Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sholahudin Al-Ayubi
Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Pixabay)

Tahun 2020 bisa dikatakan fenomenal. Pasalnya, terjadi wabah yang disebabkan oleh virus Corona atau Covid-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi muncul di China tahun 2019 dan WHO mendeklarasikan sebagai pandemi pada Maret 2020. Hampir setiap negara di dunia memiliki kasus positif Covid-19. Sudah lebih dari satu tahun pandemi terjadi menimbulkan pertanyaan kapan akan segera berakhir. Hampir semua sektor kehidupan manusia terdampak dari pandemi ini.

Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi Pandemi Covid-19. Namun, selama belum ditemukan obat atau vaksin yang ampuh, membuat hampir mustahil pandemi dapat dihentikan. Terus meningkatnya kasus positif membuat perlu mendapatkan vaksin yang efektif secepat mungkin.

Vaksin merupakan bagian penting dalam menghadapi wabah penyakit. Seiring berjalannya waktu, banyak pihak-pihak yang berupaya untuk menciptakan Vaksin Covid-19 agar pandemi dapat dikendalikan dan dihentikan. Upaya dalam menciptakan Vaksin Covid-19 berhasil dan kini sudah tersedia vaksin tersebut.

Pemerintah Indonesia bergerak cepat dalam vaksinasi Covid-19 dengan target memvaksin 208 juta warganya (Widyawati, 2021). Dalam mencapai target vaksinasi masyarakat Indonesia, pemerintah Indonesia terus menaikkan target Vaksinasi Covid-19 harian. Melalui hubungan antarnegara, pemerintah Indonesia mendapatkan banyak vaksin yang cukup untuk memvaksin masyarakatnya. 

Namun, ditengah upaya pemerintah memvaksin warganya terdapat sejumlah golongan yang menolak untuk di Vaksin Covid-19 (Herdianto, 2020). Terdapat 8,1 juta warga Indonesia yang menolak untuk di vaksin dan sementara 48,6 juta masih ragu-ragu untuk divaksin (CNN Indonesia, 2021). Penolakan Vaksin Covid-19 tidak hanya terjadi diIndonesia, namun juga tejadi di beberapa negara. 

Dari uraian diatas, kelompok penolakan Vaksin Covid-19 perlu dicegah agar tidak semakin meluas dan semakin banyak. Pencegahan terhadap kelompok penolak Vaksin Covid-19 dapat dilakukan dengan Ilmu Pengetahuan dan Agama karena dua hal tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia (Bagir, Wahyudi, dan Anshori, 2005).

Menurut Barbour, Sains dan Agama berintegrasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan memberikan informasi yang saling mendukung (Barbour, 1997). Oleh sebab itu, peran Sains dalam mencegah tim penolak Vaksin Covid-19 adalah sebagai pemberi informasi kepada masyarakat mengenai: 

Peran Ilmu Pengetahuan dalam mencegah tim penolak Vaksin Covid-19 adalah sebagai pemberi penjelasan kepada masyarakat mengenai:

  • Penjelasan dari kegunaan, sejauh apa efek samping yang akan terjadi dan cara-cara dalam menangani efek samping, bahan-bahan yang di gunakan dalam pembuatan Vaksin Covid-19, dan keamanan tubuh manusia ketika mendapatkan Vaksin Covid-19 secara rasional dimana Ilmu Pengetahuan menggunakan rasional dalam metodenya (Mouly, 1991).
  • Melakukan Vaksinasi Covid-19 akan mencapai herd immunity (kekebalan komunitas) dan menimbulkan efek domino positif bagi kehidupan (Ariyani, 2021). Tercapainya herd immunity akan membuat komunitas yang kebal terhadap virus lebih banyak dibandingkan yang tidak kebal. Hal ini akan membuat laju pertumbuhan kasus positif Covid-19 berkurang dan membuat kegiatan masyarakat sedikit demi sedikit tidak dibatasi.
  • Pentingnya Vaksin Covid-19 kepada masyarakat dalam menekan angka penularan dan sebagai upaya pencegahan untuk menghentikan laju Pandemi Covid-19 (Ario,2021).
  • Ajakan kepada masyarakat untuk melakukan Vaksinasi Covid-19. 

Selanjutnya adalah peran Agama dalam mencegah tim penolak Vaksin Covid-19 adalah sebagai pemberi penjelasan kepada pengikutnya mengenai:

  • Kebenaran bahwa Vaksin Covid-19 tidak bertentangan dengan agama. Pasalnya, sebagian kelompok menolak Vaksin Covid-19 khawatir bertentangan dengan agama yang dianutnya (Primastika, 2019). Agama menyuruh pengikutnya untuk menjaga kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Covid-19 menyerang kesehatan jasmani (tubuh menjadi rusak karena virus, terutama paru-paru) dan kesehatan rohani (rasa cemas, takut, stress, dan depresi muncul karena wabah Pandemi Covid-19). Memberikan Vaksin Covid-19 membuat tubuh menjadi kebal terhadap virus Covid-19 di mana kesehatan jasmani terjaga, yaitu tubuh tidak rusak. Sedangkan, pemberian Covid-19 menjaga kesehatan rohani di mana tidak adanya perasaan takut tertular virus Covid-19. Masyarakat yang sudah di Vaksin akan merasa aman ketika berpergian
  • Tujuan diciptakannya Vaksin Covid-19 kepada pengikutnya dalam pandangan Agama. Vaksin memiliki tujuan untuk menghentikan Pandemi Covid-19. Pandemi dapat dihentikan dengan obat ataupun vaksin. Agama menyuruh pengikutnya untuk mencegah ataupun mengobati penyakit dengan obatnya yang tidak merusak tubuh manusia (Masduki, 2018). Vaksin Covid-19 adalah suatu cara pencegahan penyakit Covid-19 di mana tidak merusak tubuh manusia (Durbin, 2021).
  • Kewajiban untuk menghentikan suatu wabah penyakit (Hadi, 2021). Covid-19 merupakan suatu wabah penyakit yang terjadi didunia. Mengatasi wabah ini dengan cara Vaksinasi Covid- 19.
  • Ajakan kepada pengikutnya untuk melakukan Vaksinasi Covid-19. Pengajakan ini tentunya bisa dilakukan melalui media online (dapat melalui instagram, youtube, whatsapp group dan facebook) ataupun offline (dapat melalui ceramah setiap selesai ataupun sebelum ibadah).

Kesimpulannya adalah, Ilmu Pengetahuan dan Agama memiliki peran dalam mencegah tim penolak Vaksin Covid-19. Semakin sedikit tim yang menolak vaksin, maka akan semakin banyak masyarakat yang melakukan Vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 dapat menurunkan kasus harian positif, kasus yang meninggal dunia ikut mengalami penurunan dan pasien yang dirawat di Rumah Sakit juga ikut mengalami menurun. Penurunan ini merupakan indikator bahwa Pandemi Covid-19 dapat melambat dan akhirnya terhenti.

*Penulis merupakan Seorang Mahasiswa Program Doktor (S3) Manajemen di UPH.

Daftar Pustaka 

  • Ario, B. (2021, 02 08). Vaksinasi sebagai solusi penyelesaian pandemi. Laman resmi UII.
  • Ariyani, Q. S. (2021). Memahami herd immunity dalam pandemi Covid-19. Alomedika.     
  • Bagir, Z. A., Wahyudi, J., & Anshori, A. (2005). Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
  • CNN Indonesia. (2021, 06, 30). Kemenkes klaim tinggal 3 persen warga di RI menolak vaksin.
  • Durbin.  (2021, 06, 24).  Benarkah vaksin Covid-19 bisa merusak sel di tubuh. Postkota.    
  • Hadi, M. (2021, 05 06). https://metrouniv.ac.id.
  • Herdianto, E. F. (2018, 12, 28). https://fpscs.uii.ac.id.   
  • Masduki. (2018, 05, 17). Jangan coba-coba salahgunakan obat ini hukumnya menurut agama. Detik.
  • Mouly, G. J. (1991). Perkembangan Ilmu, dalam Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Gramedia.
  • Primastika, W. (2019, 02 8). Ketika vaksin dianggap berbenturan dengan keyakinan agama Islam. Tirto.
  • Widyawati. (2021, 10, 11).  Vaksinasi Covid-19 tembus 100 juta orang. Sehatnegeriku.

Sholahudin Al-Ayubi

Baca Juga