Sindrom Peter Pan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sulit untuk memasuki tahap dewasa dan terus berperilaku seperti anak-anak. Istilah ini berasal dari karakter fiksi Peter Pan, seorang anak laki-laki yang tinggal di Neverland dan enggan tumbuh dewasa. Sindrom Peter Pan sering kali terlihat pada orang yang sulit untuk mengambil tanggung jawab, memiliki sikap egois, dan tidak mau menerima kenyataan.
Psikolog juga menyebutkan bahwa Sindrom Peter Pan bisa menjadi gejala dari masalah psikologis yang lebih dalam, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian. Orang yang mengalami Sindrom Peter Pan mungkin merasa tidak aman dalam hubungan interpersonal, sehingga mereka memilih untuk menghindar dari tanggung jawab yang bisa menimbulkan konflik.
Sindrom Peter Pan dapat terjadi pada siapa saja, namun biasanya terjadi pada orang dewasa yang belum siap untuk menghadapi peran dan tanggung jawab dewasa, misalnya dalam pekerjaan, hubungan, atau keuangan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengalaman traumatis pada masa kecil, keluarga yang terlalu protektif, atau kesulitan untuk menemukan arah hidup yang jelas.
BACA JUGA: 4 Manfaat Olahraga Plank bagi Tubuh, Salah Satunya Mengencangkan Perut
Sindrom Peter Pan dapat memiliki dampak yang negatif pada kehidupan seseorang, seperti kesulitan dalam mencapai tujuan hidup, kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang serius, dan kesulitan dalam membangun karir yang sukses. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi sindrom Peter Pan dengan mengambil tanggung jawab dan memasuki dunia dewasa dengan sikap positif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sindrom Peter Pan antara lain:
- Menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan kita.
- Meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai tujuan hidup.
- Belajar untuk berkomunikasi dengan baik dalam hubungan.
- Mengatasi rasa takut dan kecemasan dalam mengambil tindakan dewasa.
- Membuat rencana hidup dan berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut.
Sindrom Peter Pan bukanlah kondisi medis yang diakui secara resmi, namun istilah ini digunakan dalam bidang psikologi dan populer dalam budaya pop. Penting untuk diingat bahwa kehidupan dewasa dapat memberikan banyak kesenangan dan pengalaman yang berharga, asalkan kita bersedia untuk mengambil tanggung jawab dan tumbuh dewasa dengan sikap positif.
Referensi:
Lancer, D. (2019). The Peter Pan Syndrome: Symptoms and Treatment. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/toxic-relationships/201904/the-peter-pan-syndrome-symptoms-and-treatment
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kuliah di Luar Negeri Tanpa Ribet Syarat Prestasi? Cek 6 Beasiswa Ini!
-
Jangan Sembarangan! Pikirkan 5 Hal Ini sebelum Pasang Veneer Gigi
-
6 Beasiswa Tanpa Surat Rekomendasi, Studi di Luar Negeri Makin Mudah
-
Belajar dari Banyaknya Perceraian, Ini 6 Fase yang Terjadi pada Pernikahan
-
Tertarik Kuliah di Luar Negeri Tanpa TOEFL/IELTS? Simak 5 Beasiswa Ini!
Artikel Terkait
Kolom
-
Tertinggal atau Terjebak? FOMO dan Luka Batin Era Digital
-
Saat Kenangan Jadi Komoditas: Psikologi di Balik Tren Vintage Masa Kini
-
Menyelamatkan Harimau: Ketika Konservasi Satwa Liar Menjadi Solusi Iklim
-
Psikolog Masuk Sekolah: Kebutuhan Mendesak atau Sekadar Wacana?
-
Naik Jabatan, Retak Hubungan: Mengapa Banyak ASN dan PPPK Minta Cerai?
Terkini
-
Review Novel Pulang: Kisah Eksil Politik yang Terasing dari Negara Asalnya
-
4 Rekomendasi Toner dengan Willow Bark yang Ampuh Redakan Breakout Wajah
-
Jika Raih Gelar AFF Cup U-23 2025, Gerald Vanenburg Bisa Lampaui STY?
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Bukan Anime Romance Biasa, Ini Alasan Kamu Harus Nonton My Dress-Up Darling