Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | gabrices sasa
Tumpeng Menoreh, Magelang (Instagram/@tumpengmenoreh)

Agroforestri, sebuah praktik pengelolaan lahan yang terus berkembang, telah menjadi pilihan masyarakat di perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo. Dengan melibatkan pekarangan dan tegalan, sistem ini tidak hanya menciptakan lahan produktif tetapi juga menyimpan potensi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang memberikan manfaat ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat setempat (Hadi, 2013).

Tumbuhan bawah, yang melibatkan berbagai jenis seperti temu mangga, lempuyang, temu blenyeh, dan lainnya, memiliki peran penting dalam ekosistem agroforestri. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dalam sistem agroforestri perbukitan Menoreh dan memahami cara masyarakat memanfaatkannya.

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah

Penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan bawah cenderung meningkat seiring dengan ketinggian tempat. Jenis tumbuhan bawah yang dapat ditemui di pekarangan lebih beragam dibandingkan di tegalan, menunjukkan bahwa pola pengelolaan lahan memengaruhi sebaran jenis tumbuhan. Hasil ini sejalan dengan temuan bahwa tumbuhan bawah di dataran tinggi memiliki keanekaragaman jenis yang lebih tinggi (Hilwan dkk., 2013).

Pekarangan, yang umumnya lebih luas di zona 1, menjadi tempat favorit bagi jenis tumbuhan bawah yang banyak dimanfaatkan masyarakat sehari-hari. Famili Zingiberaceae, seperti temu mangga dan lempuyang, mendominasi pekarangan, mencerminkan peran vital pekarangan sebagai sumber sayuran, bumbu, dan tanaman obat. Keanekaragaman jenis ini memberikan kontribusi signifikan terhadap keanekaragaman hayati dan keberlanjutan sistem agroforestri.

Manfaat dan Pemanfaatan Tumbuhan Bawah

Selain kontribusinya terhadap keberagaman hayati, tumbuhan bawah juga dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat setempat. Dari 41 jenis tumbuhan bawah yang teridentifikasi, 28 di antaranya digunakan sebagai bahan obat tradisional.

Manfaat kesehatan melibatkan pengobatan penyakit kulit, demam, hingga penyakit degeneratif seperti hipertensi, kanker, dan asam urat. Berbagai metode pemanfaatan, termasuk dikonsumsi langsung, direbus, dibuat teh, dan diambil sari patinya, menunjukkan fleksibilitas tumbuhan bawah sebagai sumber pengobatan.

Pemanfaatan tumbuhan bawah juga melibatkan budidaya sebagai sumber penghasilan tambahan. Beberapa jenis tumbuhan bawah telah dibudidayakan secara tradisional, memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, agroforestri di perbukitan Menoreh tidak hanya menciptakan lahan produktif tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Kesimpulan

Praktik agroforestri di perbukitan Menoreh, khususnya melibatkan pekarangan dan tegalan, menawarkan potensi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang tidak hanya bermanfaat bagi ekosistem tetapi juga bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat. Kajian ini menggarisbawahi pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dalam sistem agroforestri untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

gabrices sasa