Memasuki bulan akhir bulan Oktober, penduduk Amerika Serikat dan beberapa negara di belahan dunia bagian barat lainnya merayakan sebuah perayaan tahunan yang sering kita kenal sebagai “Halloween.”
Perayaan Halloween ini identik dengan mengenakan kostum, dekorasi bernuansa horor, dan ukiran dari labu. Keunikan-keunikan Halloween tersebut menjadi salah satu hal yang membuat perayaan tahunan ini selalu dinanti-nanti oleh berbagai kalangan masyarakat dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perayaan Halloween adalah mengenakan kostum dan mengunjungi rumah-rumah tetangga untuk meminta permen dan manisan sambil meneriakkan trick or treat! Kegiatan tersebut menjadi salah satu unsur yang melekat dari sejarah panjang munculnya tradisi ini. Kali ini mari kita bersama-sama menelusuri asal muasal perayaan Halloween di Amerika!
1. Berawal dari tradisi Pagan di Wales dan orang-orang Gaelik
Tradisi Halloween lahir dari tradisi orang-orang Pagan yang memeluk keyakinan lokal orang-orang Gaelik yang menempati berbagai daerah di Britania Raya. Mereka melakukan tradisi ini untuk mengusir roh-roh gentayangan yang bermunculan di malam Halloween. Mereka mengusir roh-roh tersebut dengan memasang berbagai hiasan dan mengenakan kostum yang mengerikan.
Selain itu, perayaan ini juga menjadi perayaan panen. Perayaan Halloween dirayakan tepat pada musim gugur, yakni musim panen orang-orang di belahan bumi bagian barat. Mereka merayakan keberhasilan panen dengan pesta penuh makanan. Selain itu mereka juga mengukir labu sebagai bentuk perayaan.
2. Mendapat pengaruh dari unsur Kekristenan
Berkat masuknya ajaran Gereja ke dalam masyarakat di Britania, unsur-unsur Pagan bergeser ke unsur-unsur Kristen. Malam Halloween menjadi malam untuk mengenang para orang-orang Kudus dan mereka yang telah meninggal.
Malam suci ini sering disebut dengan All Hallows' Day yang menjadi asal mula nama Halloween. Malam ini diperuntukkan untuk mendoakan para orang-orang Kudus sekaligus mengadakan jamuan sebagai bentuk rasa syukur atas hidup.
3. Berkembang di Amerika Serikat melalui para pendatang koloni
Para pendatang dari Eropa, terutama dari Britania mulai berdatangan ke benua Amerika membawa tradisi ini. Mereka menetap di Amerika dan para kolonialis menetapkan perayaan Orang-orang Kudus sebagai perayaan tahunan.
Lambat laun zaman berubah menjadi zaman modern, tradisi ini mulai menyertakan banyak kegiatan, salah satunya trick or treating yang seperti disebutkan sebelumnya.
4. Menjadi fenomena global
Berkat globalisasi, tradisi ini dikenal oleh berbagai negara di dunia. Halloween dirayakan tidak hanya oleh orang Eropa saja, melainkan negara-negara di Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan turut merayakan tradisi ini.
Namun, perayaan di negara-negara tersebut hanya sebagai perayaan hiburan saja, tanpa menyertakan unsur-unsur spiritual seperti yang dilakukan di negara aslinya.
5. Berubah menjadi sebuah budaya pop
Modernisasi juga mengubah wajah Halloween yang semula merupakan perayaan suci menjadi sebuah kultur populer. Masyarakat sudah jarang merayakan Halloween sebagai momen mengenang Orang-orang Kudus, melainkan sebagai ajang hiburan. Media juga turut mengubah wajah Halloween menjadi perayaan yang relatif sekuler seperti yang kita lihat sekarang ini.
Nah, itulah asal mula tradisi Halloween dari masa ke masa. Sekarang Halloween dirayakan sebagai hiburan dan sudah jarang dirayakan sebagai tradisi keagamaan. Akhir kata dari penulis, apakah kamu turut memeriahkan Halloween tahun ini?
Referensi
- Lesley Bannatyne. 1990. Halloween: An American Holiday, An American History, Facts on File
- Nicholas Rogers. 2002. Halloween: From Pagan Ritual to Party Night
Tag
Baca Juga
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
-
Menekuni Kegiatan Content Creating: Berangkat dari Hobi Menuju Karier
Artikel Terkait
-
Donald Trump Janji Perkuat Militer AS dan Akhiri Perang Ukraina-Rusia
-
Sejarah Stadion GBK: Awalnya Bukan Senayan yang Dipilih Soekarno
-
Google Diawasi Ketat! Regulator AS Incar Akses Data Internal Raksasa Teknologi
-
Heboh! 88 Anggota Kongres AS Desak Biden Jatuhkan Sanksi ke 2 Menteri Israel Terkait Kekerasan di Tepi Barat
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
Kolom
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Ujian Nasional dan Tantangan Integritas Pendidikan Indonesia
-
Menggali Makna Mahasiswa 'Abadi': Antara Idealisme dan Keterlambatan Lulus
-
Nggak Perlu Inget Umur, Melakukan Hobi di Umur 30 Itu Nggak Dosa Kok!
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
Terkini
-
Sinopsis Film The Sabarmati Report, Kisah Dua Jurnalis Mengungkap Kebenaran
-
Melihat Jadwal Tur Linkin Park, Jakarta Satu-satunya Kota di Asia Tenggara
-
Ulasan Novel Seribu Wajah Ayah: Kisah Perjuangan dan Pengorbanan Ayah
-
Wajib Beli! Ini 3 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Banyak Pilihan Shade
-
3 Rekomendasi Drama China yang Dibintangi Cheng Yi, Terbaru Ada Deep Lurk