Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Salma Puteri
Teori Menjalin Relasi yang Ideal, Impresi Awal itu Penting

Setiap kali kita memasuki dunia sosial yang baru, pastinya kita akan bertemu orang-orang yang baru juga. Misalnya saat kita memasuki dunia pekerjaan baru, atau lembaga dan komunitas baru, dan juga pendidikan yang baru. Pastinya kita merasa asing dengan orang baru dan merasa agak ragu untuk memulai interaksi terlebih dulu.

Itu semua dikarenakan ada ketidakpastian di antara kita dengan mereka yang baru kita temui. Ketidakpastian sendiri adalah keadaan yang tidak mengenakan dan menimbulkan perasaan tertekan. Kita mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal karena ketika kita bertemu dengan orang yang benar-benar baru, kita cenderung tidak mempunyai definisi yang akurat tentang orang tersebut.

Itulah yang membuat kita dilingkupi oleh perasaan negatif yang membuat kita stres. Ketika kita mengalami ketegangan dan ketidaknyamanan, kita akan mencari informasi mengenai orang tersebut untuk mengurangi ketidakpastian yang ada. 

Ketika kita bertemu dengan orang asing, untuk mengurangi ketidakpastian yang ada, kita memusatkan perhatian kita dengan membuat impresi awal berdasarkan presepsi kita. Misalnya dengan memperhatikan penampilan dan gaya bicaranya. "oh, kayaknya dia orang yang fashionable tapi agak tomboy, deh," atau "hmm, kayaknya dia orang pinter, nih." 

Lalu, bagaimana caranya agar ketidakpastian itu berkurang? Ketidakpastian akan berkurang ketika kita sudah mulai berkenalan atau membuka diri dengan orang-orang baru yang kita temui dan kita pun mendapatkan timbal balik berupa informasi tentang mereka. 

Uncertainty reduction theory (Teori Pengurangan Ketidakpastian) adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Berger & Calabrese pada tahun 1975. Teori ini digunakan untuk membahas sebuah proses komunikasi antar dua individu yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi saling kenal sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dalam berkomunikasi, dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak.

Teori ini juga bisa dibilang berhubungan dengan cara-cara kita mencari dan mengumpulkan informasi tentang orang lain. Teori ini juga berhubungan dengan cara individu mengamati lingkungan sosialnya dan menjadi lebih banyak tahu tentang diri mereka sendiri juga orang lain. 

Jadi, ada beberapa strategi untuk mengurangi ketidakpastian saat kita mau menjalin relasi persahabatan, hubungan asmara, bisnis, dan lain sebagainya. Ketika kita mau menjalin relasi dengan orang lain, pastikan kita melakukan strategi-strategi 'PDKT' berikut untuk mengurangi ketidakpastian.

Strategi pertama adalah strategi pasif. Pada tahap ini, kita harus mencari tahu tentang orang yang sudah kita 'incar' melalui berbagai platform sosial media yang dimilikinya. Bisa dibilang kita “kepo” dengannya dengan men-stalk atau mengulik segala tentangnya melalui media sosial.

Dari situ kita bisa membangun asumsi dan mendapatkan sedikit gambaran tentang dirinya. Misalnya, dia sering upload makanan, sering mengunggah dirinya saat sedang jalan-jalan, bersama teman-teman, dan atau saat dirinya terlibat di suatu kegiatan tertentu. Kita bisa mengasumsikan bahwa dia adalah orang supel, aktif, dan suka makan. 

Strategi selanjutnya adalah strategi aktif. Pada strategi ini, kita menanyakan kepribadiannya melalui orang-orang yang dekat dengannya. Bisa keluarga, sahabat, atau orang-orang yang mengenalnya dengan baik. Kita bisa menanyakan karakter aslinya seperti apa, topik apa yang menurut dia menarik untuk dibahas, apa saja yang dia suka dan apa yang dia tidak suka, dan lain sebagainya. Dari situ, kita tentu mendapatkan pengetahuan baru dan sedikit mengenalnya lebih dalam. 

Strategi terakhir adalah strategi interaktif. Pada tahap ini, kita sudah harus bisa mengobrol dan berkomunikasi langsung dengan orang kita mau jadikan partner. Dari obrolan tersebut, kita bisa mengonfirmasi apakah informasi yang kita dapatkan selama melakukan strategi pasif dan aktif itu sepenuhnya benar atau tidak.

Di tahap ini biasanya kita malah akan menemukan fakta baru tentangnya yang mungkin tidak orang lain ketahui. Tahap ini adalah tahap yang menentukan apakah relasi yang mau kita bangun dengannya bisa dilanjutkan atau tidak. 

Nah, yuk coba terapkan strategi-strategi ini setelah mengetahuinya. Supaya kita tidak kikuk saat berkenalan atau PDKT dengan orang lain. Dengan mengetahui dengan baik dan mengurangi ketidakpastian asumsi calon partner kita, entah itu mau  partner bisnis atau life partner (cieee),  hubungan atau relasi kita dengannya dipastikan akan semakin langgeng, tahan lama, dan semakin berkembang. 

Salma Puteri