Bullying, merupakan fenomena yang sering dilakukan oleh sebagian orang hanya untuk membuat diri mereka senang. Tak peduli dengan perasaan dan kesehatan mental orang lain, yang terpenting kepuasannya bisa terpenuhi. Tak jarang, korban bully adalah mereka yang kerap kali dianggap lemah, dan pelakunya adalah mereka yang merasa kuat dan superior.
Dampak dari bullying ini tidak main-main, korban bisa tertekan secara mental karena mengalami gangguan secara psikis, maupun fisik. Korban yang mengalami pembullyan secara fisik mungkin dapat terlihat dari luka, ataupun lebam dan itu bisa dijadikan bukti secara langsung.
Tapi, korban bully secara verbal tak dapat terlihat secara fisik, lukanya membekas di dalam psikis korban. Inilah yang rentan kemudian menjadikan kesehatan mental korban terganggu, bahkan dapat menyebabkan trauma. Bentuk bullying apapun tak dapat dibenarkan secara hukum maupun sosial.
Untuk itu, sebelum kita memberi pertolongan kepada orang lain, kita juga harus mempunyai daya pertahanan diri dalam menghadapi bullying. Inilah 3 sikap yang harus dilakukan saat menghadapinya.
1. Tinggalkan dan Keluar
Tidak semua orang mampu melawan ketika dirinya dibully, ada sebagian yang tak memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan. Maka solusinya adalah meninggalkan. Ketika anda sedang dibully dan tak ingin melakukan perlawanan, maka tinggalkanlah tempat di mana anda dibully. Meninggalkan tempat permasalahan bukan berarti menghindar dan kabur dari permasalahan. Ini merupakan cara halus untuk melakukan perlawanan tanpa harus banyak mengeluarkan tenaga dan emosi.
2. Berilah Perlawanan Secara Verbal
Bagi anda yang tidak terima ketika dibully dan anda menganggapnya sudah melewati batas. Maka lawanlah dengan setara. Jika mereka membullymu dengan mengumpat, anda berhak untuk mengumpat balik mereka. Dengan catatan lawan dengan setara atas bullyan yang sudah diberikan padamu. Ini merupakan cara untuk memperlihatkan anda mempunyai harga diri dan tak layak untuk diinjak oleh orang lain. Anda tak perlu menaruh segan kepada orang yang telah menghinamu secara fisik maupun verbal.
3. Jangan Memulai Kontak Fisik Terlebih Dahulu
Ketika tahap kedua sudah tidak berpengaruh, dan mereka berani melakukan hal yang lebih kepadamu seperti kekerasan fisik. Anda berhak untuk melakukan hal yang setara kepada mereka sebagai perlawanan dan perlindungan diri. Yang perlu dicatat di sini adalah, jangan memulai kontak fisik terlebih dahulu, biarkan mereka yang memulai terlebih dahulu. Dengan begitu, ketika anda disalahkan karena mereka yang membullymu babak belur. Anda memiliki alasan yang rasional karena mereka yang memulai duluan melakukan kontak fisik, dan anda melakukan perlawanan sebagai pertahanan diri.
Pembullyan sudah seharusnya dihilangkan, selaku manusia yang setara kita senantiasa mengasihi dan menyayangi satu sama lain. Kekerasan hanya akan menimbulkan kekacauan. Sudah seharusnya kita menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi negara. Sesuai dengan sila ke-2 yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab maka tindakan pembullyan tidak mencerminkan nilai Pancasila.
Baca Juga
-
Pentingnya Berfilsafat di Tengah Kondisi Demokrasi yang Carut-Marut
-
Film A Moment to Remember: Menggugah Hati dan Syarat akan Antropologis
-
Menguak Misteri: Kecerdasan Tidak Didasarkan pada Kehebatan Matematika
-
Antara Kecerdasan Emosional dan Etika dalam Bermain Media Sosial
-
Ini yang Akan Terjadi jika Kuliah atau Pendidikan Tinggi Tidak Wajib!
Artikel Terkait
Kolom
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Gubernur Jawa Barat Hapus PR: Solusi Pendidikan atau Tantangan Baru?
-
Bukan Sekadar Hiburan: Membaca Novel Bisa Asah Daya Ingat dan Sehatkan Otak
-
Pertambangan Nikel di Raja Ampat: Kronologi dan Bayangan Jangka Panjang
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?
-
Tampil Kece Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Al Ghazali