Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Jens Raven Saat Membela Timnas Indonesia U-20. (instagram.com/@jensraven9)

Baru-baru ini ketua umum PSSI, Erick Thohir menjadi perbincangan di beberapa media dan fans timnas Indonesia. Melansir dari akun instagram @kitagaruda.id, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN Republik Indonesia tersebut menyebut bahwa memiliki rencana untuk menambah pemain naturalisasi di skuad timnas Indonesia, khususnya di sektor lini serang. Hal ini sendiri didasari oleh kondisi kedalaman skuad timnas yang dirasa masih kurang memadai di beberapa sektor.

Di posisi bek kanan, bek kiri, dan bek tengah, sudah aman. Untuk posisi di lini tengah juga sudah oke, mungkin kurang satu atau dua pemain lagi, termasuk juga kami perlu menambah lagi kekuatan di lini depan. Dari sana saya rasa keseimbangannya sudah sangat bagus,” ujar Erick Thohir.

Pernyataan yang diutarakan oleh Erick Thohir tersebut memanglah cukup beralasan dikarenakan lini serang timnas Indonesia memang masih belum terlalu memadai. Pasalnya, saat ini baru ada 3 nama pemain keturunan yang ada di skuad timnas Indonesia, yakni Ole Romeny, Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick. Akan tetapi, hanya nama Ole Romeny saja yang merupakan striker murni di skuad timnas Indonesia.

Striker keturunan Belanda-Indonesia tersebut memang baru menjalani 2 laga bersama timnas Indonesia sejauh ini. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, Ole Romeny sendiri sudah mencetak 2 gol bagi timnas Indonesia. Namun, kendati sudah membuktikan kualitasnya di lini depan timnas Indonesia, tentunya skuad garuda masih memerlukan pemain lainnya guna menjadi pelapis dari penyerang klub Oxford United tersebut.

Perlu Striker Tajam, Jens Raven Bisa Menjadi Solusi untuk Timnas Senior?

Kendati Erick Thohir berkeinginan menambah amunisi pemain naturalisasi atau keturunan di sektor lini depan, sejatinya ada satu nama pemain yang perlu dipertimbangkan jika timnas Indonesia memerlukan striker baru. Pemain tersebut adalah Jens Raven. Nama Jens Raven tentunya bukanlah nama asing bagi penggemar sepakbola Indonesia. Striker berusia 19 tahun ini merupakan punggawa timnas Indonesia U-20 dan menjadi striker andalan skuad garuda U-20 saat ini.

Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), Jens Raven yang resmi dinaturalisasi dan membela timnas Indonesia sejak tahun 2024 silam memang dianggap sebagai salah satu sosok striker tajam di lini depan timnas Indonesia, khususnya di timnas Indonesia U-19 dan U-20. Tercatat, dirinya sudah bermain sebanyak 17 kali dan mencetak total 8 gol serta 2 assist bagi skuad garuda muda.

Rekor ini terbilang cukup bagus mengingat dirinya baru dinaturalisasi selama kurang lebih 1 tahun. Oleh karena itu, wajar kiranya jika banyak pihak yang merekomendasikan Jens Raven untuk promosi ke skuad timnas Indonesia senior jika diperlukan. Hal ini mengingat dirinya sudah berstatus sebagai WNI dan tentunya sudah tersedia untuk membela timnas senior.

Lantas, apakah dalam waktu dekat Jens Raven akan dipanggil memperkuat timnas Indonesia senior? Hal tersebut bisa saja iya, bisa saja tidak. Kendati cukup tajam di lini depan bersama timnas Indonesia U-20, Jens Raven masih memiliki usia yang cukup muda, yakni 19 tahun. Oleh karena itu, wajar kiranya jika dirinya lebih baik promosi secara bertahan dan dimulai dari skuad timnas Indonesia U-23.

Belum lagi pada tahun 2025 ini timnas Indonesia U-23 memiliki 2 agenda penting, yakni AFF Cup U-23 2025 yang digelar pada bulan Juli 2025 dan juga babak kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan digelar pada bulan September 2025 nanti. Pelatih timnas Indonesia U-23, yakni Gerald Vanenburg kemungkinan besar akan memanggil nama Jens Raven ke skuad timnas U-23 mengingat performanya yang cukup baik bersama timnas U-20.

Momen inilah yang tentunya diharapkan bisa menjadi ajang pembuktian bagi Jens Raven agar dia benar-benar bisa dipandang layak untuk promosi ke skuad timnas senior. Jika dirinya bisa membuktikan kualitasnya bersama timnas Indonesia U-23 nantinya, bukan tak mungkin dirinya akan segera dipanggil memperkuat timnas senior oleh Patrick Kluivert.

zahir zahir