Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Keputusan induk sepak bola Indonesia, PSSI untuk menggantikan Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia berujung dengan kegagalan total.

Alih-alih membawa Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 mendatang, kedatangan Patrick Kluivert justru membuat permainan Skuat Garuda yang sudah begitu memuaskan di bawah polesan Shin Tae-yong menjadi downgrade.

Kegagalan Timnas Indonesia untuk menjadi kontestan di Piala Dunia 2026 mendatang mengingatkan kita semua dengan nasib yang menimpa klub raksasa Liga Italia Serie A, Inter Milan di pertengahan dekade 2010an lalu saat pucuk pimpinan tertingginya dipegang oleh ketua umum PSSI saat ini, Erick Thohir.

Ketika menjabat sebagai presiden klub Inter Milan pada tahun 2013 lalu, Erick Thohir langsung membuat gebrakan yang pada akhirnya disesali oleh tim dan para suporter setianya.

Tak ada angin tak ada hujan, pada tahun 2016, jelang bergulirnya musim kompetisi Erick Thohir melengserkan Roberto Mancini dari kursi kepelatihan Inter Milan yang telah dijabatnya semenjak tahun 2014.

Dan serupa dengan yang terjadi pada Timnas Indonesia di awal tahun 2025 ini, Erick Thohir yang berkiblat pada persepakbolaan Belanda, membawa Frank de Boer untuk menjadi Nakhoda il Nerazzuri.

Sebuah keputusan yang tentunya sangat tendensius dan berbasis pada keinginan pribadi, karena Mancini sendiri bukan pelatih yang buruk saat menangani Inter Milan.

Laman transfermarkt.com mencatat, sepanjang 77 laga bersama Inter, pelatih berkebangsaan Italia tersebut memiliki rataan 1,64 poin per pertandingan yang dijalani.

Dan benar saja, penggantian Roberto Mancini dengan Frank de Boer tersebut hanya membuat tim semakin terpuruk. Alih-alih membawa kejayaan, de Boer bahkan hanya bisa memberikan 5 kemenangan bagi Inter dalam periode kepelatihannya.

Rataan poin per pertandingan pun juga tak sebagus Mancini, di mana de Boer hanya mencatatkan 1,21 poin per pertandingan selama berada di San Siro.

Alhasil, pelatih Belanda yang dibawa oleh Erick Thohir ke Inter Milan itu pun pada akhirnya dipecat, setelah hanya mendampingi raksasa Liga Italia tersebut dalam 14 pertandingan. 

Namun sayangnya, keputusan yang salah berujung kegagalan saat Erick Thohir memimpin Inter Milan tersebut tak dijadikan pelajaran berharga olehnya.

Keputusan konyol yang cenderung mirip, bahkan kembali dilakukan oleh Erick ketika menjabat sebagai ketua umum PSSI. Shin Tae-yong yang tengah berada dalam lintasan persaingan menuju Piala Dunia, justru disingkirkan olehnya, dan digantikan dengan pelatih yang memiliki VT amburadul sekelas Patrick Kluivert.

Hasilnya? Yap, seperti kita ketahui bersama, Indonesia pada akhirnya menjadi Inter Milan jilid kedua di awal bulan Oktober ini. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS