Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Desyta Rina Marta Guritno
Alex Rins (Instagram/@alexrins)

Performa Yamaha di awal musim MotoGP 2025 cukup mencuri perhatian. Tim pabrikan asal Jepang ini sempat menunjukkan perlawanan lewat sejumlah penampilan impresif dari pembalap andalannya, Fabio Quartararo.

Namun, di balik sorotan positif tersebut, terselip sebuah fakta yang mungkin tak banyak dibahas, yakni adanya kesenjangan performa yang mencolok antara dua pembalapnya, yakni  Fabio Quartararo dan Alex Rins.

Quartararo tampil meyakinkan sejak seri-seri awal. Ia berhasil mengamankan empat pole position, dengan tiga di antaranya diraih secara beruntun alias hattrick.

Tak hanya cepat saat start, Quartararo juga sempat naik podium beberapa kali dan hampir mengklaim kemenangan di GP Inggris, sebelum akhirnya harus puas melewatkan kesempatan emas itu karena masalah teknis.

Secara keseluruhan, performa Fabio menunjukkan bahwa ia masih menjadi tulang punggung Yamaha, sosok yang dapat diandalkan untuk bersaing dengan para pembalap papan atas.

Di sisi lain, Alex Rins menghadapi musim yang jauh lebih menantang. Sejak bergabung dengan Yamaha pada 2023 lalu, Rins belum menunjukkan peningkatan signifikan.

Musim pertamanya di tim ini bahkan dilalui dengan bayang-bayang cedera berat yang sempat ia alami sebelumnya. Harapan untuk bangkit dan menunjukkan kualitasnya di 2 musim berikutnya ternyata juga belum membuahkan hasil sesuai ekspektasi.

Hingga pertengahan musim, posisi terbaik yang berhasil ia capai masih tertinggal jauh dari rekan setimnya. Satu-satunya hasil yang bisa disebut menonjol adalah finis di posisi delapan pada GP Malaysia musim lalu, serta start terbaiknya yang juga berada di posisi delapan saat GP Catalunya.

Ketimpangan ini kian mencolok ketika melihat posisi klasemen sementara. Rins kini berada di urutan ke-18 dengan total 42 poin, angka yang terbilang rendah untuk pembalap sekelasnya.

Meski masih terikat kontrak dengan Yamaha hingga akhir musim 2026, spekulasi seputar masa depannya mulai bermunculan. Banyak yang meragukan apakah Yamaha akan tetap mempertahankannya di tim pabrikan setelah musim ini berakhir.

Salah satu rumor yang beredar menyebutkan kemungkinan Rins akan dipindahkan ke tim satelit Yamaha, yakni Pramac Racing, untuk musim 2026.

Namun kabar tersebut masih belum mendapat konfirmasi resmi, dan sejauh ini, tidak pernah ada kasus Yamaha mengambil keputusan berani dengan memutus kontrak lebih awal, sesuatu yang jarang dilakukan oleh tim pabrikan asal Jepang, kecuali ada alasan yang benar-benar mendesak.

Alex Rins sendiri tidak menutup mata terhadap situasi ini. Ia secara terbuka mengakui bahwa dirinya tertinggal dibandingkan Fabio Quartararo. Kesadaran itu tak serta merta membuatnya patah semangat, namun tetap menjadi tekanan tersendiri.

Apalagi, dengan banyaknya pembalap muda yang mulai mencuri perhatian di kelas Moto2 dan siap naik ke MotoGP dalam waktu dekat, Rins kini berada di posisi yang cukup rawan.

"Selisih antara Fabio dan saya hanya dalam satu putaran. Dia mampu meraih pole position, dia sudah empat kali tahun ini, dan dia memulai balapan dari posisi yang jauh lebih tinggi," ujar Rins, dilansir dari laman Autosport.

Jika tidak segera menunjukkan progres yang signifikan, peluangnya untuk bertahan di MotoGP pasca 2026 bisa sangat tipis. Kondisi ini menempatkan Yamaha pada posisi yang dilematis.

Di satu sisi, mereka memiliki Quartararo yang terus bersinar, namun di sisi lain, Rins belum mampu mengimbangi performa tim. Akankah Yamaha mempertahankan kesetiaannya pada Rins hingga akhir kontrak, atau justru mulai mempertimbangkan opsi lain untuk masa depan tim?

Waktu yang akan menjawab, tapi satu hal yang pasti, Rins perlu lebih dari sekadar kerja keras untuk memperbaiki keadaan dan menyelamatkan tempatnya di kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia ini.

Desyta Rina Marta Guritno