Kerap kali kita berharap diri kita bisa menjadi seorang yang produktif. Serangkaian tugas yang menggunung bisa selesai dalam sekali duduk. Namun harapan tersebut sering pupus karena kita sering menunda-nunda untuk mengerjakannya.
Saat akan menunda pekerjaan, terkadang kita menjanjikan pada diri sendiri, "5 menit lagi deh", "10 menit lagi ah", dan semacamnya. Tentu saja, janji itu tidak akan ditepati. Sampai akhirnya waktu telah berlalu sekian jam!
Kebiasaan menunda-nunda tersebut disebut dengan procrastination atau prokrastinasi.
Kebiasaan menunda ini akan berhenti ketika tugas-tugas yang telah sekian lama menumpuk tersebut mendekati batas waktu atau deadline. Jika batas waktu semakin dekat, barulah kita merasa panik dan segera mengerjakan tugas tersebut.
Tentu saja tugas-tugas yang dikerjakan dalam rentang waktu yang terlalu singkat membuat pekerjaan tersebut tidak dapat terselesaikan dengan maksimal.
Jika tugas yang dikerjakan tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal, barulah kita merasa bersalah dan mulai menyesali waktu-waktu yang berlalu sia-sia karena menunda. Lain halnya jika kita mengatur porsi pekerjaan sejak pekerjaan itu pertama kali diberikan, tentunya kita bisa memberikan hasil yang maksimal.
Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita harus berhenti untuk menunda-nunda dan mulai mengatur diri agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif, maksimal, dan produktif.
Bagaimana cara untuk mengatasi rasa ingin menunda itu?
Satu-satunya hal yang dapat mengatasi kebiasaan adalah dengan bergerak saat itu juga!
Saat sadar memiliki suatu hal yang harus dikerjakan, maka saat itu juga kita harus bangkit untuk mengerjakannya. Bangkit dari tempat rebahan atau sofa nyamanmu akan membuat tubuh merespon bahwa ada hal yang akan dikerjakan.
Terus menerus menunda pekerjaan sama saja dengan membiarkan tubuh terus-menerus merasa nyaman. Sehingga semakin lama akan semakin malas untuk mulai bekerja.
Sebaliknya, dengan mulai mengambil langkah pertama dalam pekerjaan kita, maka kita akan menemukan feel terhadap pekerjaan tersebut. Sehingga pekerjaan yang awalnya terasa berat, perlahan kita menemukan alur untuk mengerjakannya.
Mulailah pekerjaanmu di detik pertama kamu menyadarinya, dan rasakan perubahanya!
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP