Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Sandy Walsh dan para pemain Timnas Indonesia saat bertarung melawan Australia di Piala Asia 2023 (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Setelah berdiam diri cukup lama pasca tersingkirnya Timnas Indonesia di ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir akhirnya muncul ke depan khalayak dan melakukan konferensi pers.

Alih-alih meminta maaf atas kegagalan Timnas Indonesia imbas keputusan sepihaknya mengganti Shin Tae-yong dari posisi pelatih di bulan Januari lalu, mantan presiden klub Inter Milan tersebut justru hadir dengan agenda utama membahas informasi terkait lowongnya jabatan pelatih Timnas Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, sepertimana dilansir laman Suara.com (26/10/2025) Erick Thohir juga menyampaikan target-target yang harus dicapai oleh pelatih Skuat Garuda yang baru nanti.

Uniknya, menurut Erick, salah satu kriteria kesuksesan bagi pelatih Timnas Indonesia yang baru nanti adalah, sang pelatih mampu membawa Timnas Indonesia melaju ke babak 16 besar Piala Asia edisi 2027 mendatang.

Iya, sobat bola Yoursay tak salah baca, target kesuksesan pelatih Timnas Indonesia menurut PSSI dan Erick Thohir adalah lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2027!

Sebuah target yang tentu saja akan membuat kita semua selaku pendukung Timnas Indonesia akan mengernyitkan dahi rapat-rapat karena pencapaian tersebut sejatinya sudah pernah terlampaui di era Shin Tae-yong di Piala Asia tahun lalu.

Wajarnya, sebuah target yang dicanangkan dari akan berjenjang dan selalu meningkat derajatnya dari waktu ke waktu. Jika sebelumnya sebuah tim sudah pernah menggenapi pencapaiannya melaju ke babak 16 besar gelaran, maka seyogyanya target selanjutnya yang dibebankan kepada mereka adalah mencapai level berikutnya, atau dalam hal ini adalah babak 8 besar.

Karena jika penetapan target tak berubah dari waktu-waktu sebelumnya, atau dengan kata lain target tersebut sudah pernah didapatkan di periode sebelumnya, maka tentu kondisi tersebut tak bisa dikatakan sebagai peningkatan, atau bahkan jika kita tega, bisa menyebutnya sebagai downgrade target.

Dan lagi, jika babak 16 besar Piala Asia merupakan ukuran kesuksesan seorang pelatih Timnas Indonesia versi Erick Thohir dan PSSI, maka seharusnya Shin Tae-yong sudah memenuhi kriteria itu bukan?

Lantas, jika indikator kesuksesan seorang pelatih versi Erick Thohir dan PSSI sudah pernah direalisasikan oleh Shin Tae-yong, mengapa STY harus diberhentikan dari jabatannya? Dengan cara yang tak manusiawi pula!

Terlebih lagi, sebuah pertanyaan mendasar akan kembali muncul, jika pelatih anyar nanti hanya dibebani dengan target babak 16 besar Piala Asia yang sejatinya sudah dicapai oleh STY, lantas apa urgensinya menggantinya dari posisi sebagai pelatih Timnas Indonesia?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS