Kadang, kita bisa langsung tahu kalau film memang ‘punya nyawa’ sejak pertama kali dengar idenya. Begitu juga saat pertama kali nonton Film Sore: Istri dari Masa Depan. Judulnya saja sudah bikin alis sedikit terangkat, unik, bikin penasaran, tapi nggak terasa dibuat-buat. Ada sensasi ingin tahu yang muncul secara alami. Siapa sih yang nggak penasaran kalau tiba-tiba ada seseorang dari masa depan yang ngaku sebagai istri kita?
Sejujurnya, aku sudah lama percaya kalau penonton Indonesia itu sebenarnya haus dengan cerita-cerita yang berbeda. Bukan berarti genre drama keluarga, horor, atau komedi romantis yang selama ini mendominasi bioskop itu jelek, nggak.
Namun terkadang, kita juga ingin disuguhi tontonan yang menantang imajinasi, yang bikin kita nyeletuk, “Eh, ini konsepnya nggak pernah aku lihat di film lokal sebelumnya.”
Masalahnya, ide-ide unik ini seringkali mandek di tahap awal karena investor takut ambil risiko. Katanya sih, “Nanti nggak laku.”
Namun, Film Sore: Istri dari Masa Depan membuktikan kalau anggapan itu keliru.
Film ini punya modal konsep yang bisa dibilang agak ‘nyeleneh’ untuk pasar kita. Namun, keberaniannya justru jadi daya tarik yang nggak bisa ditolak. Bukan cuma soal premis sci-fi romantis yang jarang dieksplor di Indonesia, tapi juga soal cara eksekusi yang rapi dan matang.
Film ini nggak jualan ide ‘masa depan’ sebagai tempelan gimmick, tapi benar-benar mengolahnya jadi cerita yang punya rasa. Ada momen absurd yang natural, ada drama yang bikin hati hangat, ada konflik yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang bikin aku bilang 'film bagus memang layak diapresiasi berjuta-juta penonton' itu karena semua elemennya terasa menyatu. Nggak ada yang terasa dipaksakan. Dialognya ngalir, nggak kaku. Alur ceritanya enak diikuti tanpa harus mikir keras, tapi tetap punya kedalaman yang bikin kita nggak cuma ‘nonton lalu lupa’. Setiap adegan punya alasan untuk ada, dan setiap tokoh terasa punya peran penting. Bahkan karakter pendukung pun nggak cuma jadi pelengkap, mereka punya momen masing-masing yang bikin jatuh hati.
Hal lain yang menurutku krusial adalah chemistry antar pemainnya. Hubungan antar karakter terasa hidup, hangat, dan apa adanya. Kalau tokoh utamanya nggak punya daya tarik atau interaksi yang believable, premis secanggih apa pun bisa gagal total. Nah, di film ini semuanya klik. Penonton bisa merasa kesal saat konflik muncul, dan ikut terharu di momen-momen emosionalnya. Itu semua membuat perjalanan nonton terasa seperti ikut mengalami cerita, bukan cuma jadi penonton pasif.
Yang lebih bikin salut, film ini berhasil menyuguhkan genre yang nggak biasa dengan cara yang bisa dinikmati semua kalangan. Kadang, genre seperti ini bisa jatuh ke dua jebakan; terlalu serius sampai bikin penonton awam bingung, atau terlalu receh sampai kehilangan makna tersiratnya. Dan Film Sore: Istri dari Masa Depan berhasil menghindari dua-duanya, menemukan titik tengah yang pas, ringan tapi berkesan, menghibur tapi tetap punya sesuatu untuk dibawa pulang.
Lalu muncullah kabar raihan tiga juta penonton. Bukan angka kecil, apalagi untuk film dengan genre yang relatif jarang di layar lebar kita. Buatku, pencapaian ini bukan sekadar angka penjualan tiket. Ini adalah bukti kalau selera penonton Indonesia itu dinamis. Mereka mau kok mencoba sesuatu yang beda, asal disajikan dengan niat dan kualitas. Jadi kalau ada investor yang masih ragu mendanai ide-ide seperti ini, rasanya sekarang mereka nggak punya alasan lagi untuk menolak.
Keberhasilan ini juga terasa seperti angin segar di tengah iklim perfilman kita yang kadang bermain di zona aman. Tiga juta penonton bukan hanya kemenangan komersial, tapi juga kemenangan kreatif yang memberi pesan bahwa pasar film kita cukup besar dan cukup beragam untuk menampung berbagai jenis cerita. Bukan cuma cerita yang mengikuti pola lama, tapi juga cerita yang berani menantang batas imajinasi.
Aku pribadi merasa senang sekali melihat hasil ini. Ada rasa bangga, meskipun aku bukan bagian dari tim produksinya. Karena keberhasilan seperti ini ngasih harapan kalau ke depan kita akan melihat lebih banyak film Indonesia yang berani tampil beda. Mungkin setelah ini akan ada cerita tentang suami dari masa lalu, teman sekamar dari dimensi lain, atau tetangga yang ternyata alien. Siapa tahu?
Pada akhirnya, tiga juta penonton untuk Film Sore: Istri dari Masa Depan bukanlah kejutan yang datang tiba-tiba. Ini hasil dari kerja keras, keberanian mengambil risiko, dan kepercayaan pada kecerdasan serta rasa ingin tahu penonton. Film ini sudah membuktikan, saat ide digarap dengan hati, penonton akan datang, dan mereka akan datang dalam jumlah banyak. Jadi, buatku, keberhasilan ini memang pantas. Pantas dirayakan, pantas jadi inspirasi, dan pantas membuka jalan untuk cerita-cerita berani berikutnya.
Film Sore: Istri dari Masa Depan masih tayang di bioskop. Yuk, ramaikan!
Baca Juga
-
Kamu Tahu? Mendapatkan Slot Film Tayang di Bioskop, Nggak Semulus Jalan Tol
-
Review Jujur Selepas Nonton Film Sihir Pelakor, Masih Tayang di Bioskop
-
Review Film The Sparrow in the Chimney: Bara Bergolak di Pesta Keluarga
-
Review Film Nobody 2: Saat Liburan Keluarga Jadi Kacau Banget
-
Ada Harga Mahal di Balik Citra Keluarga yang Tampak Harmonis di Luar
Artikel Terkait
-
Jay Idzes ke Sassuolo, Pelatih Venezia: Kami Kehilangan Sosok Panutan
-
Demi Menit Bermain, 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia Ini Rela Pindah Klub
-
Irak Siap Naturalisasi Wonderkid Bayern Munchen Jelang Lawan Timnas Indonesia
-
Sandy Walsh Pilih Berlabuh ke Buriram United, Bagaimana Prospek Kariernya?
-
JMS Ditolak Pengadilan, The Echoes of Survivors Tetap Rilis pada 15 Agustus
Kolom
-
Perayaan Lomba di SDTQ As-Surkati: Menyatukan Tawa, Semangat, dan Ukhuwah
-
Lewat Kebudayaan, Indonesia Perlu Menemukan Kembali Identitasnya
-
Kamu Tahu? Mendapatkan Slot Film Tayang di Bioskop, Nggak Semulus Jalan Tol
-
Proyek Laptop Kemensos: Teknologi sebagai Tameng Pemborosan Anggaran?
-
Mundur demi Harga Diri: Langkah Joao Mota Bongkar Masalah Kronis BUMN
Terkini
-
Ulasan Novel Love is a War Song: Perjalanan Cinta Seorang Penyanyi Pop
-
Living In Harmony: Lurik Fashion Show, Pentas Tari, dan Pertunjukan Musik
-
Sinopsis Drama Hide and Sis, Dibintangi Jan Ployshompoo dan Aye Sarunchana
-
HP Infinix Hot 60 Pro, Usung Chipset Helio G200 Terbaru Demi Dukung Produktivitas dan Gaming
-
Demi Menit Bermain, 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia Ini Rela Pindah Klub