Sengkarut PPDB sistem zonasi di beberapa wilayah menjadi headline di beberapa media. Berbagai tindak kecurangan orang tua siswa semata-mata mengejar sekolah-sekolah negeri favorit.
Fenomena ini jelas mengundang pertanyaan besar. Apalagi Muhajir Effendy selalu Menko PMK mengatakan bahwa tujuan PPDB sistem zonasi bertujuan menghapus kastanisasi sekolah-sekolah negeri.
Secara sederhana dapat dijelaskan tidak ada lagi sekolah negeri favorit. Hal ini didasarkan pada input yang diterima semua sekolah negeri sama.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan di masa lalu. Pada saat itu, calon siswa dengan kemampuan akademik bagus, akan mengalir ke sekolah-sekolah negeri favorit.
Sebaliknya, sekolah-sekolah negeri yang lain akan menerima calon siswa sesuai kualitas sekolah itu sendiri. Bahkan ada sekolah negeri harus ber-jibaku dalam menjaring calon siswa. Kondisi yang jelas tidak sehat.
Lewat PPDB sistem zonasi situasi tidak sehat itu dihapus. Semua sekolah negeri dikondisikan dalam kedudukan yang sama. Tidak ada sekolah negeri favorit dan nonfavorit.
Di sisi lain, orang tua calon siswa pun dapat dipastikan tidak akan mengalami kerepotan saat mendaftarkan sekolah anaknya. Mereka cukup mengukur jarak tempat tinggal dengan sekolah terdekat.
Namun apa yang ada di benak pemerintah jauh panggang dari api. Segala hal yang sebenarnya mudah, tiba- tiba menjadi rumit. Para orang tua yang mengincar sekolah lain, melakukan berbagai cara kecurangan.
Modus yang digunakan sebagian besar berkaitan dengan koordinat tempat tinggal. Dalam praktiknya, manipulasi data KK yang menjadi bidang garapan.
Bahkan lebih tragis lagi, banyak temuan KK yang menggunakan rumah kosong sebagai alamat. Ada juga menggunakan modus memasukkan nama calon siswa ke salah satu KK tanpa sepengetahuan pemilik KK.
Berbagai kecurangan itu diungkap oleh Bima Arya selaku Walikota Bogor. Sidak yang dilakukan berdasarkan laporan penyimpangan yang masuk menemukan berbagai fakta miris seperti tersebut di atas.
Temuan yang tidak kalah menarik adalah justru di sekolah-sekolah negeri dengan kategori favorit. Kuota yang tersedia tidak mampu menampung jumlah pendaftar.
Di antara para pendaftar tersebut, terdapat nama-nama yang diduga menggunakan data KK palsu. Keberadaan mereka inilah yang memancing berbagai masalah dalam PPDB sistem zonasi.
Berkaca dari kondisi ini, terbukti kastanisasi sekolah negeri belum hilang. Upaya para orang tua memasukkan anaknya ke sekolah tersebut menjadi bukti yang tidak terbantahkan.
Baca Juga
-
Borong 2 Gol Kemenangan ke Gawang Arema FC, Eksel Runtukahu Penuhi Janjinya
-
Meski Kalah 0-4 dari Brazil, Timnas Indonesia U-17 Masih Punya Peluang
-
Kepala BNPB Ungkap 54 Santri Pondok Pesantrean Al Khoziny Masih Tertimbun
-
AFC Cari Gara-gara Lagi dengan Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
Artikel Terkait
-
Beragam Upaya Curang di PPDB, Jual Beli Kursi hingga Titip KK
-
Ganjar Klaim Dapat Dukungan Bima Arya PAN di Pilpres 2024, Benarkah?
-
Ditemani Anang-Ashanty, Gibran Hingga Bima Arya, Ganjar Lakukan Jalan Pagi di Bogor
-
Tilap Uang Komite Ratusan Juta, Mantan Kepala SMA Negeri 19 Palembang Ditahan
-
4 Fakta SDN di Ponorogo Tak Dapat Siswa Baru, Kepsek Diminta Lebih Kreatif
Kolom
-
Menghidupkan Makna Pendidik Melalui Pengalaman Guru Gen Z Salah Berlabuh
-
Bintang Kebaikan di Hari Senin: Menyemai Karakter dengan Apresiasi
-
Lebih dari Sekadar Mengajar: Menjadi Teladan Hidup
-
Guru sebagai Agen Transfer Knowledge dan Transfer Value dalam Pendidikan
-
Ketika Penghargaan Jadi Alat Propaganda: Negara Harus Tahu Batasnya
Terkini
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Jangan Lewatkan! The Conjuring: Last Rites Tayang di HBO Max 21 November
-
Ada Tom Holland dan Anne Hathaway, Intip Preview Terbaru Film The Odyssey
-
Jadi Single Mom, Erika Carlina Bakal Terima Masukan soal Cara Asuh Baby Andrew
-
Daftar 3 Pemenang FIFA Puskas Award Paling Underrated, Rizky Ridho Bisa Jadi Selanjutnya!