Menjadi pebisnis sukses di usia muda menjadi hal yang sangat banyak diinginkan oleh semua orang. Namun, untuk menjadi seorang pebisnis handal dan sukses di usia muda tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Seorang pebisnis sukses tentunya memiliki proses yang sangat panjang dan pengalaman yang banyak pula.
Dalam perjalanannya tentu tidak akan semulus yang dibayangkan. Tentu mesti ada jatuh bangun, adakalanya kita mendapatkan sebuah kebahagiaan dan tidak menutup kemungkinan pula kita mendapatkan kesulitan dalam menjalankannya.
Seperti yang telah kita ketahui Rasulullah sejak kecil telah dididik oleh Allah Swt menjadi pribadi yang mandiri, rajin, kuat, penuh kesabaran salah satunya Rasulullah tuangkan dalam hal berbisnis. Sifat–sifat itulah yang menjadi kunci sukses Rasulullah menjadi seorang pebisnis handal dan bisa dikatakan berhasil menjadi orang yang berkecukupan dalam segi finansial.
Salah satu bukti kekayaan rasulullah salah satunya menurut hadits Riwayat Muslim adalah ketika ia memberikan maskawin kepada Aisyah RA adalah 500 dirham. Satu dinar emas setara 10 dirham perak. Apabila dikonversi 500 dirham setara dengan 40 juta. Selain itu masih banyak lagi bukti-bukti kekayaan yang dimiliki oleh Rasulullah Saw sebagai seorang pebisnis yang handal
Rasulullah Bermental Baja
Pengalaman Rasulullah dalam berdagang telah beliau tekuni sejak dari kecil. Dalam perjalanan hidupnya beliau menjadi seorang pedagang kurang lebih selama 25 tahun dan itu waktu yang lebih lama ketimbang beliau menjadi seorang nabi setelah diutus oleh Allah Swt.
Untuk menjadi seorang pedagang yang handal dan sukses di usia muda, Rasulullah tidak serta merta langsung begitu saja, tetapi dari beliau kecil beliau telah dididik menjadi pribadi yang memiliki mental yang kuat sehingga bisa menjadi pedagang yang handal.
Sejak berusia 6 tahun, Rasulullah telah mejadi anak yatim piatu yang harus kehilangan kasih sayang kedua orang tua. Beliau pernah bekerja sebagai pekerja serabutan untuk penduduk Kota Mekah pada saat beliau diasuh oleh pamannya demi membantu perekonomian keluarga.
Untuk menjadi seorang pebisnis atau wirausahawan handal mental yang kuat adalah modal utama yang perlu dibangun. Ketika mental seseorang telah ada maka akan siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi ke depannya. Seorang pebisnis atau wirausahawan akan berani mengambil sebuah risiko. Karena sejatinya seberapa besar rezeki yang seseorang inginkan, itu sama dengan seberapa besar seseorang berani mengambil risiko.
Rasulullah Sebagai Penggembala
Sejak kecil beliau juga pernah menjadi seorang penggembala. Allah Swt memang memerintahkan dan membekali para nabi untuk memiliki kemampuan dalam menggembala. Sebab hikmah yang padat kita ambil dari seorang penggembala adalah jiwa leadership dan manajemen yang baik karena di dalamnya ada mengatur, menjaga, mengembangbiakkan hewan, dan semua itu bukanlah hal yang mudah. Ketika menjadi seorang penggembala beliau banyak belajar cara mengatur hewan kemudian mengatur manusia, hingga akhirnya beliau mampu menata kehidupannya agar yang lebih baik.
Seorang pebisnis atau wirausahawan yang memiliki jiwa leadership serta manajemen yang baik, tentu akan berdampak bagi keberlangsungan usahanya. Seberapa besar kemampuan seseorang tersebut dapat mengorganisir partner kerjanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Serta seberapa baik seseorang dapat mengatur dan menjalankan berbagai kebijakan perusahaan yang sesuai dengan visi dan gaya kepemimpinannya.
Rasulullah Bisa Ala Biasa
Salah satu modal Rasulullah sehingga bisa menjadi seorang pebisnis handal adalah ia memiliki pengalaman berdagang dengan Pamannya Abu Thalib. Rasulullah bisa dikatakan pernah melakukan magang dengan Pamannya. Beliau ikut bersama Pamannya berdagang ke negeri syam di usia 12 tahun.
Dari pengalaman yg beliau alami, maka terbentuklah pribadi yang mandiri, pantang menyerah, kuat, serta berani mengambil keputusan dalam kondisi sesulit apapun. Pada saat itu Abu Thalib pernah bangkrut dalam berdagang. Tetapi Rasulullah dengan segala pengalaman serta ilmu yang telah dimilikinya selama berdagang, ia mampu mengambil sebuah keputusan hebat sehingga beliau bisa menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut dilakukan bukan semata-mata karena beliau hebat tetapi beliau telah memilki pengalaman yang cukup sehingga menjadi terbiasa.
Seorang pebisnis atau wirausahawan mustahil rasanya mereka tidak melewati proses belajar terlebih dahulu. Mencari pengalaman yang cukup untuk membangun sebuah usaha sendiri menjadi sangat penting. Dengan begitu kita akan lebih mengetahui kekurangan dan kelebihan kita yang mesti kita perbaiki dan kita tingkatkan ketika kita ingin memulai berbisnis atau berwirausaha. Karena sebuah proses atau pengalaman sejatinya tidak akan menghianati hasil yang kita dapatkan.
Rasulullah Sebagai Al-Amin
Menyandang gelar Al-Amin bukanlah hal yang mudah bagi Rasulullah. Berbekal gelar tersebut akhirnya beliau banyak dipercaya oleh orang lain sebagai pribadi yang amanah, jujur dan dapat dipercaya. Dengan kepercayaan itulah, Rasulullah dapat menjalankan bisnisnya dengan lancar. Beliau tidak memiliki modal besar dalam berbisnis, tetapi beliau hanya sekadar mendapatkan upah dari orang lain atau melalui proses sharing. Selain dapat dipercaya, beliau pula sangat mudah bergaul sehingga beliau mudah mendapatkan teman dari kalangan apapun.
Di dalam dunia entrepreneur, kepercayaan adalah modal besar dalam berwirausaha, dengan kepercayaan maka kita akan memiliki kredibilitas tinggi..Selanjutnya adalah pandai bergaul, ketika seorang pebisnis atau wirausahawan pandai menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam pergaulan, bersifat egaliter, dan bisa masuk pada lini manapun, maka konektivitas kita akan lebih luas dalam membangun sebuah branding. Hal ini lah yang perlu dimiliki entreprener dalam membangun koneksi dan jaringan.
Dari kisah Rasulullah sehingga akhirnya berhasil menjadi pebisnis handal, banyak sekali nilai-nilai yang dapat diambil ketika ingin menjadi seorang pebisnis atau wirausahawan yang handal dan sukses di usia muda. Mental yang kuat, pengalaman yang cukup, mudah bergaul merupakan sifat yang dapat kita terapkan ketika ingin menjadi seorang pebisnis.
Lebih dari itu ketika berbisnis hendaknya seseorang tidak hanya mementingkan satu hal saja, tetapi kita harus memperhatikan hal lain yaitu agama seperti berdakwah, berinfak, dan sebagainya. Karena konsekuensi berbisnis yang berhasil adalah kekayaan, dan semua harta kekayaan itu akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Untuk itu kita harus menggunakan harta tersebut dengan sebaik-baiknya sebagaimana Rasulullah yang senantiasa menggunakan hartanya di jalan Allah Swt.
Baca Juga
-
Kurikulum Merdeka: Tantangan Infrastruktur dan Kesiapan Guru di Era Prabowo
-
Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas: Menyoal Hukum dan Keadilan di Indonesia
-
Dari Jokowi ke Prabowo: Memerangi Korupsi Demi Indonesia yang Lebih Baik
-
Review Film Dead Boy Detectives: Kisah Hantu Remaja dan Misteri Supernatural
-
Review Serial My Lady Jane: Kisah Ratu 10 Hari yang Diolah Jadi Komedi
Artikel Terkait
-
KPR BRI Property Expo 2024 Berikan Kemudahan dan Keuntungan Maksimal Bagi Calon Nasabah
-
IDI Kecam Dokter Promosi Produk Kecantikan di Medsos: Melanggar Etik!
-
Bahaya Menyimpan Minyak Goreng Dekat Kompor, Berisiko Bagi Kesehatan!
-
Lebih dari 50% Bisnis RI Jadi Korban Fraud
-
5 Bisnis Milik Tasya Farasya, Kini Buka Restoran Mewah di Jaksel
Kolom
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Hikayat Sarjana di Mana-mana
-
Jebakan Maskulinitas di Balik Tren Video Laki-laki Tidak Bercerita
-
Membedah Batasan Antara Kebebasan Berpendapat dan Ujaran Kebencian
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit