Umumnya manusia menggunakan logika dan intuisi. Logika merupakan proses pengambilan keputusan dengan pertimbangan dan perhitungan. Pasalnya, logika memperhatikan ketepatan jawaban. Intuisi merupakan berpikir secara naluriah, cepat, dan memakai insting. Intuisi terbentuk karena pengalaman yang dialami sebelumnya. Intuisi dapat muncul pada situasi sederhana sampai permasalahan yang rumit.
Bagaimana Peran Intusi dalam Matematika?
Logika memang hal yang dianggap penting dalam matematika. Pada dasarnya, matematika adalah sebuah disiplin ilmu tentang penalaran, artinya dalam bermatematika mempelajari logika yang benar. Logika dalam kegiatan matematika merupakan kemampuan untuk memecahkan permasalahan matematika dengan menyusun solusi yang sistematis.
Sementara itu, kehadiran intuisi dalam bermatematika sering kali diabaikan. Keterlibatan intuisi sempat menjadi hal yang pro-kontra di kalangan matematikawan. Kemudian pada tahun 1999, Loene Burton melakukan penelitian subjek 70 matematikawan, hasilnya cukup banyak subjek (83%) yang mengakui kehadiran intuisi membantu dalam proses bermatematika.
Imanuel Kant berpendapat bahwa pemahaman matematika diperoleh dari "intuisi murni". Intuisi dalam matematika juga diperlukan dalam mengungkap persoalan matematika, hal ini berdampingan dengan pemikiran analitis. Berpikir analitis bersifat objektif, sementara berpikir intuitif bersifat subjektif. Peran intuisi di antaranya menentukan langkah awal dalam mecari solusi yang kemudian diverifikasi oleh pemikiran analitis.
Contoh Kasus Penggunaan Intuisi dalam Persoalan Matematika
Jika kita diberikan persoalan matematika sebagai berikut"Apakah n(n-1)² dapat habis dibagi dengan 6?" Pertama-tama kita melihat bahwa bentuk n(n-1)² adalah bentuk aljabar. Ah, tampaknya bentuk aljabar tersebut sedikit rumit. Apa yang bisa kita lakukan untuk menguraikannya? Intuisi kita berkata "Pemfaktoran Aljabar".
n(n-1)² = n×(n-1)×(n+1), setelah diperhatikan (n-1)×n×(n+1) adalah hasil kali tiga bilangan asli yang berurutan. Jika tiga bilangan tersebut berurutan, maka minimal ada satu yang merupakan bilangan genap yang habis dibagi 2, dan ada bilangan lainnya yang habis dibagi 3. Ingat bahwa bilangan yang habis dibagi 6 maka ia habis di bagi 2 dan 3.
Guru maupun siswa perlu memperhatikan masing-masing peran pemikiran logis, analitis, intuitif. Jika pemikiran intuitif diabaikan makan akan berpengaruh pada kemampuan matematika. Pemikiran intuitif juga perlu dikendalikan. Jangan sampai siswa mengandalkan intuisi saja dan melupakan proses formal matematika.
Referensi
Mutia, M., Rochmad, R., & Isnarto, I. (2021). Pentingkah Sebuah Intuisi dalam Pembelajaran Matematika?. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4, 369-374. Retrieved from Laman Jurnal UNNES.
Sukmana, A. (2011). Profil berpikir intuitif matematik. Research Report-Engineering Science, 2. Laman Jurnal Unpar.
Baca Juga
-
Bukan Lagi Panjat Pinang, Begini Cara Gen Z Rayakan HUT RI di Era Digital
-
20 Tahun Jejak Musik The Changcuters, Rock Lincah hingga Sisi Emosional
-
Menyelami Lagu Billie Eilish 'What Was I Made For?' di Film Barbie
-
Tips Memilih Tas Anak Sekolah yang Berkualitas dan Terjangkau!
-
Bahasa Gaul dalam Film: Tinjauan 4 Film Populer Indonesia!
Artikel Terkait
Kolom
-
Generasi Z dan Karier Tanpa Tali: Kenapa Job-Hopping Jadi Strategi?
-
Bukan Sekadar Omon-Omon: Kiprah Menkeu Purbaya di Ekonomi Indonesia
-
BGN Tanpa Ahli Gizi: Komposisi Pimpinan yang Memicu Kritik
-
Evaluasi Tanpa Jeda: Sikap Nekat Pemerintah soal MBG
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
Terkini
-
Blak-blakan, Tora Sudiro Akui Jadi YouTuber karena Sepi Tawaran Syuting?
-
Dianggap Relate Dengan Kehidupan Mahasiswa, Apa Itu Sindrom Duck Syndrome?
-
5 Alasan Gachiakuta Wajib Ditonton, Anime Misteri Relate dengan Kehidupan!
-
6 OOTD Feminin Lee Si An Single Inferno dengan Sentuhan Dress dan Skirt
-
Bijak! Andre Taulany Sebut Hidup Itu Cuma Perkara Waktu: Ada Suka Ada Duka