Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Pertandingan Timnas Indonesia vs Lebanon di FIFA Matchday. (Instagram/@timnasindonesia)
Rana Fayola R.

Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Lebanon pada agenda FIFA Match Day hari Senin (8/9/2025) di Stadion Gelora Bung Tomo, berlangsung panas dan penuh tensi.

Meski tampil dominan dan terus menekan sejak menit awal, skuad Garuda gagal mencetak gol. Tak hanya itu, laga ini juga diwarnai ledakan emosi yang memuncak akibat insiden pelanggaran keras yang memicu keributan kecil antar pemain.

Pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0, sebuah hasil yang cukup mengecewakan bagi Timnas Indonesia mengingat mereka lebih banyak menguasai jalannya laga.

Dalam 90 menit plus injury time, pasukan Patrick Kluivert terus mencoba menembus pertahanan rapat Lebanon yang bermain sangat defensif.

Sebagaimana melansir Antara News, dominasi Indonesia terlihat jelas sejak peluit kick off dibunyikan. Trio serang Stefano Lilipaly, Miliano Jonathans, dan Mauro Zijlstra berkali-kali mencoba menciptakan peluang.

Namun upaya mereka masih belum menemui sasaran. Kesigapan lini belakang Lebanon dan penampilan solid kiper mereka menjadi penghalang utama.

Pasukan Merah Putih yang menerapkan formasi 4-3-3 bermain agresif dengan penguasaan bola yang tinggi. Pemain-pemain seperti Kevin Diks dan Jay Idzes kerap ikut membantu serangan, sementara Emil Audero tampil stabil di bawah mistar. Sayangnya, lini depan Timnas belum cukup tajam untuk mengkonversi peluang menjadi gol.

Kronologi Emosi Pemain Timnas Indonesia Terpancing, Jangan sampai Terulang?

Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia bersitegang dengan pesepak bola Timnas Lebanon dalam FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/9/2025). [ANTARA FOTO/Rizal Hanafi]

Titik panas pertandingan mulai muncul di menit ke-26. Saat itu, winger muda Miliano Jonathans mendapat pelanggaran keras dari pemain Lebanon, Hussein Sharafeddine. Tindakan tersebut langsung menyulut kemarahan pemain-pemain Timnas Indonesia di lapangan.

Kevin Diks yang melihat insiden itu secara langsung, berusaha mendekati Hussein untuk memberi respons. Namun sebelum ia tiba, Karim Darwich dari pihak Lebanon mencoba menghalangi Kevin yang akhirnya berujung saling dorong di antara kedua kubu.

Keributan kecil tak terhindarkan, pemain dari kedua tim sempat terlibat adu mulut dan kontak fisik ringan. Wasit harus turun tangan meredakan situasi yang semakin memanas. Meski tidak sampai berujung kartu merah, kejadian ini mencoreng suasana pertandingan yang seharusnya sportif.

Laga terus berjalan dalam tensi tinggi hingga peluit panjang dibunyikan. Meskipun tidak ada gol tercipta, emosi kedua tim tetap terasa bahkan hingga akhir pertandingan. Para pemain harus diingatkan bahwa kontrol diri sangat penting di level internasional seperti ini.

Hasil imbang ini juga membawa dampak pada posisi Indonesia di peringkat FIFA. Dengan hanya meraih tambahan 0,17 poin, Timnas tetap bertahan di posisi ke-117 dunia dengan total 1.157,97 poin. Sebuah hasil yang tidak cukup untuk melampaui Kazakhstan di peringkat 116.

Sebelumnya, Indonesia sempat naik satu tingkat setelah mengalahkan Chinese Taipei 6-0 awal September 2025. Namun, hasil tanpa kemenangan lawan Lebanon membuat langkah Garuda untuk naik ke papan atas kembali tersendat.

Meski begitu, secara permainan, Timnas Indonesia dinilai cukup solid. Dominasi atas Lebanon menunjukkan bahwa tim ini mulai menemukan pola permainan yang kuat, tinggal mengasah ketajaman lini depan dan menjaga stabilitas emosi di lapangan.

Pelajaran besar yang bisa diambil dari laga ini adalah pentingnya menjaga fokus dan mengontrol reaksi saat menghadapi provokasi atau permainan keras dari lawan. Apalagi di laga-laga penting seperti kualifikasi Piala Dunia mendatang, konsentrasi dan mentalitas akan jadi kunci.

Kedepannya, Timnas Indonesia akan menghadapi dua laga krusial melawan Arab Saudi dan Irak. Untuk itu, pembenahan perlu segera dilakukan, baik dari aspek teknis maupun emosional, agar bisa tampil lebih siap dan kompetitif.

Pertandingan melawan Lebanon memang berakhir tanpa gol, tetapi meninggalkan banyak catatan penting bagi Timnas Indonesia. Selain evaluasi teknis dalam penyelesaian akhir, pelajaran soal kedewasaan dan pengendalian emosi juga harus menjadi perhatian utama. 

Pertandingan tersebut bukan sekadar FIFA Match Day, tapi cerminan kesiapan Garuda dalam menghadapi tantangan lebih besar di masa depan.