Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Innayatul H
Menteri Keuangan Sri Mulyani [suara.com/Oke Atmaja]

Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda untuk memimpin organisasinya. Begitu pun dengan kepemimpinan Sri Mulyani. Sri Mulyani merupakan Menteri Keuangan RI yang telah menjabat dua periode pada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, beliau merupakan Direktur Pelaksana Bank Dunia dan pada tahun 2005 lalu beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI di bawah kepemimpinan Presiden SBY.

Melihat perjalanan kariernya, maka kemampuan Sri Mulyani dalam mengatasi masalah ekonomi tidak perlu diragukan lagi. Berkat kebijakan yang dibuatnya untuk mengatasi perekonomian di negara ini, Sri Mulyani mendapat banyak gelar diantaranya Menteri terbaik dunia di perhelatan World Government Summit di Dubai pada tahun 2018. 

Sri Mulyani dan Isu Gender Kepemimpinan Perempuan

Di tengah diskriminasi gender saat ini maka menjadi pemimpin wanita memang tidak mudah. Hal ini pun dirasakan oleh Sri Mulyani sebagai salah satu pemimpin perempuan di Indonesia. Stigma negatif yang diberikan masyarakat pada sosok pemimpin perempuan menjadi salah satu penghalang menjalankan kepemimpinan. Melihat kepemimpinan Sri Mulyani maka dapat dilihat bahwa beliau lebih memilih menghadapinya dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang sukses.

Ketika seorang perempuan menjadi pemimpin maka terdapat banyak kelebihan, diantaranya kebijakan yang dibuatnya akan lebih menunjukkan pemahaman emosional, empati, dan lebih mempertimbangkan kesetaraan.

"Menurut McCue dan Gopian (2008) empati merupakan sebuah konsep yang dapat membantu memhami ketidaksetaraan gender dalam politik. Paddok dan Kray (dalam Mustaqin, 2019) pun berpendapat bahwa empati ialah hal yang membedakan antara negosiasi diplomatik yang dilakukan oleh perempuan dan laik-laki."

Fakta bahwa kesulitan itu akan tetap ada baik itu pemimpin pria maupun wanita tidak dapat dihindari. Ketika seorang perempuan menjadi pemimpin, beliau tetap harus menjalankan perannya sebagai istri, ibu, dan pemimpin dalam waktu yang bersamaan. Hal inilah yang membuat menjadi pemimpin perempuan tidak mudah.

Melalui akun instagramnya (@smindrawati) beliau mendorong generasi muda agar mau menghadapi tantangan dan menunjukkan kualitas dirinya. Itulah yang menjadikan Sri Mulyani sosok yang tangguh dan selalu memberikan yang terbaik di masa kepemimpinannya.

Gaya Kepemimpinan Sri Mulyani

Sejak diangkat menjadi Menteri Keuangan RI oleh Presiden Jokowi telah banyak perubahan positif yang dibuat oleh Sri Mulyani.

"Yukl (2013) mendefinisikan transformational leadership sebagai kondisi ketika pemimpin mendorong, mendukung, mengembangkan, dan memotivasi pengikutnya melalui ketertarikan pribadi untuk mendapatkan keuntungan. Dengan tipe kepemimpinan ini, maka pengikut akan merasa percaya, setia, dan hormat pada pemimpinnya."

Perubahan positif yang dapat kita lihat dalam kepemimpinan Sri Mulyani diantaranya terciptanya kestabilan ekonomi nasional. Selain itu, masyarakat mampu menghadapi kesulitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 karena beberapa kebijakan yang dibuatnya seperti PKH, Bansos, BLT Dana Desa, dan lain-lain.

Tidak hanya sampai di situ saja, karena kepiawaiannya dalam memimpin maka semangat kinerja pegawai ikut meningkat berkat gagasannya untuk melakukan reformasi digital di Kementerian Keuangan. Melihat kondisi tersebut, Sri Mulyani telah menggunakan kekuasaan yang dimilikinya yaitu legitimate power untuk mempengaruhi bawahannya.

'Legitimate power' menurut Robbins & Judge (2018) ialah kekuasaan yang bersumber pada posisi jabatan yang diberikan oleh suatu organisasi yang mana kebijaksanaan pimpinan tidak pernah dipersoalkan kebenarannya karena orang ini memiliki kekuasaan untuk mengendalikan dan menggunakan sumber daya yang ada dalam organisasi.

Dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, disiplin, dan berani mengambil risiko, beliau selalu berusaha untuk memberikan contoh dan pengaruh yang baik kepada bawahannya. Sri Mulyani selalu mengajarkan untuk menjunjung tinggi kejujuran. Dilihat dari sikapnya yang tidak memberikan toleransi bagi pegawainya untuk melakukan korupsi.

Terbukti dengan tidak adanya kasus korupsi yang menyeret pegawai Kementerian Keuangan. Sikap itulah yang menjadikan Sri Mulyani sebagai sosok pemimpin yang disegani karena tidak hanya kompetensi yang beliau miliki tetapi cara yang beliau tunjukkan untuk memimpin pegawainya juga patut diacungi jempol.

Referensi

McCue, C. P. & Gopian, J. D. (2008). Dispositional Empathy and the Political Gender Gap. Women & Politics Journal, 21(2).

Mustaqim, A.H. (2019). Empathy Politics Versus Terroris: the New Zealand Prime Minister Jacinda Arden’s Political Leadership Communication. Interdiciplinary Journal of Communication, 4(1), 61.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2018). Essential of Organizational Behaviour. In Pearson.

Yukl, G. (2013). Leadership in Organizations (8th ed.). Pearson Education.

Innayatul H