Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Marcelina Miyosi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (suarajawatengah.id)

Siapa yang tidak kenal dengan Gubernur Jawa Tengah - Ganjar Pranowo? Beliau kerap dikenal dengan slogannya yang berbunyi “suara Rakyat adalah suara Tuhan, Tuanku ya rakyat dan jabatan cuma mandat.” Provinsi Jawa Tengah kini telah menjadi provinsi yang lebih maju dan terwujudnya birokrasi yang terselenggara dengan baik, maka beliau dipercaya oleh masyarakat Jawa Tengah untuk menjadi pemimpin. Sudah menjadi tanggung jawab bagi seorang pemimpin untuk memberikan arah kepada organisasinya demi terwujudnya tujuan bersama. 

Apabila kita perhatikan, kepemimpinan tidak sekedar untuk mendapatkan sebuah status (jabatan), tetapi juga memerhatikan karakteristik khas yang terdapat dalam seorang pemimpin sehingga dapat memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dan mampu mengelola sekelompok orang dengan baik sehingga organisasi dapat tampil, berkreasi, dan berinovasi. Kehebatan seorang pemimpin dapat dinilai ketika pemimpin tersebut mampu menginspirasi perubahan sosial dan gerakan politik. Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui gaya kepemimpinan apa yang cocok untuk dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kepemimpinan Ganjar Pranowo Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru)

Gaya kepemimpinan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan pengaruh kepada bawahannya supaya mereka mau melakukan kerja sama dan bekerja dengan produktif dalam mewujudkan tujuan organisasi (Hasibuan, 2007:170). Gaya kepemimpinan yang terdapat pada sosok Ganjar Pranowo dalam menyesuaikan kebijakan pemerintah menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 tercermin dalam gaya kepemimpinan kharismatik, transaksional, komunikatif, dan visioner.

Pertama, gaya kepemimpinan kharismatik merupakan sebuah pengakuan yang dinyatakan oleh pengikutnya terhadap kualitas seorang pemimpin yang dinilai melalui perilaku, keahlian, dan aspek situasi (Conger & Kanungo, 1987, dalam Yukl, 2015). Hal ini terlihat dari Ganjar ketika menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), beliau cepat membaca situasi untuk menyesuaikan kebijakan pemerintah dengan salah satu aksinya yang terus digencarkan adalah melakukan proses percepatan vaksinasi dan memperketat protokol kesehatan. 

“Kami di daerah punya tugas untuk melakukan percepatan vaksinasi, kami punya tugas melakukan sosialisasi penguatan pengetatan aturan tentang proyek,” ucap Ganjar

Kepemimpinan kharismatik juga merupakan pemimpin yang sangat antusias, adanya kepercayaan diri yang tinggi, dan mampu memberikan pengaruh kepada orang lain (Robbins, 2005). Keantusiasan Ganjar Pranowo jelang Nataru tercermin juga dari ketegasannya dalam menyatakan kepada pemerintah pusat agar dapat memastikan bahwa tamu yang berasal dari luar negeri ke Indonesia dapat dijaga ketat di pintu masuk untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, salah satunya adalah yang berkaitan dengan Covid-19. Sehingga beliau terus melakukan langkah preventif melalui sampling menggunakan Whole Genome Sequencing

Kedua, Ganjar melakukan pemetaan beberapa upaya berhubungan dengan persiapan menjelang penyelenggaraan ibadah Natal serta perayaan tahun baru dengan melakukan koordinasi bersama Kementerian Agama dengan tujuan untuk mengetahui jumlah rumah ibadah yang hendak menggelar acara keagamaan. Kepemimpinan Ganjar ini termasuk ke dalam kepemimpinan transaksional karena membantu para pengikutnya untuk dapat mengidentifikasikan apa yang hendak dilakukan dengan mempertimbangkan konsep diri dan self esteem yang berasal dari bawahannya (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2006,p.213). Upaya inisiatif ini seharusnya tidak sulit untuk diselenggarakan sebab sudah dua tahun pandemi berlangsung.

Ketiga, adanya permintaan dari Ganjar untuk diberikan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dapat berkontribusi dalam keberhasilan dan kenyamanan di saat Nataru tiba dalam kurun waktu tiga minggu tersebut. Imbauan untuk tidak mengambil cuti ini ditujukan oleh Ganjar kepada para Aparatur Sipil Negara. Hal tersebut disampaikan oleh beliau dengan sangat komunikatif sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tentunya mengadopsi gaya kepemimpinan visioner di mana beliau berusaha supaya mampu menggerakkan para para pengikutnya ke arah impian bersama (Goleman, 2004:65).

Pendekatan Kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo memperlihatkan kepemimpinannya dengan berdasarkan pada pendekatan perilaku (Behavioral Approach) yang mengarah kepada dua aspek fungsi kepemimpinan, yaitu task-related dan group-maintenance. Dengan ketegasan Ganjar untuk meminta supaya masyarakat tidak mudik, pernyataan tersebut disampaikan dengan lugas namun tegas.

“Warga Jawa Tengah yang ada di luar Jawa Tengah, anda tinggal di situ saja nggak usah pulang. Rayakan Natal mungkin tahun baru di tempat itu, sehingga tidak terjadi pergeseran yang banyak atau warga yang sekarang ada di Jawa Tengah saja, tidak usah pergi kemana-mana,” tegas Ganjar.

Kemudian, pendekatan yang kedua adalah pendekatan situasional (Situational Approach) oleh Ganjar tercermin dari kecepatannya dalam melihat situasi saat ini jelang Nataru, di mana beliau menetapkan beberapa ketentuan yang seperti anjuran untuk tidak bepergian, pintu masuk ke Indonesia harus dijaga ketat, imbauan bagi ASN untuk tidak mengambil cuti guna mengantisipasi timbulnya gelombang tiga klaster nataru. 

“Menghadapi (libur panjang) nataru, kemarin Kemenko marinves juga sudah bicara dengan kita, mulai kita sosialisasikan agar jangan sampai ada gelombang ketiga klaster nataru,” kata Ganjar. 

Marcelina Miyosi

Baca Juga