Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang berarti berbeda–beda suku bangsa tetapi tetap satu. Semboyan tersebut adalah ciri khas Bangsa Indonesia, karena Indonesia kaya akan budaya, suku, ras, dan agama. Tetapi dengan perbedaan tersebut seharusnya bangsa Indonesia harus memiliki komitmen bela negara yaitu mempertahankan dan menjaga keutuhan wilayah Indonesia dari berbagai ancaman.
Bela Negara merupakan program yang disusun Kementrian Pertahanan untuk setiap warga negara. Bela Negara bertujuan memperkuat jiwa dan identitas bangsa, sehingga negara ampuh menangkal segala bentuk ancaman yang dapat membahayakan keutuhan dan integritas bangsa. Setiap warga negara dimanapun berada, apapun pendidikannya, agama, dan sukunya semua memiliki hak dan kewajiban yang sama yaitu Bela Negara.
Bela Negara tidak perlu dipaksakan, melainkan setiap warga negara harus sadar dan mengerti pentingnya Bela Negara untuk mensejahterakan rakyat. Ketika masyarakat bersatu untuk mencapai tujuan bersama sebagai sebuah bangsa karena ikatan yang tumbuh atas kesadaran berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air yang satu Indonesia, maka sesungguhnya Bela Negara telah menjadi kewajiban.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia, dimana setiap warga Indonesia harus bisa mengamalkan dan mengembangkan sila–sila Pancasila dalam kehidupan sehari–hari. Selain itu, perlunya menjadikan Pancasila dan nilai – nilai Bela Negara sebagai landasan sikap dan perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar setiap warga negara memiliki rasa persatuan dan kesatuan untuk Indonesia.
Perbedaan apapun tidak menjadi hambatan untuk melakukan upaya Bela Negara, dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika dan ideologi Pancasila menjadikan negara kuat untuk menghadapi berbagai ancaman. Mengingat ancaman Bela Negara saat ini sudah berbeda dengan zaman dulu, dimana teknologi semakin canggih dan akses internet terhubung sangat cepat. Untuk itu kesadaran Bela Negara harus terus ditumbuhkan dan ditingkatkan kepada setiap warga negara khusunya generasi muda yang akan menjadi pewaris bangsa.
Dalam melaksanakan Bela Negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa, melawan terorisme, menentang budaya luar yang tidak sesuai dengan dasar negara, dan lain sebagainya.
Sedangkan pembelaan negara secara non fisik dapat diartikan sebagai upaya untuk ikut berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, diantaranya dengan cara memajukan negara dalam perekonomian, mengembangkan usaha negara, membayar pajak, melestarikan budaya, dan lain sebagainya. Tidak ada perbedaan dan batasan apapun untuk melakukan Bela Negara, tanpa melihat latar belakang yang dimiliki setiap warga negara wajib dalam upaya Bela Negara. Apabila rasa Bela Negara sudah melekat pada diri setiap warga negara, maka ancaman apapun bisa dihadapi dengan mudah.
Artikel Terkait
-
Banyak PNS Terpapar Radikalisme, Tahun Depan ASN DIY Wajib Ikuti Sinau Pancasila
-
Hari Bela Negara, Siti Nurbaya: Jajaran KLHK Diharapkan Tidak Berhenti Inovasi
-
Kala Jokowi Kembali Bagi-bagi Sepeda, Warga Ditanya Soal Pancasila Hingga Prokes
-
Mengenal Contoh Pengamalan Sila ke-5 dalam Pancasila
-
Urutan Lambang Pancasila yang Menjadi Pedoman Masyarakat Indonesia
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton
-
Ulasan Novel Holly: Rahasia Mengerikan di Balik Rumah Pasangan Terhormat
-
Aprilia Tolak Tawaran Jorge Martin, Honda Sudah Siapkan Senjata?
-
Agensi Umumkan aespa dan IZNA Bersiap untuk Comeback pada Juni 2025
-
5 Penjahat Boku no Hero Academia yang Layak Dimaafkan, Siapa Saja?