Jujutsu Kaisen adalah salah satu anime shounen yang populer. Ada banyak daya tarik yang membuat penonton menyukai serial karya Gege Akutami ini, seperti adegan pertarungan yang fantastis dan alur cerita yang seru.
Serial anime ini berpusat pada Yuji Itadori, pemuda polos yang mempunyai kekuatan penyihir yang besar. Terlepas dari kekuatannya, Yuji sebetulnya hanyalah seorang anak muda biasa yang punya rasa ingin tahu besar. Suatu hari Yuji menelan jari Raja Iblis Ryomen Sukuna yang membuatnya memiliki kekuatan besar. Itulah asal usul kekuatan Yuji.
Ryomen Sukuna di Jujutsu Kaisen adalah penjahat utama. Ia narsis, bejat dan pemicu semua kerusakan di semesta anime ini. Kesombongan Sukuna didukung oleh kekuatannya yang besar. Jadi, tidak aneh jika ia bermulut besar dan menyepelekan kekuatan Yuji.
Sosok Ryomen Sukuna yang disebutkan dalam Jujutsu Kaisen bukanlah karakter fiksi. Sosok mengerikan ini rupanya pernah disebutkan dalam mitos dan legenda negeri Sakura Jepang. Dilansir dari Animenewsnetwork, ini dia keterangan mengenai Raja Iblis Ryomen Sukuna.
Beragam Cerita tentang Ryomen Sukuna
Sukuna pertama kali disebut dalam Nihon Shoki, sebuah dokumen milik keluarga kekaisaran Jepang tahun 720 periode Nara. Ada banyak rupa Sukan yang disebutkan, salah satu seperti yang disebutkan di serial Jujutsu Kaisen: memiliki dua wajah, empat lengan dan dua kaki tambahan. Tingginya sekitar 3 meter dan menggunakan senjata andalan busur lengkap dengan anak panas dan pedang berkekuatan luar biasa. Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Sukuna menolak tunduk pada kekaisaran sehingga ia dicap penjahat besar. Namun, hanya Shogun Takefurukuma no Mikoto saja yang mampu membunuhnya.
Jika di Prefektur Gifu Sukuna disebut sebagai penjahat haus darah, di Provinsi Hida, ia disembah sebagai dewa baik hati. Dalam mitologi di kawasan ini, Sukuna adalah orang yang memperkenalkan agama Buddha pada orang-orang Hida dan orang yang membangun kuil Senkouji. Beberapa literatur menyebutkan bahwa ia adalah inkarnasi dari Boddhisatva Kannon.
Perbedaan kisah ini bisa ditemukan di legenda lokal. Diduga Sukuna dalam Nihon Shoki adalah nama tokoh penguasa atau keluarga penguasa di wilayah Hida, bukan seorang penjahat seperti yang disebutkan dalam anime. Namun, saat keluarga Yamato menguasai wilayah tersebut, mereka membuat cerita bahwa Sukuna adalah musuh yang meneror orang-orang Hida. Keluarga Yamato diduga mempunyai motif khusus membuat hal tersebut sehingga akhirnya Sukuna dikenal sebagai Ryomen yang artinya bermuka dua, merujuk pada keterangan literal dan reputasinya.
Terlepas dari statusnya, Akutami merepresentasikan Sukuna sebagai sumber malapetaka yang mempunyai dua wajah, empat tangan, dan dua kaki. Ini adalah ciri-ciri umum yang diyakini oleh kebanyakan orang tentang legenda Sukuna. Orang yang kebetulan melihatnya akan mendapatkan bencana bahkan meninggal. Dalam legenda urban disebut bahwa kutukan Sukuna dapat menyebabkan bencana seperti gempa bumi besar di periode Taisho (1912 -1926) dulu.
Penggambaran mengerikan yang diangkat oleh Akutami untuk karakter Sukuna dalam Jujutsu Kaisen mengambil keterangan dari legenda Sokushinbutsu. Banyak teori dan cerita-cerita yang disematkan dalam karakter Sukuna di Jujutsu Kaisen yang banyak diambil oleh Akutami, misalnya saja cerita bahwa ia memakan saudara kembarnya sendiri.
Baca Juga
-
5 Fakta Zom 100: Bucket List of the Dead yang Bikin Penasaran Penggemar
-
4 Rekomendasi Anime untuk Kamu yang Menyukai Cerita Bertema Zombie
-
Rekomendasi 4 Tontonan Menarik di Disney yang Tayang Bulan Juli 2023
-
Jujutsu Kaisen 2: Sinopsis dan Penjelasan Karakter Kunci di dalam Serialnya
-
Prosesi Sangjit, Seserahan ala Tionghoa yang Dijalani Anak Hotman Paris
Artikel Terkait
-
Rilis Juni Ini, Stray Kids Siap Comeback Lewat Album Jepang Hollow
-
Bocoran Lokasi Telur Paskah FC Mobile, Kumpulkan untuk Mendapat Pemain OVR Tinggi
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Piala Asia U-17 2025: Jepang Gugur di Drama Adu Penalti, Arab Saudi Lolos ke Semifinal
-
Selamat Jalan Titiek Puspa: Kenangan Abadi Sang Legenda Musik Indonesia
Kolom
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
Terkini
-
Marc Klok Sebut Duel Lawan Bali United Bak Laga Final, Bobotoh Jadi Penguat
-
Review Sinners: Bukan Film Soal Vampir Doang
-
Raih Nobel Sastra 2024, Han Kang Siap Rilis Buku Baru 'Light and Thread'
-
Produksi Serial Prekuel Pacific Rim Dilanjutkan dan Tayang di Prime Video
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan