Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Budi
Ilustrasi Anak Bersama Orang tuanya. (Pixabay)

Mendengar nama pahlawan mungkin saja hanya tertuju kepada mereka yang terngiang gugur dalam medan perjuangan. Atau sosok pahlawan yang sampai di telinga kita seperti Ir. Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir dan pahlawan bangsa Indonesia lainnya yang telah resmi secara administrasi sebagai pahlawan nasional melalui kebijakan negara. Gelar pahlawan yang mereka dapatkan karena keberaniannya untuk membela kebenaran dan memperjuangkan bangsa Indonesia.

Nah, memaknai pahlawan tentu tidak sesempit itu, sosok pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang memerdekakan Indonesia. Ada banyak macam aksi (perbuatan) yang juga berhak mendapatkan gelar pahlawan, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Dan seorang pahlawan dapat berasal dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman, dan diri sendiri pun juga sebagai pahlawan.

Kalau menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Dari definisi itu tentu setiap manusia berhak menjadi seorang pahlawan, asalkan dalam dirinya ada kemauan menjadi pahlawan, walau pun sederhana saja.

Termasuk peran orang tua untuk mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang baik juga sebagai jasa pahlawan yang sangat berharga. Peran orang tua sangat berarti demi kerelaannya dalam berjuang secara mati-matian untuk membesarkan dan mendidik anaknya sampai besar dan menjadi orang sukses. Karena didikan orang tua sebagai sekolah pertama sangat berarti agar anak dapat menjadi cemerlang, anak punya prinsip, menumbuhkan jiwa sosial dan peduli terhadap sesama.

Seperti ungkapan yang populer muncul, "ibu adalah madrasah pertama bagi anak," di mana ibu sebagai sosok orang tua yang sangat besar perannya untuk mendidik anak. Jadi, sudah sewajarnya para orang tua mesti dapat menjadi contoh untuk mendidik anak-anaknya tentang nilai-nilai kebenaran dan kemanusian, menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi diri sendiri serta orang lain.

Namun menjadi petaka apabila peran orang tua tidak dapat menjadi sekolah pertama yang baik bagi anak-anaknya. Anak dapat saja menjadi frustrasi dan terjebak dalam pergaulan yang tidak sehat, sehingga tumbuh kembang anak pun dapat terbengkala. Ironisnya jika anak sudah menganggap lingkungan keluarga bukan lagi sebagai rumah yang nyaman, karena tentu masalah akan terus menghantuinya.

Dengan demikian, orang tua mesti memiliki bekal pengetahuan untuk menjadi tenaga pendidik yang baik bagi anak-anaknya, peran mengajar dan mendidik anak bukan semata tugas dari guru yang ada di pendidikan formal (sekolah), tetapi orang tualah yang utama dan pertama. Apalagi interaksi anak lebih banyak bersama dengan orang tuanya ketimbang dengan guru yang ada di sekolah. Didukung pula musim pandemi sekarang, ikatan guru dengan murid makin jauh karena sistem pembelajaran online.

Melalui bekal pengetahuan yang baik telah dimiliki orang tua, maka tentu sangat berefek baik pada proses laju kehidupan anak. Anak akan mendapatkan bimbingan dan pengarahan secara langsung dari orang tuanya, orang tua dapat menjadi pahlawan pertama bagi anaknya dan anak dapat menjadi harapan besar masa depan bangsa.

Jadi, peran orang tua sebagai pahlawan masa depan anak amatlah sangat penting. orang tua pahlawan paling berharga demi kesuksesan masa depan anak yang lebih baik dan dapat diandalkan. Kesuksesan anak sangat dipengaruhi atas doa dan perjuangan dari orang tuanya.

Budi