Daerah Istimewa Yogyakarta, provinsi yang dikenal dengan budayanya yang kental dengan keindahan alamnya, kini menyandang predikat sebagai daerah termiskin di Pulau Jawa dengan angka kemiskinan di 11,49%. Data BPS tersebut tentu saja menjadi kabar yang mengejutkan.
Yogyakarta selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Namun, kini ternyata Yogyakarta juga menjadi daerah dengan angka kemiskinan yang tinggi.
Dilansir Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) menyebutkan, jika jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2022 tercatat sebanyak 463.630 orang, meningkat menjadi 11,49 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2022 yakni 11,34 persen.
Namun, warga miskin di DIY pada September 2022 turun 10.900 orang dibandingkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada September 2021.
Faktor penyebab
Dihimpun dari berbagai informasi, kenaikan angka kemiskinan di Yogyakarta ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain pandemi COVID-19, konflik agraria, dan ketimpangan ekonomi.
Tidak dimungkiri jika pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada perekonomian Yogyakarta, terutama sektor pariwisata yang merupakan salah satu penopang utama perekonomian daerah.
Konflik agraria juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan di Yogyakarta. Konflik agraria sering kali menyebabkan petani kehilangan lahan pertaniannya, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Selain itu, ketimpangan ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan di Yogyakarta. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki ketimpangan ekonomi yang tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya orang "kaya" yang tinggal di Yogyakarta, namun di sisi lain masih banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.
Potret masyarakat miskin
Masyarakat miskin di Yogyakarta umumnya bekerja di sektor pertanian, perdagangan, dan jasa. Mereka memiliki penghasilan yang rendah dan sulit memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tidak mengherankan jika ada yang menyebut bahwa kenaikan angka kemiskinan di Yogyakarta tentunya menjadi hal yang memprihatinkan. Pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Upaya pemerintah
Pemerintah perlu fokus pada sektor-sektor yang menjadi penggerak perekonomian Yogyakarta, seperti pariwisata, pertanian, UMKM dan industri.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan ekonomi dengan membuka seluas-luasnya akses sumber daya, namun harus dengan pengawasan dan evaluasi berkala.
Pemerintah provinsi tampaknya wajib melakukan upaya yang serius dengan menggandeng seluruh stakeholder dan masyarakat. Dengan begitu, angka kemiskinan di Yogyakarta dapat segera menurun dan masyarakat Yogyakarta hidup dengan sejahtera.
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Wafat di Usia 54 Tahun, Separuh Hidup Timbul Raharjo hanya untuk ISI Yogyakarta
-
Diringi Tangis Ribuan Pelayat, ISI Yogyakarta Gelar Upacara Penghormatan Timbul Raharjo
-
Perpanjang Jam Buka Depo, Pemkot Jogja Klaim Titik Pembuangan Sampah Liar Mulai Menurun
-
Mengenang Timbul Raharjo, Rektor ISI Yogyakarta yang Selalu Menggelorakan Entepreneurship
-
Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris Re-Launching Restoran Baru, Tampilkan Suasana yang Lebih Mewah
Kolom
-
Deforestasi: Investasi Rugi Terbesar dalam Sejarah Pembangunan Indonesia
-
Di Antara Ombak & Bukit Hijau, Harapan Way Haru Tak Pernah Tumbang
-
Logika Sesat dan Penyangkalan Sejarah: Saat Kebenaran Diukur dari Selembar Kertas
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog
-
Janji Kesetaraan Tinggal Janji, Pesisir Masih Tak Aman bagi Perempuan
Terkini
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna