Futsal kini bukan hanya sekadar olahraga biasa. Dari anak-anak hingga orang dewasa, pria maupun wanita, semua bisa menikmatinya dengan tujuan yang beragam. Ada yang menjadikannya hobi, menjaga kesehatan, hingga menjadikannya jalan untuk meraih prestasi. Bahkan, futsal kini memikul harapan besar. Bukan hanya dari atlet, tapi juga keluarga, sekolah, pelatih, hingga negara.
Namun sebelum kita melihat sejauh apa futsal berkembang, penting untuk menengok kembali sejarah futsal. Olahraga ini pertama kali lahir pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay, berkat Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina. Kala itu, hujan deras membuat timnya tak bisa berlatih di lapangan besar, sehingga permainan dipindahkan ke dalam ruangan. Dari momen sederhana inilah futsal lahir.
Seperti namanya, istilah “futsal” berasal dari gabungan kata futbol (sepak bola) dan sala (ruangan). Jadi, secara harfiah futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Pada awalnya aturan futsal mirip dengan sepak bola, hanya saja dimainkan di lapangan kecil, ukuran bola lebih kecil dan berat, serta jumlah pemain hanya lima orang per tim.
Sejarah futsal kemudian berkembang pesat di Amerika Selatan. Brasil menjadi salah satu negara yang menjadikan futsal sebagai pusat permainan dan bahkan melahirkan banyak legenda sepak bola dunia. Keunikan futsal yang lebih simpel dan fleksibel membuat olahraga ini cepat menyebar dan dicintai banyak kalangan.
Pada tahun 1974, lahirlah FIFUSA (Federation Internationale de Futebol de Salao) di Sao Paulo, Brasil, sebagai organisasi resmi futsal internasional. Lalu di tahun 1982, kejuaraan dunia futsal pertama digelar oleh FIFUSA di Brasil, dengan Brasil keluar sebagai juara. Momentum ini menjadi tonggak besar dalam sejarah futsal.
Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1985, FIFA mengakui futsal secara resmi. Piala Dunia Futsal pertama di bawah naungan FIFA digelar pada 1989 di Belanda, menandai era baru olahraga ini di panggung internasional. Sejak itu, futsal semakin populer di berbagai benua.
Di Indonesia, perkembangan futsal memang tidak secepat negara-negara lain. Namun kini sudah ada kompetisi nasional, seperti Liga Futsal Indonesia dan turnamen besar seperti AXIS Nation Cup yang diadakan oleh axis.co.id. Ajang ini bukan sekadar pertandingan, melainkan wadah bagi anak muda untuk mengasah bakat, menunjukkan kreativitas, hingga membangun mimpi besar. Info selengkapnya bisa dicek di anc.axis.co.id dan axis.co.id.
Futsal pun kini telah menjadi bagian dari gaya hidup. Meski kita hidup di era digital, olahraga ini tetap digemari. Banyak pelajar, mahasiswa, hingga pekerja yang menjadikan futsal sebagai cara untuk bersenang-senang, melepaskan stres, dan menjaga kekompakan bersama teman. Bahkan ada yang menjadikannya rutinitas wajib, jika tidak futsal seminggu sekali, rasanya ada yang kurang.
Selain menyenangkan, futsal juga terbukti bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Permainan yang intens dan cepat membantu meningkatkan kebugaran tubuh, melancarkan peredaran darah, hingga menekan hormon stres. Tak heran banyak yang mengatakan futsal bukan hanya olahraga, melainkan terapi sekaligus gaya hidup.
Melihat sejarah futsal, dari Montevideo hingga mendunia, jelas bahwa olahraga ini telah melampaui sekadar permainan bola lima lawan lima. Ia telah menjadi bagian dari budaya, gaya hidup, hingga harapan masa depan banyak orang. Kini, futsal juga membuka jalan bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri, baik sebagai atlet, penulis, maupun kreator konten.
AXIS Nation Cup 2025 hadir menjadi bukti nyata bahwa futsal adalah panggung untuk semua orang. Mulai dari pemain, penulis, hingga penonton bisa ikut merasakan euforia dan kebersamaan. Jadi, siapa tahu dari sejarah futsal yang panjang ini, kita bisa melahirkan bintang baru dari Indonesia.
Baca Juga
-
Ukuran Lapangan Futsalnya Sama, Tapi Cerita di Dalamnya Selalu Berbeda
-
Formasi Futsal dan Mimpi Besar Generasi Muda di Lapangan AXIS Nation Cup
-
Perlengkapan Futsal Wajib Punya, Siap Gaspol dan Kece di AXIS Nation Cup
-
Bukan Asal Tendang, Ini Peraturan Futsal Biar Siap Unjuk Gigi di Lapangan
-
Ulasan Film China Mumu: Hangatnya Cinta Ayah yang Tak Pernah Terucap
Artikel Terkait
-
Ukuran Lapangan Futsalnya Sama, Tapi Cerita di Dalamnya Selalu Berbeda
-
Ketika Strategi Bertemu Kreativitas: Seni Bermain Futsal
-
Formasi Futsal dan Mimpi Besar Generasi Muda di Lapangan AXIS Nation Cup
-
Dari Lapangan ke Lifestyle: Futsal sebagai Bahasa Gaul Anak Muda
-
Futsal sebagai Cerminan Ekonomi Mikro di Lingkup Generasi Muda
Hobi
-
Ivar Jenner Menepi, Timnas Indonesia Langsung Alami Kerugian di Dua Level Sekaligus
-
Ukuran Lapangan Futsalnya Sama, Tapi Cerita di Dalamnya Selalu Berbeda
-
BRI Super League: Persib Bandung Gagal Menang, Bojan Hodak Kritik Performa Timnya
-
Batal Jumpa Kuwait, Indonesia Hanya Lawan Lebanon di FMD Bulan September?
-
BRI Super League: Paksa PSBS Biak Berbagi Poin, Persis Solo Tampil Ngotot
Terkini
-
Kepergok Ciuman di Jalan, Harry Styles Berkencan dengan Zoe Kravitz
-
Heboh DPR Joget di Tengah Isu Gaji Fantastis: Uya Kuya dan Eko Patrio Langsung Gercep Klarifikasi
-
XOXZ oleh IVE: Tentang Mimpi, Fantasi, dan Kegembiraan Cinta yang Memuncak
-
Praktis & Stylish, Intip 4 Gaya Harian Sat Set ala Ryujin ITZY
-
Review Film Fixed: Di Luar Ekspektasi, Animasi yang Dijejali Komedi Cabul