Olahraga futsal adalah salah satu olahraga yang bisa dikatakan sebagai salah satu yang paling populer di Indonesia. Mengutip data yang pernah dirilis oleh laman rri.co.id, olahraga satu ini menempati peringkat ke-4 sebagai olahraga paling populer di Indonesia. Di urutan pertama tentunya ada olahraga sepakbola. Kemudian secara berturut-turut ada bulu tangkis, bola voli dan futsal. Kemiripan olahraga futsal dengan sepakbola inilah yang disinyalir menjadi penyebab populernya olahraga yang kerap dilakukan secara indoor atau berada di dalam ruangan tersebut. Bahkan, tak sedikit juga yang menganggap olahraga satu ini sebagai ‘adik’ dari sepakbola yang merupakan olahraga paling populer di dunia.
Kemiripan antara futsal dan sepakbola ini memang tercermin dari beberapa cara bermain dasar maupun peraturan yang menyertainya. Namun, ternyata tidak hanya itu saja yang yang menjadi kemiripan antara futsal dan sepakbola, tetapi juga dalam aspek rivalitas yang menyertainya. Tidak heran dalam beberapa kompetisi futsal seperti AXIS Nation Cup edisi 2025 ini juga tersaji banyak rivalitas antar tim futsal. Kompetisi ini sendiri bisa kamu ikuti di laman axis.co.id atau anc.axis.co.id yang menyajikan banyak momen-momen pertandingan futsal yang selalu punya cerita di dalamnya.
Rivalitas Futsal di Lapangan Menular Hingga ke Tribun Fans
Rivalitas dalam permainan futsal ini memang menjadi salah satu hal yang tak bisa dilepaskan dari olahraga yang mirip sekali dengan sepakbola tersebut. Tim-tim yang saling bertemu dalam setiap kompetisi futsal pastinya memiliki rival atau ‘lawan abadi’ yang selalu menimbulkan tensi panas dan gesekan dalam setiap pertandingannya.
Bahkan, hal ini juga tidak hanya terjadi di level kompetisi futsal profesional semata, melainkan juga bisa ditemukan di level kompetisi futsal kategori pelajar dari anak sekolah dasar (SD) hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA). Umumnya, di tingkat sekolah ini pastinya akan dibumbui oleh rivalitas antar sekolah tersebut yang dimana ingin menjadi yang terbaik di daerahnya masing-masing.
Rivalitas inilah yang secara tak langsung bisa merambah ke aspek-aspek lainnya di luar kegiatan akademis. Salah satunya di aspek olahraga antara kegiatan ekstrakurikuler dalam lingkup sekolah seperti futsal. Hal inilah yang bisa membuat pertemuan antar beberapa tim yang bertanding dalam sebuah kompetisi futsal menjadi cukup panas dan ketat. Bahkan, tidak jarang pula bisa menyajikan beberapa ‘gesekan kecil’ saat tensi pertandingan mulai meninggi.
Uniknya, seperti halnya di sepakbola, rivalitas dalam olahraga futsal ini juga bisa merambah di tribun penonton atau fans masing-masing pihak. Saling adu dukungan dalam bentuk yel-yel atau lagu-lagu nyanyian sudah menjadi ‘bumbu’ tersendiri dalam olahraga futsal layaknya sepakbola.
Tak jarang juga hal ini juga dimanfaatkan oleh banyak penyelenggara kompetisi futsal untuk meramaikan kreatifitas para suporter tersebut. Umunya, ada predikat “Suporter terbaik” atau “Best Supporter” yang selalu ada dalam setiap kompetisi futsal. Situasi ini secara tak langsung mendorong kreatifitas para suporter tersebut untuk saling adu gengsi dan adu kreatifitas dalam memeriahkan kompetisi futsal tersebut.
Banyak koreografi yang muncul setiap pertandingan yang ada dalam kompetisi futsal tersebut. Tidak jarang pula ada pihak-pihak suporter yang memunculkan maskot dalam berbagai bentuk dan kreatifitasnya masing-masing. Hal inilah yang membuat olahraga futsal menjadi sebuah wadah pengekspresian diri bagi anak-anak muda di luar jalur akademis dan tentunya tetap seru dan menarik untuk diikuti.
Rivalitas antara kedua tim di dunia futsal memang cukup seru jika diperhatikan. Tapi, saling adu kreatifitas dalam mendukung tim jagoannya masing-masing juga menjadi momen tersendiri yang cukup meriah dalam setiap adanya kompetisi futsal. Bumbu-bumbu semacam inilah yang membuat olahraga ini kian populer dan tak lekang oleh zaman.
Baca Juga
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
Akhir Pahit di SEA Games 2025: Timnas U-22 Tersingkir, Rekor Indra Sjafri Terhenti
-
SEA Games 2025: Waketum PSSI Disebut Jadi Biang Keladi Kegagalan Timnas?
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA Series 2024: Untung atau Buntung?
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Brand Outfit Olahraga Setara Merk Alo: Bahan Nyaman Harga Jauh Lebih Murah!
-
Cerita Futsal Perempuan Zaman Now
-
Remaja hingga Dewasa: Langkah Nyata Menciptakan Hidup Sehat dan Produktif
-
Tentang Futsal: Ekspresi Diri Anak Muda, Jadi Wadah Reuni Kaum Dewasa
-
Futsal, Mental Health, dan Ruang Healing Anak Muda
Hobi
-
Gagal Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Pendukung Indonesia Harusnya Salahkan Vietnam!
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
5 Tanaman Bunga yang Tidak Butuh Sinar Matahari, Cocok untuk Ruangan Indoor
-
Teman Manusia Jogja, Ruang Pulang untuk Berbagi dan Bertumbuh
-
Tak Lagi Dipanggil, Masa Depan Elkan Baggott di Timnas Indonesia Jadi Tanda Tanya
Terkini
-
Dugaan Perselingkuhan Jule dan Yuka Makin Panas, Netizen: si Safrie Gemeter
-
Review Film Wake Up Dead Man - A Knives Out Mystery: Deduksi di Antara Iman
-
Masuki Usia Senja, George Clooney Pilih Berhenti Lakukan Adegan Ini di Film
-
Lovin' the Christmas oleh Day6: Sambut Hari Natal dengan Penuh Kegembiraan
-
Lucu dan Fungsional! Ini 4 Tumbler Lokal Gemas untuk Aktivitas Sehari-hari