Harus diakui jika tekonologi informasi telah berkembang dengan signifikan. Hal ini mempengaruhi kecepatan penyampaian informasi kepada masyarakat. Tidak terkecuali informasi budaya Korea yang masuk ke Indonesia tanpa perlu berkunjung ke sana. Melalui media sosial dan media massa, orang-orang dapat dengan cepat menerima informasi hanya dengan sentuhan jari. Penyebaran informasi budaya ini biasanya berhubungan dengan budaya populer atau budaya pop.
Budaya populer terus menjadi tren dan banyak diminati. Salah satu budaya populer yang mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia adalah drama Korea. Bisa dikatakan jika industri perfilman Korea Selatan berkembang pesat di dunia dan semakin melebarkan sayapnya. Aktor dan artis Korea Selatan banyak yang telah berhasil “menghipnotis” berbagai kalangan. Drama Korea telah mampu menembus batas dalam negeri dan berhasil mendunia.
Drama Korea adalah salah satu produk budaya Korea Selatan yang telah mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak yang terkena demam drama Korea dan kegemaran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari fenomena Korean Wave.
Tahukah kalian jika Korean Wave bukan hanya sekedar kekaguman terhadap budaya populer saja, tetapi sudah bergeser pada produk budaya Korea. Semisal makanan, bahasa bahkan produk yang dikenakan aktor dan aktris dalam drama Korea. Produk yang mereka kenakan kerap menjadi hits dan disenangi para penggemar Korea.
Menonton drama Korea memang selalu membuat ketagihan. Bukan hanya karena aktor dan aktris Korea Selatan yang pandai memainkan peran, tetapi drama Korea memang tampil beda dan total. Tema yang diangkat dalam cerita juga beragam, tidak hanya perkara cinta dan derai air mata. Bahkan beberapa drama menawarkan fantasi menarik seperti drama serial “Tale of the Nine Tailed”, persahabatan dan keluarga yang ditampilkan dalam “Reply 1988”, isu sosial dalam “The Penthouse”, sejarah dalam kisah “Jewel In The Palace” dan kisah nyata seperti “Tunnel”. Tema-tema ini menjadi suguhan menarik dari sebuah drama Korea.
Visualisasi yang disuguhkan juga menambah daya tarik, dalam artian paras yang cantik dan tampan, postur tubuh yang proporsional dengan penampilan mempesona kerap memanjakan indera penglihatan. Adanya unsur fashion di dalam serial drama Korea juga membuat siapapun yang menonton terkesima, akhirnya banyak yang mengikuti busana artis dalam drama Korea tersebut.
Kelebihan drama Korea juga ditunjukkan dari konsep serial yang pas dengan alur cerita unik, tidak berlebihan. Dengan serial yang tidak berlarut-larut, hanya berkisar 16-20 episode selesai, membuat cerita yang tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Sehingga memungkinkan penonton untuk pindah ke drama Korea lain dan menikmati cerita yang lain.
Ada alasan kenapa cerita di dalam drama Korea mampu mengikat penontonnya. Karena sinematografi dalam drama Korea menyuguhkan nilai estetis dan sangat menawan. Efek dan nuansa yang ditampilkan tidak main-main. Skenario dalam drama Korea juga mampu mengikat emosi penontonnya. Ada sensasi rasa sedih, bahagia, emosi yang tercampur aduk. Terkadang ada juga ikatan emosi dengan karakter dalam drama yang begitu kuat sehingga penonton terus menantikan kelanjutannya.
Industri drama Korea memang sanggup beradaptasi dan mudah diterima di berbagai negara termasuk Indonesia. Industri kreatif Korea mengetahui dengan baik apa yang disukai oleh pasar. Dengan tetap memasukkan unsur budaya, kekayaan budaya, keindahan Korea, makanan khasnya membuat penonton tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang budaya Korea Selatan.
Keberadaan drama Korea dengan cepat dan mudah diterima publik, bahkan dari berbagai kalangan sehingga menciptakan fenomena Korean wave. Antusiasme publik terhadap Korean wave sangat besar. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia menjadi rumah bagi jutaan penggemar drama Korea. Pengemasan yang apik dengan sajian budaya Korea menumbuhkan keingintahuan terhadap budaya Korea Selatan dan kecintaan terhadap drama Korea itu sendiri.
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda