Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Desyta Rina Marta Guritno
Marc Marquez dan Pecco Bagnaia (Instagram/@ducaticorse)

Sepanjang kiprahnya di kelas utama MotoGP, Marc Marquez telah berpasangan dengan sejumlah pembalap ternama, namun tak semuanya mampu tampil menonjol di samping Sang Juara Dunia delapan kali itu.

Perjalanan Marc bersama para rekan setimnya menghadirkan berbagai cerita yang menarik, mulai dari hubungan yang solid, persaingan yang ketat, hingga perbedaan nasib yang mencolok.

Ketika Marquez pertama kali menjajakkan kaki di kelas MotoGP pada 2013, ia langsung ditempatkan di tim pabrikan Honda dan berduet dengan Dani Pedrosa. Duet ini cukup berkesan bagi penggemar.

Pedrosa, yang saat itu sudah menjadi andalan Honda selama bertahun-tahun, harus menghadapi kehadiran anak baru yang langsung tampil mendominasi.

Perlahan tapi pasti, sorotan mulai bergeser dari Pedrosa ke Marquez, yang dengan cepat menjelma sebagai bintang baru MotoGP. Kendati demikian, hal ini tidak menimbulkan konflik apa pun di antara keduanya.

Setelah Pedrosa memutuskan pensiun dari balap penuh waktu, Honda merekrut Jorge Lorenzo untuk musim 2019. Keputusan ini sempat mengejutkan karena Lorenzo, yang juga seorang juara dunia, datang dengan segudang pengalaman dari Yamaha dan Ducati.

Namun sayangnya, masa baktinya bersama Honda berlangsung singkat, Lorenzo tak mampu menunjukkan kemampuannya seperti di masa jayanya.

Usai kepergian Lorenzo, Honda mengambil langkah berani dengan merekrut Alex Marquez, adik kandung Marc, pada 2020. Namun pada kenyataannya, Marc mengalami cedera serius di awal musim dan tak turun balapan, sehingga keduanya tidak sempat benar-benar bersaing sebagaimana rekan setim yang seharusnya.

Musim berikutnya, posisi Alex digantikan oleh Pol Espargaro, lalu oleh Joan Mir pada 2023. Mir sendiri datang dengan status juara dunia MotoGP 2020, tapi sayangnya tak banyak yang bisa ia perbuat dengan motor Honda yang terus menurun performanya.

Kemudian pada 2024, Marc memutuskan hengkang dari Honda dan mencari tantangan baru bersama Gresini Racing, tim satelit Ducati. Di sana, ia benar-benar satu tim dengan adiknya, Alex, dan menjalin kerja sama yang sangat akrab. Hubungan mereka sebagai kakak-adik membuat suasana tim menjadi lebih cair, namun tetap kompetitif.

Kini, memasuki musim 2025, Marc telah naik ke tim pabrikan Ducati dan menjadi tandem dari Pecco Bagnaia, juara dunia dua kali yang juga tengah berada di puncak performanya.

Menariknya, dari tiga rekan setim Marc Marquez yang menyandang gelar juara dunia MotoGP, yakni Jorge Lorenzo, Joan Mir, dan Pecco Bagnaia. Belum ada satu pun dari mereka yang mampu mengungguli Marc saat berada dalam satu tim.

Entah kebetulan atau tidak, performa rekan setim Marc sering kali justru menurun ketika berbagi garasi dengannya. Melihat data yang ada di situs resmi MotoGP, motogp.com, Dani Pedrosa gagal mempertahankan posisi runner-up-nya saat musim pertama bersama Marc Marquez.

Jorge Lorenzo finis di posisi 19 klasemen akhir tahun 2019, saat Marquez meraih gelar juara dunia. Alex Marquez juga belum pernah mengungguli Sang Kakak saat keduanya berbagi ruang di Honda dan Gresini. Kemudian, Pol Espargaro dan Joan Mir yang peringkatnya selalu berada di bawah Marquez di klasemen akhir.

Sekarang, giliran Pecco Bagnaia. Juara dunia 2022 dan 2023 tersebut tak berdaya musim ini, sejatinya karena dia mengalami masalah dengan motor GP25, tapi secara kebetulan itu terjadi saat Marc Marquez baru datang ke Ducati pabrikan.

Bukan berarti Marc menjadi penyebab turunnya performa mereka, tentu ada banyak faktor lain yang ikut berperan, motor yang sulit dikendarai, adaptasi yang belum maksimal, hingga kondisi fisik yang tidak mendukung.

Namun, secara tidak sengaja pola ini konsisten terjadi. Seolah kehadiran Marc di sebuah tim menciptakan standar yang sangat tinggi, hingga membuat rekan setimnya terlihat kurang bersinar.

Apa pun penyebabnya, hal ini semakin menegaskan reputasi Marc Marquez sebagai pembalap terbaik, ikon tim, dan ke mana pun ia pergi, selalu menjadi pusat perhatian semua orang.

Desyta Rina Marta Guritno