Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (Instagram/erickthohir)

Naturalisasi pemain muda keturunan Belanda-Indonesia, Mauro Zijlstra akhirnya mencapai tahap penting dalam proses administrasi. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan pembaruan mengenai status terbaru sang striker yang dinilai potensial memperkuat lini serang Timnas Indonesia.

Menurut Erick, surat permohonan naturalisasi Mauro telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah mendukung upaya peremajaan skuad Garuda, khususnya di lini depan yang kerap dinilai kurang produktif.

"Nah, sekarang saya mengucapkan terima kasih. Bapak Presiden sudah menandatangani surat naturalisasi Mauro. Ini sudah ada di DPR," kata Erick dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, melansir Antara News pada Kamis (31/7/2025).

Namun, proses tersebut belum bisa langsung berlanjut. Erick menjelaskan bahwa DPR saat ini sedang dalam masa reses, sehingga tahapan selanjutnya baru bisa diproses pada bulan Agustus mendatang.

"Saya sudah komunikasi dengan DPR. Insyaallah DPR mendukung. Kita tunggu," tambahnya, memberi harapan bahwa proses ini akan berjalan lancar.

Zijlstra yang kini berusia 20 tahun tengah membela FC Volendam di Liga Belanda. Musim lalu, ia tampil impresif bersama tim muda Volendam dengan torehan 17 gol dan 4 assist dari 21 laga, sebelum akhirnya menembus tim utama dan tampil sebanyak 7 kali di kompetisi domestik, termasuk Piala Belanda.

Kehadiran Mauro dinilai krusial dalam skema regenerasi Timnas Indonesia. Erick menyebut bahwa striker muda ini akan diproyeksikan terlebih dahulu untuk memperkuat Timnas U-23, khususnya di babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan digelar September mendatang di Sidoarjo.

"Karena Mauro ini juga bagian regenerasi. Kita ingat ya, striker kita cuma satu. Kemarin cedera si Ole Romeny. Tetapi karena Mauro ini U-20, bisa juga kita coba dulu di U-23. Kalau ternyata bagus, bisa juga ke tim senior," jelas Erick.

Meski menjanjikan, Ketum PSSI menegaskan bahwa tidak ada jaminan Mauro akan langsung masuk ke tim senior. Ia tetap harus melewati tahapan seleksi dan pembuktian di level kelompok umur lebih dahulu.

"Jangan juga kita para pemain naturalisasi ini langsung kita janji senior ya, 'Pokoknya Anda ke senior'. Tidak. Kita harus membagi strata tim nasional," tambahnya tegas.

Selain Mauro, Erick juga mengungkapkan bahwa tiga pemain timnas putri, yakni sabel Kopp, Isabelle Nottet, dan Pauline van de Pol juga telah mendapat tanda tangan persetujuan naturalisasi dari Presiden dan kini masuk ke proses DPR.

Menakar Peluang Kontribusi Mauro Zijlstra

Melihat dari rekam jejak performa Mauro Zijlstra di Belanda, potensi kontribusinya di Timnas Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Di level junior, ia mencetak 17 gol dan 7 assist dalam satu musim, serta mencatatkan total 42 gol dan 18 assist dalam 72 pertandingan di tim U18 dan U21.

Tak hanya itu, dalam laga uji coba pramusim bersama FC Volendam, Mauro menunjukkan tajinya dengan mencetak enam gol dalam satu pertandingan melawan Beemster Selectie. Ketajamannya dari berbagai skema serangan menandakan kematangan teknik dan naluri gol yang tinggi.

Walaupun di level senior ia masih dalam tahap adaptasi dan belum mencetak gol, menit bermainnya perlahan meningkat. Klub menunjukkan kepercayaan penuh pada dirinya sebagai striker masa depan.

Dengan usia yang masih sangat muda dan pengalaman bermain di liga Eropa yang kompetitif, Zijlstra dinilai layak menjadi bagian dari rencana jangka panjang Timnas Indonesia, baik di level U-23 maupun senior.

Erick Thohir sendiri menekankan pentingnya keberadaan Mauro sebagai solusi atas minimnya stok penyerang murni di tim nasional. Setelah cedera yang dialami Ole Romeny, keberadaan Zijlstra bisa menjadi angin segar untuk lini depan Garuda.

Tak hanya dari sisi teknis, kehadiran Mauro juga dipandang strategis dalam proses regenerasi. PSSI tidak ingin terus-menerus mengandalkan pemain naturalisasi usia matang. Dengan merekrut pemain muda seperti Zijlstra, transisi skuad dapat berjalan lebih alami.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa proses naturalisasi bukan sekadar soal legalitas. Erick menyebut pentingnya komitmen dari pemain dan keluarganya untuk benar-benar membela Merah Putih.

Rana Fayola R.