Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Carlos Pena, pelatih Persija Jakarta. (ligaindonesiabaru.com)

Manajemen Persija Jakarta resmi pecat Carlos Pena usai hasil mengecewakan dalam pertandingan pekan ke-30 BRI Liga 1 2024/25. Keputusan ini diambil setelah perjalanan yang cukup panjang selama 30 pekan kompetisi domestik berlangsung.

Dalam periode tersebut, Carlos Pena mampu membawa Persija meraih 13 kemenangan, delapan kali hasil imbang, dan sembilan kali menelan kekalahan. Terbaru, mereka ditaklukkan Semen Padang FC yang berstatus sebagai tim papan bawah.

Catatan itu sebenarnya cukup solid, tetapi masih belum mampu memenuhi target besar yang diusung tim Macan Kemayoran untuk finis di urutan empat besar klasemen akhir. Sebab kekalahan atas Semen Padang membuat kesebelasan kebanggaan Jakmania ini harus kehilangan tiga poin berharga.

Pihak klub mengaku keputusan ini bukan hal yang mudah. Dedikasi dan komitmen Pena dinilai cukup baik selama menukangi tim. Namun, performa yang tidak konsisten di putaran kedua membuat Persija harus mengambil langkah strategis.

Persija butuh perubahan segera. Perpisahan dengan Carlos Pena menjadi interpretasi dari semangat perubahan itu dan bagi kami situasi ini adalah dinamika profesionalisme semata,” ujar Direktur Persija, Mohamad Prapanca sebagaimana merujuk ligaindonesiabaru.com pada Kamis (1/5/2025).

Keputusan ini dipandang sebagai respons dari menurunnya performa tim dalam beberapa laga terakhir. Persija hanya mampu meraih satu kemenangan dari lima pertandingan terakhirnya. Kekalahan dari tim papan bawah seperti Semen Padang turut memperburuk posisi klub di klasemen.

Tren negatif tersebut membuat peluang Persija bertahan papan atas kian menipis. Maka, perubahan pun dianggap sebagai kebutuhan mendesak agar tim tetap bisa bersaing di papan atas.

Selanjutnya kami menunjuk Coach Ricky Nelson sebagai pelatih caretaker hingga musim ini berakhir. Kami berharap sebagai nakhoda dirinya mampu memberikan efek positif bagi tim,” lanjut Prapanca.

Carlos Pena bukan satu-satunya sosok yang hengkang dari tim pelatih Persija. Klub juga resmi berpisah dengan Robert Carl Morledge yang selama ini berperan sebagai pelatih fisik.

Terima kasih untuk Carlos Pena dan Robert Morledge. Persija berharap keduanya bisa menapaki kesuksesan di perjalanan karier selanjutnya,” ujar Prapanca menambahkan.

Berpisah di Akhir Musim, Persija Ambil Keputusan Tepat?

Langkah pemecatan Pena sejatinya bukan sekadar hukuman, melainkan bentuk evaluasi menyeluruh demi menjaga atmosfer ruang ganti. Manajemen berharap keputusan ini bisa membangkitkan motivasi para pemain dalam menghadapi empat laga tersisa.

Lebih jauh, keputusan ini dinilai tepat secara profesional. Lantaran manajemen menganggap performa Pena belum mampu membawa Persija mencapai hasil terbaik musim ini.

Ricky Nelson kini diandalkan sebagai solusi jangka pendek. Meski hanya bertindak sebagai caretaker, ekspektasi terhadapnya cukup tinggi, mengingat pentingnya poin di empat laga sisa yang bisa menentukan nasib tim.

Sementara itu, para penggemar Persija tampaknya masih terbagi dalam menyikapi pemecatan ini. Beberapa menilai Pena layak diberi waktu lebih, namun sebagian lainnya mendukung penuh keputusan manajemen.

Secara matematis, Persija masih punya peluang untuk menembus empat besar klasemen, namun syaratnya adalah sapu bersih kemenangan di sisa laga. Hal inilah yang menjadi tantangan utama bagi Ricky Nelson.

Keputusan manajemen ini menjadi cerminan dari realitas profesional di dunia sepak bola, hasil menjadi tolok ukur utama. Meski Pena menunjukkan etos kerja baik, hasil di lapangan tetap menjadi penentu nasib seorang pelatih.

Pemecatan Carlos Pena disebut-sebut sebagai langkah strategis dari manajemen Persija Jakarta demi menjaga asa lolos ke zona Championship Series. Dengan menunjuk Ricky Nelson sebagai pelatih caretaker, klub berharap bisa mengubah situasi dan menutup musim dengan hasil maksimal.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.