Pun demikian ketika bertarung di laga terakhir melawan Yaman.
Meski tak kebobolan, namun para pemain Indonesia ini seolah tak belajar dari dua pertandingan sebelumnya. Mereka masih saja salah bertindak ketika lawannya melontarkan bola-bola udara yang kerap mengancam gawang.
Hingga berakhirnya keikutsertaan Pasukan Garuda Nusantara di turnamen kali ini, sepertinya memang tak ada pembelajaran berarti yang mereka dapatkan.
Secara, pembelajaran tentang bola atas yang selalu muncul di tiga laga yang mereka jalani saja bisa dikatakan tak benar-benar memberikan perkembangan yang berarti.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
-
Uji Coba Pertama Kontra Mali, Ada yang Kurang di Lini Tengah Timnas Indonesia SEA Games
-
Daftar 3 Pemenang FIFA Puskas Award Paling Underrated, Rizky Ridho Bisa Jadi Selanjutnya!
-
Langsung kepada FIFA, Evandra Florasta Ucap Pesan Perpisahan Pasca Tersingkir dari Piala Dunia
Artikel Terkait
Hobi
-
Youtuber Gaming Indonesia Raih Juara Dunia Lomba Build Minecraft MrBeast
-
Runner Up Kumamoto Masters 2025: Gregoria Mariska Tunjung Tetap Bersyukur
-
Skuad Australian Open 2025: Indonesia Kirim 13 Wakil Demi Buru Gelar
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Rizky Ridho Perpanjang Kontrak dengan Persija Jakarta, Tutup Pintu Aboard?
Terkini
-
Bukan Cuma Bungkuk, Ini 5 Cara Sederhana Mencegah Skoliosis Biar Gak Makin Parah
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ernest Prakasa Sebut Komedi Jalan Halus Kritik Tajam
-
4 Rekomendasi HP 1 Jutaan dengan Kamera Terbaik di 2025, Resolusi hingga 50MP!
-
Polemik Helwa Bachmid dan Habib Bahar: Klaim Istri Siri Dibantah Istri Sah?
-
Ditipu dan Terlilit Utang Miliaran, Fadil Jaidi Bantu Lunasi Utang Keluarga