Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Budi Prathama
Organisasi Ekstra Kampus di Kabupaten Majene. (Dok.pribadi/@budi.prathama)

Menjadi mahasiswa terutama bagi mahasiswa baru (maba), tentu akan menjumpai berbagai sosialisasi dari organisasi mahasiswa untuk ikut bergabung di dalamnya. Bukan hanya organisasi intra kampus terlebih organisasi di luar dari naungan kampus, atau biasa disebut Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek). 

Dari beberapa Ormek di Indonesia, mungkin masih ada maba yang asing mendengarnya. Padahal, kiprah dan perjuangan Ormek tersebut sangat berarti untuk mengawal lajunya pemerintahan Indonesia, Ormek-ormek tersebut selalu menjadi garda terdepan sebagai agent of change. Terlebih Ormek sebagai wadah yang dapat mengembangkan pola pikir dan jiwa kepemimpinan seorang mahasiswa. 

Terkait dengan hal itu, maka penting bagi maba untuk mengetahui ciri khas setiap Ormek yang ada di Indonesia sebelum memutuskan ikut bergabung. Mengingat Ormek-ormek tersebut tentu akan menghiasi setiap kampus yang ada di negeri ini. Di antara Ormek itu, yakni;

1. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI

GMNI lahir dari tiga peleburan organisasi besar yang memiliki ajaran sama, yakni Marhaenisme ajaran Bun Karno. Tiga organisasi tersebut, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM), Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI). 

Hingga pada tanggal 23 Maret 1954, tiga organisasi itu melakukan fusi dan melahirkan organisasi GMNI. Tanggal itu juga bertepatan dengan Kongres pertama GMNI dan ditetapkan sebagai tanggal Dies Natalis GMNI. Di mana S.M Hadiprabowo dari GMDI ditetapkan sebagai ketua pertama. 

GMNI dikenal sebagai organisasi yang berwatak nasionalis, mahasiswa yang bisa ikut bergabung di dalamnya tanpa pandang bulu, suku, agama, ras, dan budaya. Di GMNI tentu tidak lekang dengan diskursus tentang Kebangsaan, Pancasila, Nasionalisme, dan Kerakyatan. 

Sejatinya GMNI akan terus membawa ajaran Bung Karno dan mensosialisasikannya kepada generasi bangsa. Serta berdiri tegak demi keutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.

2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI

Lahirnya HMI dimotori oleh Lafran Pane, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947. HMI sebagai organisasi keislaman untuk terus menyalurkan aspirasi keagamaan, sebagaimana tertuang dalam tujuan HMI, yakni untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Seiring dengan perkembangannya, organisasi ini terpecah menjadi dua, karena pada masa Orde Baru ada upaya pemerintah untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Pecahannya itu dikenal dengan HMI DIPO dan HMI MPO. 

3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 

Awalnya organisasi ini terbentuk berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Selanjutnya, dibentuk panitia sponsor 13 orang dari mahasiswa NU dalam mengadakan musyawarah mengenai pembentukan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal Jama’ah. 

Melalui itu, PMII pun resmi dibentuk pada 17 April 1960 di Surabaya, dan diketuai oleh Mahbub Djunaidi. Pada 1972, PMII menyatakan diri berpisah dari NU yang sebelumnya bertindak sebagai Badan Otonom NU dan berdiri sebagai organisasi independen.

4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM

IMM didirikan pada 14 Maret 1964 di Yogyakarta. Organisasi ini salah satu organisasi mahasiswa islam yang berafiliasi dengan ormas Muhammadiyah. IMM sendiri memiliki tujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia, dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. 

Adapun ketua pertama dari organisasi ini ialah Drs. Moh. Djazman Al-kindi, selain itu beberapa tokoh pelopor lainnya seperti Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, dan Margono.

5. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) 

GMKI merupakan organisasi kemahasiswaan yang di dalamnya terhimpun mahasiswa Kristen, di mana organisasi ini didirikan pada 9 Februari 1950. GMKI merupakan pecahan dari Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV) yang ada sejak tahun 1932. Organisasi ini memiliki tri panji, yaitu tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian.

6. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) 

Pembentukan organisasi KAMMI didasarkan pada keprihatinan terhadap krisis nasional tahun 1998. Kepercayaan kepada pemimpin yang kian terkikis, telah membangkitkan para aktivis untuk membentuk KAMMI. KAMMI lahir pada 29 Maret 1998 di Malang, Jawa Timur yang diketuai oleh Fahri Hamzah.

7. Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) 

Awalnya organisasi ini terbentuk saat Front Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) melakukan konsolidasi lanjutan pada 9-12 Juli 1999 di Bogor. Konsolidasi itu diikuti sekitar 20 komite aksi mahasiswa dari berbagai kota dan bersepakat mendirikan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Organisasi ini juga menghimpun semua golongan tanpa pandang bulu.

8. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) 

PMKRI merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) Katolik yang berfungsi sebagai organisasi pengkaderan, pembinaan dan organisasi perjuangan mahasiswa Katolik (juga bukan Katolik) yang berasaskan Pancasila, dijiwai nilai-nilai kekatolikan, dan disemangati semangat kemahasiswaan.

Organisasi PMKRI berdiri pada 25 Mei 1947 di Yogyakarta. Awal pembentukan organisasi ini memiliki keterkaitan dengan Katholieke Studenten Vereniging (KSV) yang ada di Batavia (Jakarta), Bandung, dan Surabaya.

9. Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) atau Rakyat Kuasa 

Lahirnya FPPI atau biasa dikenal dengan Rakyat Kuasa didasari atas respon kuatnya hegemoni, korporatisme negara, ketidakadilan global, dan adanya penetrasi yang memandulkan daya kritis dan gerakan revolusioner kaum muda. 

FPPI digagas pada akhir November 1998 dalam pertemuan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Organisasi dikenal sebagai organisasi yang sangat kritis terhadap pemerintah dan ketika ada aksi demonstrasi ia selalu tampil untuk mengangkat isu-isu kerakyatan, termasuk kasus reforma agraria. 

Itulah 9 Ormek yang kerap dijumpai di Indonesia. Dengan begitu, penting bagi mahasiswa baru untuk mengetahuinya sebelum ikut bergabung di dalamnya. Yang jelas di antara organisasi tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan tiap gerakan mahasiswa. 

Budi Prathama