Hikmawan Firdaus | Lhaksmidevi Marischka Wardani
Potret Suporter SMKN 1 Cilegon (Kaltim boys) bersorak sorai memberi dukungan kepada perwakilan para pemain bola.(Kaltim Boys)
Lhaksmidevi Marischka Wardani

Sabtu (11/10/2025) hari itu, Istora Senayan bukan sekadar arena futsal biasa, ia menjelma menjadi panggung bagi sekumpulan hati muda yang berseru dalam satu irama, "dukungan tanpa henti" di Grand Final AXIS Nation Cup 2025. Di tengah sorak-sorai dan ria bendera yang melambai, para suporter menyatu sebagai nyawa acara, menjadikan pertandingan bukan hanya soal skor, tapi juga soal kebersamaan dan kebanggaan.

Suara Tribun yang Menggema

Potret Para Suporter Beserta Maskot dari Tim SMAN 10 Kota Bekasi

Sejak pintu gerbang dibuka, kerumunan pelajar dari berbagai sekolah membanjiri tribun. Mereka datang dengan atribut khas sekolah masing-masing seperti; seragam, syal, topi, hingga kostum maskot unik yang langsung mencuri perhatian. Terlihat suporter dari SMAN 10 Bekasi dengan pola warna seragam mereka, lalu rombongan dari SMKN 1 Cilegon yang begitu kompak, lengkap dengan corak hitam dan kuning serta maskot yang terus bergerak di antara kerumunan.

Mereka tak hanya diam menyaksikan. Di balik tiap tepuk tangan yang berirama, tiap yel-yel, ada cerita tentang dukungan spontan ketika tim kesayangan kehilangan momentum, tepukan merata ketika pemain melakukan dribel susah, atau pelukan sesama penonton ketika laga memasuki adu penalti. Mereka bukan hanya hadir sebagai penonton pasif, mereka adalah bentuk degup jantung bagi para pemain yang mampu menghidupkan setiap menit.

Suporter Lebih dari  Sekedar Penonton, Mereka adalah Jiwa Arena

Potret Kaltim Boys (Suporter dari SMKN 1 Cilegon)

Dalam momen-momen kritis terutama saat adu penalti, suara di tribun tak pernah surut. Suporter SMKN 1 Cilegon (Kaltim Boys) dan SMK Nusantara saling bertukar teriakan, mencoba memompa semangat tim masing-masing. Maskot pun ikut “bermain”, melompat, mengibarkan bendera, ikut menyuntikkan energi ke tribun yang mulai terasa tegang.

Aku sempat menangkap tatapan di antara para suporter, ada yang menggenggam tangan teman di sampingnya, ada yang menyandarkan pipi ke bahu temannya saat tension memuncak, dan ada yang menunduk sejenak menahan harap. Antara hati yang berdebar menunggu penalti dan suara yang menggema tanpa henti, menurutku itulah letak kekuatan magis dukungan yang sesungguhnya.

Bahkan, ketika pemain Cilegon yang gagal menendang penalti itu tampak terguncang, sorakan dari pendukung Nusantara ikut menyalakan suasana kemenangan. Sementara suporter Cilegon tak langsung bubar mereka tetap berdiri, ikut menghormati momen itu dengan tepuk tangan menghargai perjuangan timnya sendiri.

Dibalik Sorak yang menggema, terkandung makna didalamnya

Potret Para Pemain dari SMKN 1 Cilegon

Terkadang, yang membuat ajang olahraga terasa istimewa bukan hanya tentang apa yang ada di lapangan, tetapi juga dengan apa yang terjadi di tribun. SMAN 10 Bekasi, SMKN 1 Cilegon, SMK Nusantara Jakarta dan juga sekolah-sekolah yang lain datang kesana bukan hanya sekedar untuk berlomba di lapangan, tetapi juga berlomba membangun identitas dukungan. Maskot, sorak, koreografi spontan, semua itu adalah bentuk bahasa cinta para suporter kepada para tim yang mereka dukung.

Ketika trofi diangkat, lampu stadion meredup, dan sorak mereda, satu pesan yang tetap menggema, bahwa kemenangan bisa datang dari duet antara skill pemain dan juga energi dari para suporter. Sehingga pada hari itu, suaralah yang menjadi nyawa yang merenda kenangan.

Baca Juga