Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Parade medali emas Sea Games 2023 Timnas Indonesia U-22 (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Awal bulan Desember 2025 Timnas Indonesia U-22 akan kembali turun merumput di ajang multi cabang bertajuk SEA Games 2022. Setelah dua tahun lalu sukses membawa pulang medali emas di cabang sepak bola putra, pada guliran kali ini Skuat Garuda Muda tak lagi dibebani untuk menjadi yang terbaik.

Alih-alih diwajibkan untuk mempertahankan dan membawa pulang kembali medali emas, anak asuh Indra Sjafri tersebut justru hanya dibebani target yang relatif rendah, yakni hanya membawa pulang medali perak alias menjadi tim runner-up.

Bagi sekelas Indonesia, yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam persepakbolaan kawasan, target membawa pulang medali perak tentu saja menjadi sebuah hal yang cukup mengejutkan. Dengan kekuatan yang relatif setara dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia, tentunya mencanangkan medali emas adalah target yang cukup realistis.

Terlebih lagi, pada guliran SEA Games kali ini, Indonesia akan turun dengan kekuatan yang sangat baik, di mana mereka sudah unggul dalam modal pengalaman maupun nama besar penggawa, meskipun pertarungan pertama belum juga dimulai.

Bagaimana tidak, dalam rilisan pemanggilan pemain terakhir, Indra Sjafri sudah dibekali dengan para pemain berkelas. Bukan hanya Muhammad Ferarri, Dony Tri Pamungkas, Kakang Rudianto ataupun deretan pemain lain yang tampil stabil di liga, namun juga terdapat nama-nama kenyang pengalaman di Timnas Indonesia senior sekelas Arkhan Fikri, Rafael Struick maupun Ivar Jenner.

Belum lagi para pemain abroad lain yang berpotensi untuk bergabung dalam skuat seperti Dion Marx dan Marselino Ferdinan. Sehingga, ketika Erick Thohir yang mewakili Kemenpora menyatakan bahwa target yang dibebankan kepada Pasukan Garuda Muda adalah medali perak, tentunya hal itu sangat tak sesuai dengan komposisi Pasukan Muda Merah Putih yang kali ini terbilang sedikit lebih berkualitas ketimbang para tim pesaing, termasuk Thailand yang menjadi tuan rumah sekalipun.

Bukankah hal itu sama halnya dengan Kemenpora meremehkan kualitas yang dimiliki oleh para putra terbaik Indonesia saat ini? Di mana mereka yang sejatinya bisa saja bertarung untuk membawa pulang medali emas, namun justru malah dikendorkan oleh pihak yang menugaskannya sendiri.

Jadi, jangan salahkan para penggawa Garuda Muda jika nantinya mereka "tampil seadanya" kala bertarung dengan lawan-lawannya. Mengingat, mereka sudah tak lagi dibebani untuk membawa pulang medali emas, yang ironisnya justru oleh pihak yang seharusnya mendorong mereka untuk menjadi yang terbaik di kompetisi ini. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS