Sudah hampir satu dekade sejak drama panas yang menyangkut dua ikon MotoGP, Marc Marquez dan Valentino Rossi, meledak di musim 2015. Sejak saat itu, berita di antara keduanya terus menjadi topik yang sensitif dan trending di kalangan penggemar maupun media.
Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana perasaan keduanya saat ini satu sama lain, tetapi publik seolah tak pernah lelah mengaitkan mereka dalam berbagai isu.
Baru-baru ini, nama Rossi kembali terseret dalam perbincangan, bukan karena kontroversi baru, tetapi karena komentar mengejutkan dari Marc Marquez.
Dalam sebuah sesi wawancara santai yang diunggah oleh akun X, @bikesontnt, pembalap asal Spanyol itu ditantang untuk menyusun starting grid impiannya atau formasi para pembalap terbaik menurut versinya sendiri.
Tanpa ragu, Marquez menyebutkan enam nama yang menurutnya pantas berada di grid terdepan, mereka adalah Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, Casey Stoner, Mick Doohan, dan dirinya sendiri.
Penyebutan nama Rossi jelas langsung mencuri perhatian. Bukan karena Rossi tak layak masuk daftar, melainkan karena hubungan pribadi mereka yang selama ini dianggap dingin dan tegang. Menyematkan nama Rossi di antara pembalap yang dia hormati seakan menunjukkan bahwa Marquez telah melewati masa lalu yang kelam.
Seolah ada upaya tulus dari dirinya untuk mengakui pencapaian dan pengaruh besar Rossi dalam sejarah MotoGP, terlepas dari kisah pahit yang dulu sempat membuat keduanya bersitegang.
Menariknya, setelah pernyataan Marquez ini tidak ada tanggapan khusus dari Rossi. Selama ini, kita mengetahui bahwa The Doctor memang jarang buka suara soal masalahnya dengan Marquez, seolah dia memilih untuk diam.
Ini bukan hal yang baru, Rossi dalam beberapa tahun terakhir memang lebih memilih menjaga jarak dari masalah lawas tersebut, berusaha fokus membangun akademi balapnya dan membina generasi baru, ketimbang melibatkan diri dalam sorotan media yang terus-menerus membongkar masa lalu.
Diamnya Rossi bisa dimaknai sebagai bentuk kedewasaan pula. Ia mungkin paham bahwa setiap kalimat yang keluar dari mulutnya bisa kembali membuka luka lama dan menjadi bahan spekulasi publik. Maka, daripada memperpanjang narasi yang tak produktif, ia memilih membiarkan waktu dan sikap masing-masing yang berbicara.
Satu hal yang pasti, meski keduanya mungkin tak akan pernah benar-benar berdamai secara terbuka, ada semacam pengakuan diam-diam bahwa satu sama lain pernah memiliki peran penting dalam perjalanan karier masing-masing.
Rossi sendiri merupakan sosok idola bagi Marc Marquez dan menjadi inspirasi bagi The Baby Alien dalam menjalani kariernya di MotoGP. Mereka berdua kemudian bertemu sebagai rival di MotoGP 2013, saat Marquez naik kelas pertama kali ke MotoGP.
Hubungan keduanya berjalan baik, mereka juga kerap mengucapkan selamat satu sama lain saat salah satunya menang. Namun, semua berubah ketika Valentino Rossi tengah berjuang untuk meraih gelar juara dunia tahun 2015, saat itu Rossi bertarung melawan rekan setimnya sendiri, Jorge Lorenzo.
Rossi menuding Marc Marquez melindungi Lorenzo agar Lorenzo bisa meraih gelar juara dunia. Sejak saat itu, hubungan keduanya terus memanas dan penuh ketegangan, bahkan sampai Rossi sudah meninggalkan kompetisi ini sekalipun.
Dalam dunia balap yang penuh persaingan keras dan ego tinggi, keberanian Marquez menyebut nama Rossi dalam daftar impiannya setidaknya menunjukkan bahwa ia bisa mengesampingkan emosi pribadi demi mengapresiasi sejarah. Dan meskipun Rossi tak menjawab, sikapnya yang tenang bisa jadi justru menjadi pernyataan yang paling bijak dari semuanya.
Saat ini hubungan keduanya memang tidak sepenuhnya baik, tapi mereka juga tidak pernah saling melempar sindiran yang memanaskan suasana, seolah ingin mengubur dalam-dalam masalah yang sudah terjadi di masa lampau tersebut.
Baca Juga
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
-
Terdepak dari Pramac, Miguel Oliveira: Keputusan Ini Mengejutkan Saya
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
Artikel Terkait
Hobi
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Isyarat Kecurangan Tim Tuan Rumah
-
Futsal Pakai Musik, Bikin Main Makin Asyik!
-
Mengulik Sejarah Perkembangan Futsal di Indonesia
-
Rizky Ridho Ngamuk? Strategi Diving Bali United Kacaukan Skenario Persija Jakarta
Terkini
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Daniel Craig akan Terus Main di Seri Knives Out, Asal Syarat Ini Dipenuhi
-
Sakura dalam Pelukan: Hangatnya Cinta Ayah yang Jarang Diceritakan
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh