Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Syifa Rohmah
Ilustrasi perempuan korban kekerasan (Pexels/RODNAE Productions)

Wanita saat ini masih menghadapi berbagai masalah seperti kesenjangan gender, pelecehan seksual, dan diskriminasi dalam berbagai bidang, termasuk di tempat kerja, pendidikan, serta politik.

Pelecehan seksual terhadap perempuan sayang sekali masih menjadi isu yang lazim di masyarakat saat ini. Wanita di seluruh dunia terpaksa tunduk pada rayuan yang tidak diinginkan, sentuhan yang tidak pantas, dan bahkan serangan dari mereka yang merasa berhak atas mereka.

Selain itu, perempuan yang mengalami pelecehan seksual seringkali menghadapi hambatan yang signifikan di tempat kerja, seperti diabaikan untuk promosi atau diperlakukan tidak adil oleh rekan kerja.

Sangat penting bagi kita untuk menciptakan budaya tempat kerja di mana pelecehan seksual tidak hanya tidak dapat diterima, tetapi secara aktif tidak dianjurkan dan dicegah. Untuk memerangi pelecehan seksual terhadap perempuan.

Penting untuk mendidik diri kita sendiri dan orang lain tentang apa yang dimaksud dengan pelecehan, dan untuk menciptakan lingkungan yang aman di mana perempuan dapat merasa nyaman dan dihormati.  Namun, semakin banyak wanita yang berjuang untuk mengatasi masalah ini dan memperjuangkan hak-hak mereka, seperti kesetaraan gender dan hak atas tubuh mereka sendiri.

Hak atas tubuh wanita adalah hak dasar yang meliputi hak untuk mengendalikan tubuh dan kesehatan reproduktif mereka sendiri, termasuk hak untuk akses ke layanan kesehatan reproduksi dan keluarga yang aman dan terjangkau. Ini juga mencakup hak untuk tidak mengalami kekerasan seksual atau diskriminasi berdasarkan jenis kelamin mereka.

Hak atas tubuh wanita terdiri dari hak untuk memilih, memperkuat, menjaga dan melindungi badan. Hak untuk memilih mengikuti keinginan yang tersendiri, tidak terpengaruh pada orang lain.  Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai dalam memajukan hak-hak ini, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi untuk mencapai kesetaraan gender yang sebenarnya.

Wanita berhak memegang kendali atas tubuhnya sendiri dan berhak memilih pilihan terbaik bagi mereka. Wanita juga memiliki hak untuk menolak sesuatu yang membuatnya kurang nyaman. Dengan memiliki gender perempuan, tidak serta merta bisa dijadikan suatu objek pemanfaatan atas nafsu, mereka bukan boneka yang bisa dimainkan seenaknya sendiri.

Hak atas tubuh wanita juga mencakup hal-hal lain seperti hak untuk mendapatkan akses ke alat kontrasepsi, perlindungan dari kekerasan seksual dan pernikahan anak, dan akses ke layanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau.

Semua hak ini sangat penting untuk memastikan bahwa wanita dapat mengambil keputusan yang benar-benar berdasarkan pilihan mereka sendiri dan memiliki kendali atas tubuh dan masa depan mereka. Oleh karena itu, setiap perempuan harus memahami tubuhnya dan memilih pilihan terbaik versi dirinya sendiri bagi tubuhnya.

Mengatasi masalah hak atas tubuh wanita membutuhkan upaya bersama dari individu, organisasi, dan pemerintah. Namun, dengan semakin banyak wanita yang berbicara dan memperjuangkan hak-hak mereka, kita dapat mulai membangun dunia yang lebih adil dan inklusif bagi semua orang.

Syifa Rohmah

Baca Juga