Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Aldho Faruqi Tutukansa
Potret Shinzo Abe (Instagram/Shinzo Abe)

Mantan Perdana Menteri Jepang periode 2012-2020, Shinzo Abe telah dinyatakan tewas akibat dari luka tembakan yang diserang oleh seorang pria di Nara, Jepang pada hari Jumat, 8 Juli 2022. Penembakkan tersebut terjadi ketika beliau melakukan pidato melalui kampanye secara terbuka di Nara, Jepang untuk persiapan Pemilihan Umum di Jepang mendatang.

Secara mengejutkan, seorang pria yang berada di belakang beliau mulai mengeluarkan senjata lalu menembaki Mantan Perdana Menteri Jepang tersebut sebanyak dua kali tembakan. Seorang pria yang melakukan aksi tembak tersebut diidentifikasi merupakan salah satu Mantan Anggota Pasukan Bela Diri Angkatan Laut Jepang, Tetsuya Yamagami (41) dan juga warga setempat dari Nara.

Belum diketahui alasan penyebab ia meluncurkan tembakkan ke Shinzo Abe dan masih dalam penyelidikan secara berlanjut. Kematian dari Shinzo Abe ini tentu meninggalkan segala hasil buah tangan beliau dan sebuah dinamika yang terjadi dalam perpolitikkan di Jepang.

Berbagai Peninggalan dari Kontribusi yang dilakukan oleh Shinzo Abe

Peristiwa tersebut tentu bukan hanya mengejutkan bagi warga negara Jepang saja, tetapi seluruh dunia pun merasakan hal yang sama, di mana beliau memiliki segudang pengalaman, prestasi, hingga kinerja yang luar biasa dalam memimpin pemerintahan di Jepang sebanyak empat periode.

Banyak sekali peninggalan dari beliau dalam bentuk kontribusi yang dilakukan, baik untuk Jepang itu sendiri, maupun untuk hubungan luar negeri Jepang di kancah internasional. Seperti beliau memfokuskan pada kerjasama luar negeri dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Tiongkok, hingga negara-negara ASEAN yang salah satunya yaitu Indonesia.

Mengenai hubungan luar negeri antara Jepang dengan Indonesia yang sangat begitu harmonis dan ditandai dengan berbagai kunjungan diplomatik antara satu sama lain dalam membahas ekonomi, sumber daya, dan kerjasama perdagangan antara Jepang-RI. Bahkan, ketika beliau bersedia mendatangkan JICA (Japan International Cooperation Agency) sebagai perusahaan mitra yang membantu kelancaran pada proyek pembangunan MRT Jakarta di Indonesia menjadi terintegrasi dan modern.

Selain itu, peninggalan semasa beliau menjabat yaitu adanya sebuah kebijakan raksasa dari beliau yang kemudian dikenal dengan Kebijakan Abenomics. Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan kontroversial masa kepemimpinan beliau, di mana kebijakan ini menekankan untuk mengatasi krisis ekonomi yang dihadapi oleh Jepang pada saat itu.

Adapun beberapa langkah pelaksanaan pada kebijakan tersebut yaitu ketika Shinzo Abe mulai memprioritaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Jepang dengan melakukan berbagai perubahan, seperti mengakomodasi berbagai perusahaan di Jepang agar terdorong menjadi perusahaan yang berdaya saing, melakukan evaluasi terhadap keuangan negara dengan melakukan pelonggaran moneter agar memperlancar Jepang untuk mengekspansi pasar internasional, hingga melakukan pembelian pada aset penting melalui peningkatan efisiensi pengeluaran belanja negara. Berbagai langkah dari pelaksanaan kebijakan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra dari setiap pihak, namun hal tersebut tentu memberikan dampak yang sangat signifikan bagi Jepang masa pemerintahan di bawah beliau.

Tidak lupa juga dengan kontribusi beliau ketika memiliki rasa simpatik terhadap Palestina untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Palestina. Hal ini dibuktikkan dengan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang dalam menandatangani perjanjian penggalangan dana sekitar 450 juta yen untuk Badan PBB dalam mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA).

Serta, tidak lupa juga dengan kontribusi terbaik Jepang di bawah arahan keputusan Shinzo Abe untuk mendukung Yerusalem tetap menjadi bagian dari Negara Palestina dan menentang dari sikap sekutunya sendiri, Amerika Serikat dalam Sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2017 silam.

Dinamika Politik yang dihadapi masa kepemimpinan Shinzo Abe

Di bawah pemerintahan era Shinzo Abe tentu dihadapi berbagai dinamika politik yang terjadi. Beliau dikenal aktif dari Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang sebagai salah satu partai yang berkuasa di Diet (Parlemen) Jepang hingga Majelis Tinggi Legislatif Jepang. Banyak sekali masyarakat yang merasa simpati dan memberikan dukungan terhadap beliau semasa kepemimpinannya, meskipun dihadapi dengan segala isu-isu yang dialaminya. Hal ini yang membuat beliau menjadi seorang Perdana Menteri Jepang yang begitu disegani di Jepang dari segala kontribusinya di tengah gejolak dinamika politik yang terus meradang.

Lalu, dinamika politik masa beliau juga mulai meningkat pada tahun 2014 dengan menyatakan pembubaran terhadap majelis rendah Jepang dan membuat kebijakan untuk melakukan pemilihan umum secara berulang. Hal ini bertujuan agar partai politik beliau mampu mendapatkan kursi diet yang sangat banyak demi mempertahankan posisinya sebagai perdana menteri. Meskipun tindakan seperti ini menimbulkan berbagai perdebatan di ranah politik Jepang, tapi dampak yang dihasilkan masih memiliki sisi yang begitu positif, di mana Konstitusi Jepang berhasil diamandemen oleh beliau melalui berbagai pasal tentang perdamaian konstitusi yang diinterpretasikan ulang atau revisi kembali.

Salah satu bagian dalam Konstitusi Jepang yang diamandemen mengenai Perdamaian dan Keamanan Negara. Upaya interpretasi ulang yang dilakukan oleh Shinzo Abe ini tentu dihadapi penolakan yang begitu banyak, tetapi beliau tetap konsisten berupaya melakukan tindakan tersebut untuk memperbaiki kondisi Jepang agar lebih baik dan aman. Hal ini yang kemudian mengeluarkan rancangan dasar hukum baru dalam bentuk Rancangan Undang-Undang (RUU) yang kemudian disetujui oleh kabinet beliau sebagai upaya Jepang agar mampu memperkuat pemberdayaan militer secara dipermudah. RUU yang menjadi bagian dalan Konstitusi Jepang tersebut kemudian disetujui secara menyeluruh oleh Parlemen Jepang dan disahkan di masa tahun 2015 dengan proses yang begitu rumit.

Di tengah masa kegemilangan kepeminpinan beliau sebagai Perdana Menteri Jepang tentu dihadapi dengan kendala yang terjadi. Hal ini mulai terjadi ketika di masa pandemi Covid-19, beliau mengupayakan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat Jepang agar tidak terjangkit dari wabah virus yang mematikan tersebut. Upaya tersebut ditandai dengan melakukan penanganan krisis di masa pandemi terhadap sektor masyarakat dan ekonomi melalui reformasi struktural yang dilakukannya.

Akan tetapi, ditengah penanganan yang dilakukan oleh beliau tentu dihadapi berbagai permasalahan dengan terjadinya resesi ekonomi Jepang pada tahun 2020. Bahkan, terjadinya konflik internal politik yang dialami oleh Shinzo Abe membuat beliau mengalami penurunan pada kondisi kesehatannya dan menyatakan untuk mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Jepang sejak tanggal 28 Agustus 2020. Hal ini yang membuat LDP harus dihadapi tantangan dalam mencari resolusi alternatif pada Pemerintahan Jepang untuk mencari pengganti beliau.

Dinamika Politik Pasca-Kepemimpinan Shinzo Abe

Setelah mundur dari jabatannya selaku Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kemudian memfokuskan dirinya untuk melakukan berbagai pengobatan agar ia bisa kembali sehat. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam perpolitikan di Jepang, bahkan masih meninggalkan berbagai pengaruh besarnya bagi Jepang. Eksistensi beliau juga masih terlihat dengan berbagai kontribusi yang dilakukan dalam memberikan kampanye untuk meningkatkan suara dukungan bagi LDP dalam menghadapi pemilu Jepang yang akan datang.

Namun, kampanye politik yang dilakukan oleh beliau mulai terhenti ketika kematian telah mendatangi Shinzo Abe melalui dua tembakan yang diluncurkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini yang membuat dunia merasa terkejut dan berduka atas kematian beliau pasca kejadian tersebut dan tentunya akan menimbulkan tensi dinamika politik Jepang yang makin berkepanjangan.

Hingga saat ini, masih belum menunjukkan dinamika yang sangat signifikan bagi roda perpolitikan di Jepang. Namun, tentunya dengan permasalahan yang terjadi ini akan menimbulkan berbagai permasalahan yang baru, meskipun masih belum terlihat sampai sekarang. Bahkan, pengaruh dari Shinzo Abe terhadap politik Jepang tentu tidak berhenti begitu saja, walaupun dengan masa kepeminpinan perdana menteri yang berbeda, Fumio Kishida.

Akan tetapi, dinamika politik yang akan terjadi tentu telah diantisipasi oleh Pemerintah Jepang agar tetap menjalankan pelaksanaan pemilu yang diadakan pada tahun ini. Dan pada akhirnya, dua hari yang lalu Minggu, 10 Juli 2022, LDP berhasil memenangkan 75 kursi Majelis Tinggi dari keseluruhan sekitar 125 kursi. Hal ini menandakan bahwa kemenangan dari LDP ini diperkuat dengan rasa simpati masyarakat Jepang setelah terjadinya peristiwa penembakan terhadap Shinzo Abe. Dengan demikian, dinamika politik Jepang tentu terus akan terjadi, baik semasa Shinzo Abe, maupun pasca-kematian beliau pada beberapa hari yang lalu.

Aldho Faruqi Tutukansa