Kebijakan hilirisasi nikel menjadi hal penting dalam kacamata geopolitik karena mineral ini merupakan komoditas yang sangat penting dalam industri global. Ambang batas minimal nikel yang diperlukan pada baja sebagai bahan penting memperlihatkan betapa besarnya permintaan nikel di dunia, terutama dengan adanya pertumbuhan industri di Asia.
Indonesia, satu dari beberapa negara di dunia yang memegang cadangan terbesar nikel, harus menetapkan kebijakan hilirisasi nikel untuk meningkatkan nilai tambah mineral ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Kebijakan ini dapat mengubah Indonesia dari menjadi pengekspor bahan mentah menjadi produsen produk jadi dan meningkatkan pengembangan industri, khususnya di sektor energi terbarukan seperti baterai.
Kebijakan hilirisasi nikel juga dapat memperkuat posisi Indonesia dalam geopolitik global. Perlu dicatat bahwa China adalah salah satu pasar utama bagi nikel mentah Indonesia, dengan persentase sekitar 40% dari total ekspor nikel Indonesia.
Namun, kebijakan China yang mengekang cadangan mineral domestik dan meningkatkan ketergantungan pada impor dari negara-negara seperti Indonesia telah meningkatkan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia.
Dengan kebijakan hilirisasi nikel, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk menjadi produk jadi, yang dapat memperluas pangsa pasar dan mengurangi ketergantungan pada ekspor nikel mentah ke pasar China saat ini. Selain itu, hilirisasi nikel dapat memberikan keuntungan tambahan bagi Indonesia di pasar internasional karena meningkatkan tingkat daya saing dan kualitas produk.
Untuk mencapai keberhasilan pada kebijakan hilirisasi nikel, Indonesia harus bekerja sama dengan investor yang berkomitmen pada proses ini dan dapat menghasilkan investasi, pengetatan berbagai regulasi, pengembangan sumber daya manusia, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan tingkat kesadaran akan manfaat hilirisasi nikel.
Dalam kacamata geopolitik, Indonesia harus memastikan bahwa kebijakan hilirisasi nikel yang diambil sejalan dengan kepentingan nasional, visi ekonomi jangka panjang, dan ramah lingkungan.
Karena nikel adalah sumber daya alam yang dapat habis digunakan dalam jangka panjang yang dapat menimbulkan masalah lingkungan dan sosial, ada baiknya pemerintah dan investor tetap memastikan pengembangan kebijakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, kebijakan hilirisasi nikel menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik dan posisinya dalam geopolitik global. Dengan pengembangan sumber daya manusia, dukungan pemerintah, dan investasi yang tepat, hilirisasi nikel dapat memberikan pengaruh yang positif bagi Indonesia.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sekelas Bahlil Lahadalia Catut Nama Jatam dalam Disertasinya dan Diuji Guru Besar UI
-
Kantongi Dana IPO Rp264 Miliar, DAAZ Mau Beli Bijih Nikel Hingga Batubara
-
Perusahaan Nikel Ini Soroti Dampak ISPA ke Karyawan
-
Merdeka Copper Gold Kantongi Produksi Emas 30.522 Ounces di Kuartal III 2024
-
Aksi Protes Truk Tanah di PIK 2 Memanas! Bentrok dengan Massa, Polisi Kocar-kacir Dihujani Batu
Kolom
-
Diskursus Pidana Mati: Antara Efek Jera dan Dampak Hak Asasi Manusia
-
Akal Sehat dalam Kecerdasan Buatan: Apa yang Dapat Belajar dari Manusia?
-
Anak Muda dan Traveling: Melarikan Diri atau Mencari Jati Diri?
-
Menggali Tradisi Sosial dengan Dinamika Tak Terduga Melalui Arisan
-
Fenomena Lampu Kuning: Ritual Keberanian atau Kebodohan?
Terkini
-
Review Novel 'Selena', Mengungkap Identitas Guru Matematika yang Misterius
-
Ulasan Buku Independent Woman: Wanita Mandiri Bukan Hanya Sekadar Label
-
Ulasan Buku Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta, Plot Twist-nya Tak Terduga!
-
Media Vietnam Sebut Indonesia Belum Naik Kelas Gegara Kalah dari Jepang 0-4
-
3 Produk Eksfoliasi dari Cleora Beauty untuk Kulit Sensitif hingga Jerawat