Sebagaimana diketahui bahwa ekshibisionisme adalah kebiasaan atau perilaku menunjukkan bagian-bagian tubuh atau kelamin dengan sengaja di depan orang lain tanpa persetujuan mereka.
Perilaku tersebut merupakan tindakan ilegal dan dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk tuntutan pidana dan stigma sosial.
Dalam beberapa referensi bahkan disebutkan jika ekshibisionisme seringkali merupakan tanda masalah kesehatan mental, seperti gangguan kepribadian atau "kelainan" seksual.
Ekshibisionisme dan pelecehan seksual memiliki keterkaitan yang erat karena keduanya melibatkan perilaku yang tidak sesuai dan merugikan orang lain.
BACA JUGA: Ibu Muda di Jambi yang Lecehkan 17 Anak Diduga Mengidap Gangguan Eksibisionis, Kenali Penyebabnya
Ekshibisionisme merupakan perilaku yang membahayakan dan mengeksploitasi orang lain karena menunjukkan bagian-bagian tubuh atau kelamin mereka tanpa persetujuan.
Sementara pelecehan seksual mencakup berbagai perilaku yang melanggar keamanan dan integritas seksual seseorang.
Ekshibisionisme juga dapat memicu pelecehan seksual, terutama jika pelaku ekshibisionisme tiba-tiba menunjukkan kemaluan pada orang lain, mengancam atau memaksa untuk melihat tindakan mereka.
Dalam situasi seperti ini, ekshibisionisme dapat mengarah pada pelecehan seksual yang lebih lanjut.
Kedua perilaku ini sangat merugikan bagi korban dan memerlukan tindakan untuk mencegah dan memerangi mereka.
Orang yang mengalami pelecehan seksual atau ekshibisionisme tampaknya perlu segera memperoleh pendampingan dan konseling secepat mungkin untuk demi mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
BACA JUGA:
Adapun pemerintah dan masyarakat juga perlu terlibat secara aktif mencegah perilaku ini dengan memberikan edukasi, kampanye publik, advokasi dan pendampingan serta melakukan pengawasan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ekshibisionisme, di antaranya:
1. Edukasi
Penting untuk memahami bahwa ekshibisionisme adalah perilaku yang tidak sesuai dan merugikan bagi orang lain. Mendidik anak-anak dan remaja tentang bagaimana bersikap dan bertindak dengan baik dapat membantu mencegah perilaku ini.
2. Perlindungan diri
Jika merasa tidak nyaman dengan situasi atau tindakan seseorang, cobalah untuk menjauh atau berani mengatakan tidak.
3. Melaporkan pelaku
Jika menjadi saksi atau korban dari ekshibisionisme, ada baiknya untuk melaporkan kepada pihak berwajib atau lembaga yang memiliki otoritas secepat mungkin.
4. Terapi
Bagi orang-orang yang mengalami masalah perilaku seperti ekshibisionisme, hendaknya melakukan konseling berkala kepada ahli/psikolog kesehatan mental untuk membantu mengurai masalah ini.
5. Hukum
Ekshibisionisme adalah tindakan yang dapat dikenakan hukuman. Oleh karena itu memahami keberadaan aturan perundangan seperti UU TPKS yang belum lama disahkan sangat penting.
Sebagai catatan penutup hendaknya diingat bahwa ekshibisionisme adalah perilaku yang tidak sesuai dan merugikan bagi orang lain.
Melalui edukasi, perlindungan diri, laporan, terapi, dan hukum, kita dapat membantu mencegah ekshibisionisme.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Dari Pembacaan Vonis Ferdy Sambo: Adanya Relasi Kuasa, Kecil Kemungkinan Brigadir J Melecehkan Putri Candrawathi Secara Seksual
-
Kronologi Dinar Candy Jadi Korban Pelecehan Seksual saat Syuting
-
Ciri-ciri Artis yang Gesekkan Kemaluannya ke Bokong Dinar Candy saat Acara TV
-
Ternyata Ini Sebab Laki-laki Mengalami Pelecehan Seksual Menurut dr. Haekal Anshari
-
Dituduh KDRT oleh Istri, Rizal Djibran: Dia Menggali Kuburannya Sendiri
Kolom
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
-
Membangun Resiliensi Intelektual untuk Pendidikan Indonesia 2030
-
Refleksi Diri Mahasiswa di Balik Kritik, Jangan Terlalu Defensif!
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Prabowo Tunjuk Jenderal BIN Jadi Dirjen Bea Cukai: Loyalitas di Atas Kompetensi?
Terkini
-
4 Inspirasi OOTD Feminin dari Shuhua i-dle, Cocok untuk Gaya Harianmu!
-
4 Film dan Series Indonesia yang Angkat Tema tentang Bahaya Pinjol, Apa Saja?
-
Sinopsis Hi-5, Film Korea yang Dibintangi Lee Jae In dan Ahn Jae Hong
-
Review Film Test: Drama Kehidupan di Tengah Lapangan Kriket
-
Nayato Fia Nuala Comeback Lewat Film Malam Jahanam yang Bikin Merinding!