Seiring dengan berakhirnya fase penyisihan grup di gelaran Piala Asia U-20, Timnas Indonesia harus mengakhiri pula kiprah mereka di gelaran.
Hanya mampu mengoleksi satu poin dari sekali hasil imbang melawan Yaman, Dony Tri Pamungkas harus rela terlempar dari persaingan menuju tangga terbaik.
Perjalanan Pasukan Garuda Nusantara di ajang Piala Asia U-20 ini sendiri memang menyisakan banyak hal menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah, bukti di lapangan yang menunjukkan bahwa sang pelatih, Indra Sjafri meninggalkan legacy alias warisan skema yang dikembangkan di era kepelatihan Shin Tae-yong.
Sekadar mengingatkan, formasi permainan Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong sendiri berfokus pada pertahanan, di mana dirinya menerapkan skema tiga bek sejajar dalam formasinya.
Selain menggunakan pakem 3-4-3, coach Shin juga kerap menerapkan formasi 5-3-2 yang dinamis menjadi 3-5-2 atau 3-4-3 ketika timnya menyerang. Namun demikian, apapun jenis formasi yang diterapkan di Timnas Indonesia, pelatih asal Korea Selatan tersebut selalu menyisakan tiga bek ketika timnya menyerang.
Dan pakem inilah yang sama sekali tak terlihat di tim asuhan Indra Sjafri saat berlaga di Piala Asia U-20 lalu. Pada rilisan laman match report transfermarkt maupun AFC, dalam tiga kali pertandingan melawan Iran, Uzbekistan maupun Yaman, Indra Sjafri tak sekalipun menerapkan skema andalan Shin Tae-yong tersebut.
Pada laga melawan Iran, coach Indra menerapkan formasi 4-2-3-1 di awal laga, di mana empat bek di timnya berisikan Buffon, Kadek Arel, Iqbal Gwijangge dan Dony Tri Pamungkas.
Sementara di laga kedua melawan Uzbekistan, coach Indra menerapak formasi 5-4-1, di mana lima bek dalam tim diisi oleh Buffon, Iqbal Gwijangge, Kadek Arel, Fava Sheva dan Dony Tri Pamungkas.
Dan di laga terakhir melawan Yaman, coach Indra kembali bereksperimen dengan memainkan skema 4-3-3, di mana empat beknya berisikan Mufli Hidayat, Kadek Arel, Sulthan Zaky dan Dony Tri Pamungkas.
Namun sayangnya, dari tiga formasi yang dimainkan oleh Indra Sjafri tersebut, tak ada satupun yang membuahkan kemenangan imbas belum jelasnya pola serangan dan skema permainan yang diperagakan oleh sang anak asuh.
Sepertinya coach Indra harus mulai mencari pakem permainan terbaik untuk dijadikan andalan, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Hati-Hati! Timnas Indonesia U-23 Bisa Gagal ke Semifinal Jika Kalah di Laga Kontra Mala
-
Bungkus 2 Kemenangan, namun Langkah Timnas Indonesia U-23 ke Semifinal Belum Sepenuhnya Aman
-
Jangan Terlalu Gembira, 2 PR Kembali Muncul Pasca Timnas U-23 Tumbangkan Filipina
-
Piala AFF U-23: Saat 2 Kekuatan Utama Filipina Menjadi Tak Berguna di Hadapan Timnas Indonesia
-
Piala AFF U-23, Kebangkitan Malaysia dan Pesta 7 Gol yang Berakhir dengan Sia-Sia
Artikel Terkait
-
Ole Romeny Sudah Resmi Pindah Federasi, Berpeluang Debut Lawan Australia
-
Potret Calon Pemain Timnas Indonesia Joey Pelupessy dengan Bendera RMS
-
Joey Pelupessy: Denny Landzaat Adalah Ayah Sepak Bola Saya
-
Joey Pelupessy: Orang Tua Saya Lahir di Belanda Makanya Nama Saya Begini
-
Breaking News! Emil Audero, Joey Pelupessy dan Dean James Resmi Dinaturalisasi PSSI
Hobi
-
BRI Super League: Alfredo Vera Dapat Gambaran Skuad Utama Madura United
-
Saddil Ramdani Rutin Konsultasi dengan Fisioterapis, Ini Perkembangan Kondisinya
-
AFF U-23: Thailand Ganyang Timor Leste, Timnas Indonesia Harus Waspada?
-
AFF U-23: Kadek Arel Ingin Tak Mau Sia-siakan Peluang saat Lawan Malaysia
-
Momen Spesial di Sprint Race MotoGP Ceko 2025: Duo KTM Akhirnya Naik Podium
Terkini
-
Review Anime Bungou Stray Dogs Season 2, Masa Lalu Kelam Dazai Terungkap
-
Onew SHINee Ajak Shawol Jalan Berdampingan di Lagu Walk With You
-
Shatterd oleh 1VERSE: Ungkapan Emosional Saat Terjebak di Tengah Kekacauan
-
Ulasan Buku I Am Malala:Satu Pena, Satu Suara, dan Perubahan yang Nyata
-
Hati-Hati! Timnas Indonesia U-23 Bisa Gagal ke Semifinal Jika Kalah di Laga Kontra Mala