Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Muhamad Firdaus | Ratna Nisrina Puspitasari
Ilustrasi pembelajaran daring oleh siswa.(Pixabay/Hatice EROL)

Pada akhir tahun 2020, tepatnya bulan Desember, pemerintah memperkenalkan akun Belajar.id. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akun belajar diluncurkan dalam rangka membantu pembelajaran daring. Program ini hasil kerja sama antara Google dengan pemerintah Indonesia. Melalui akun ini, guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengakses produk Google Suite secara gratis.

Perlu diketahui, produk Google Suite ini awalnya berbayar. Dalam produk ini, pemilik akun mampu mengintegrasikan berbagai macam produk dalam satu akun. Pengguna dapat menikmati layanan email, meeting, penyimpanan dokumen tanpa batas yang disebut drive, serta berbagai layanan lain yang dapat menunjang pembelajaran.

Program akun Belajar.id ini diharapkan mampu memfasilitasi guru di Indonesia dalam pembelajaran daring. Utamanya dalam memberikan pembelajaran yang maksimal selama pembelajaran daring. Beberapa fitur memungkinkan guru untuk membuat media pembelajara interaktif dan kolaboratif. Bahkan, penyimpanan pada fitur Google Dirive tidak terbatas. Artinya, dokumen sebanyak apapun dapat tertampung dalam layanan ini. Tidak hanya guru yang dapat menikmati layanan ini, namun siswa diberikan fasilitas yang sama untuk dapat memanfaatkan layanan ini.

Sama seperti produk pada umumnya, keberlangsungan untuk masa depan menjadi salah satu pertimbangan baik dan buruknya produk, tidak terkecuali program akun Belajar.id. Program yang sudah baik dan mempunyai kebermanfaatan, akan lebih baik jika dipertahankan keberadaannya. Adapun perbaikan yang dilakukan tidak seharusnya membuat produk lenyap atau berganti begitu saja.

Apalagi program akun belajar.id ini memiliki layanan penyimpanan yang di dalamnya terdapat dokumen-dokumen dari guru dan siswa yang menggunakan akun ini. Sungguh disayangkan jika program ini diganti sehingga dokumen tersebut hilang begitu saja dikarenakan adanya masa kedaluwarsa atau penonaktifan akun. Padahal dokumen-dokumen tersebut bisa saja sangat penting bagi penggunanya.

Jangan sampai program yang kebermaanfaatannya sudah terasa, dihilangkan begitu saja dan dengan mudahnya digantikan dengan program lain. Selain merepotkan guru dan siswa, program baru yang terus bermunculan akan butuh penyesuaian ulang yang membutuhkan waktu. 

Program yang terus berganti tanpa memperhatikan keberlanjutan dari program sebelumnya akan menimbulkan tumpang tindih antara program yang lain. Melihat pengalaman terdahulu, sudah ada beberapa program pemerintah yang pelaksanaannya tumpang tindih dengan program lain, sehingga jangan sampai hal sama terus berulang.

Alangkah lebih baik, jika program yang baru tidak menghilangkan program lama selama program tersebut menuai banyak manfaat. Justru program yang baru seharusnya dapat diintegrasikan dan menjadi pelengkap sehingga dapat menutup kekurangan dari program yang sudah ada. Khususnya bagi program yang bentuknya produk seperti halnya akun belajar.id

Harapan di masa depan, program-program pemerintah dapat saling terintegrasi dengan mudah sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif. Program akun belajar.id ini diharapkan mampu diintegrasikan dengan lebih mudah dengan program, produk, maupun layanan yang telah diluncurkan sebelumnya.

Kemudahan akses sebuah program, produk, maupun layanan, akan menjamin efektifitas dan manfaat yang didapatkan oleh pengguna . Di masa mendatang, perlu adanya perbaikan layanan program akun Belajar.id. Oleh karena itu, adanya perbaikan dan penyempurnaan menjadi harapan yang ditunggu oleh pengguna layanan ini.

Ratna Nisrina Puspitasari