Sosok Shin Tae Yong terbilang unik. Kedisiplinannya saat menggembleng anak asuhnya dalam timnas Indonesia, tidak perlu diragukan. Kesaksian dari para pemain sudah banyak yang berbicara.
Namun di sisi lain, Shin Tae Yong pun mempunyai sisi berkebalikan dengan apa yang dilakukan di lapangan. Kesan disiplin, galak, tegas, tidak tercermin di luar lapangan. Dia seakan menjadi seekor bunglon yang merubah warnanya sesuai dengan lingkungannya.
Kenyataan inilah yang ada pada diri pelatih ini. Berbagai unggahan dalam media sosialnya, maupun dari anak asuhnya, menjadi bukti. Demikian pula dalam media sosial PSSI pun banyak bermunculan dalam lamannya.
Di luar lapangan, sosok pelatih ini ternyata seakan menjadi ayah dari para pemain. Berbagai candaan maupun ulah usilnya sering ditemukan di dalam media sosial. Shin Tae Yong sendiri tidak pernah sungkan untuk mengunggahnya.
Seperti saat momen Pratama Arhan bergelayut manja di lengan sang pelatih. Seperti seorang anak senang foto bareng ayahnya. Atau saat Shin Tae Yong mengusili Marselino Ferdinan, si anak kesayangannya.
Pada kesempatan lain tampak pula saat Shin Tae Yong berbicara serius di bench pemain. Di sampingnya, tampak Asnawi Mangkualam yang duduk diam di sebelahnya. Tampak Asnawi menyimak apa yang disampaikan sang pelatih.
Adegan ini pun persis adegan dalam sebuah keluarga. Saat seorang ayah memberikan wejangan pada anaknya. Hal ini terlihat pada mimik muka Asnawi yang serius.
Hal-hal semacam ini mungkin terbilang sepele, namun jika dicermati terdapat manfaat luar biasa di dalamnya. Momen-momen tersebut menunjukkan kedekatan sang pelatih dengan anak asuhnya. Sang pelatih mampu menempatkan diri kapan harus serius, kapan harus bergaul biasa.
Namun jika sudah di lapangan, pelatih yang selalu berdiri 90 menit sepanjang pertandingan ini tidak mengenal kompromi. Sebuah kesalahan yang dilakukan anak asuhnya, dapat dipastikan akan disemprot habis-habisan. Dia tidak pandang bulu siap pelakunya.
Dalam wawancara setelah timnas Indonesia mengalahkan Brunei Darussalam, secara terbuka Shin Tae Yong mengkritik Ramadhan Sananta. Padahal sang pemain menyumbangkan 2 gol dalam laga tersebut.
Kritikan yang diberikan adalah Ramadhan Sananta belum mampu bermain full dalam sebuah pertandingan. Hal ini menunjukkan ada satu sisi yang harus dibenahi pada sang pemain, Sananta. Ucapan ini mungkin terkesan tidak menghargai apa yang dilalakukan Sananta. Namun jika dicermati, ucapan ini sebagai tantangan bagi Sananta.
Baca Juga
-
Kemenangan atas Thailand Jadi Panggung bagi Jens Raven dan Hokky Caraka
-
Kalah di China Open 2025, Akankah Anthony Ginting Seperti Kento Momota?
-
Pelatih Malaysia Puji Timnas Indonesia U-23, Hati-Hati Mungkin Ini Jebakan!
-
SEA V League 2025: Timnas Voli Putra Indonesia Menang 3-2 atas Filipina
-
Anthony Ginting Kalah, Alwi Farhan Harapan Indonesia di Japan Open 2025
Artikel Terkait
-
Jelang Piala Asia 2023, Media Jepang Ketar-ketir dengan Kekuatan Timnas Indonesia yang Pakai Strategi Naturalisasi
-
Ketimbang Cetak Gol, Sandy Walsh Lebih Pentingkan Ini di Leg Kedua Lawan Brunei Darussalam
-
Mata Erick Thohir saat Tur Tropi Piala Dunia U-17 Bikin Salfok: Istirahat Dulu Pak
-
Diminta Asnawi dan Arhan Eksekusi Tendangan Penalti, Ini Momen Sandy Walsh Menolaknya
-
Berada Dalam Kondisi Prima, Shayne Pattynama akan Gantikan Arhan di Leg 2
Kolom
-
Pemblokiran Rekening Dormant, Respons Publik dan Kebijakan yang Tergesa?
-
Rekening 'Tidur' Dibangunkan Paksa PPATK Bikin Rakyat Resah
-
Mengapa Bendera Bajak Laut One Piece Berkibar Jelang HUT NKRI ke-80?
-
5 Makna Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI, Jadi Simbol Kritik Sosial
-
Sound Horeg dan Dinamika Budaya Populer di Era Digital
Terkini
-
3 Nama Pelatih yang Bisa Gantikan Gerald Vanenburg di Ajang Sea Games 2025
-
Ulasan Novel One Golden Summer: Kisah Cinta yang Tumbuh dari Musim Panas
-
PPAD Jenguk Puluhan Purnawirawan TNI AD di RSPAD: Bentuk Perhatian di HUT ke-22
-
Ulasan Novel The Good Liar: Topeng Kebaikan di Lembah Para Pendusta
-
Semarak Perlombaan dan Talenta Singa di Perayaan Hari Anak Nasional 2025 Karawang