Akhirnya, Suara.com genap 10 tahun setelah perjalanan panjangnya menapaki dunia media digital Indonesia. Tentunya sudah banyak yang mengenali salah satu kanal media publikasi terbaik ini. Sepak terjangnya sudah bisa kita rasakan selama satu dekade, yang selalu menyajikan berita-berita hangat dan menarik meliputi peristiwa politik, entertainment, dan lain-lain.
Mari kita ucapkan yang terbaik dan harapan-harapan yang baik untuk Suara.com, semoga kepakan sayapnya bisa lebih tinggi membawa harum namanya dan tetap bisa berdiri tegak sampai kapanpun. Karena di balik tangguhnya 10 tahun berdiri, pasti ada pengaruh-pengaruh yang membekas terhadap setiap orang, termasuk diriku yang mempunyai momen indah saat pertama kali mengenali Suara.com. Maka dari itu, di sini saya akan sedikit membagikan pengalaman dan perjalanan diriku dari saat mencari-cari, mengenali, sampai menjadi adiksi kepada Suara.com sebagai kontributor.
Sebagai seorang yang memiliki ketertarikan dalam bidang penulisan, tentunya saya ingin menyalurkan hobi saya sebagai wadah untuk sharing dan bertukar ilmu pengetahuan. Itu bermula pada awal tahun 2022, saya mencari-cari media yang tepat untuk menyalurkan tulisan-tulisan saya, ke sana ke sini mencoba mengirimkan tulisan namun nihil, selalu tak ada kelanjutan apapun.
Hingga akhirnya saya mengetahui ada platform tepat yang cocok, itupun direkomendasikan oleh teman saya yang terlebih dahulu menulis di Yoursay. Dia terbiasa menulis dengan konten "Korea" atau hal-hal yang berkaitan dengan dunia K-Pop sesuai dengan minatnya.
Tak bisa dipungkiri, di masa kini saya seringkali menemukan tulisan-tulisan di media publikasi yang mengandung post truth/ujaran kebencian. Oleh karena itu kita diharuskan lebih jeli dan teliti untuk menerima informasi yang bertebaran di mana-mana.
Sejauh pengalaman saya membaca berita informasi di kanal Suara.com di berbagai platform, berita yang tersaji sangat relevan, dan jauh dari unsur post truth (postingan yang tidak berdasarkan faktual dan aktual).
Mengapa demikian? Karena selain pembaca konten-konten informasi dari Suara.com, saya juga aktif sebagai kontributor di Yoursay Suara.com. Maka dari itu, saya sangat mengetahui bagaimana ketatnya proses kurasi oleh editor dalam penayangan yang ingin ditampilkan di kanal Suara.com/Yoursay, salah satunya tulisan berupa artikel.
Hal itupun membuatku semakin yakin untuk memilih Suara.com sebagai wadah kreasi dan menuangkan ide-ide brilian. Saya pun mulai memahami karakter-karakter tulisan di Yoursay, hingga akhirnya saya mencoba untuk memberanikan diri menulis artikel.
Dan ya! pada hari Minggu, 10 April 2022 tulisan pertama saya di Yoursay tayang! Masih ingat perasaanku waktu itu tergambar jelas dalam benak, terukir senyuman mengembang saat melihat notifikasi gmail dari Suara.com bahwa artikelku sudah tayang. Sampai kemudian hingga sekarang, notifikasi itu menjadi salah satu moment of truth dan menjadi notifikasi favorit dalam hidup saya.
Kini, tak terasa Suara.com sudah genap di usianya yang ke-sepuluh, tak terasa juga minat menulisku tumbuh dan berkembang bersamanya. Menjadi bagian dari kontributor tentunya sangat-sangat menyenangkan. Rasanya ada kebanggaan tersendiri, pencapaian tersendiri walaupun tak sehebat kontributor yang lainnya. Setidaknya, tulisan-tulisanku bisa menjadi bagian dari sejarah Suara.com dalam perjalanannya.
Terima kasih dan selamat untuk Suara.com, berkatmu aku jadi lebih menyukai tentang kepenulisan dan termotivasi untuk lebih baik lagi ketika artikelku ditolak oleh editor. Sungguh, itu adalah pengalaman yang sangat berharga untukku, yang kelak bisa kuceritakan pada-pada orang yang aku kasihi dan sayangi. Oh, ya! Hari ulang tahunku, sama dengan lahirnya Suara.com. Itulah kiranya sedikit alasan kenapa diri ini merasa bangga kepada Suara.com.
Baca Juga
-
Pentingnya Berfilsafat di Tengah Kondisi Demokrasi yang Carut-Marut
-
Film A Moment to Remember: Menggugah Hati dan Syarat akan Antropologis
-
Menguak Misteri: Kecerdasan Tidak Didasarkan pada Kehebatan Matematika
-
Antara Kecerdasan Emosional dan Etika dalam Bermain Media Sosial
-
Ini yang Akan Terjadi jika Kuliah atau Pendidikan Tinggi Tidak Wajib!
Artikel Terkait
-
8 Inspirasi Kado Spesial Hari Guru TK, Dijamin Berkesan!
-
Modal Ngeblog Bisa Sampai Yurop: Rahasia Jalan-Jalan Gratis dari Menulis
-
Ulasan Buku 'The Dignity of Writing', Makna Kehidupan Lewat Sebuah Tulisan
-
3 Look Outfit Elegan ala Roh Yoon-seo, Mana yang Cocok Buat Dinner?
-
4 Ide OOTD Street Style ala Ryu Da-in, Penampilan Makin Kece Maksimal!
Kolom
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Standar Nikah Muda dan Mengapa Angka Perceraian Semakin Tinggi?
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
Terkini
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Absen Lawan Australia, Posisi Justin Hubner akan Digantikan Elkan Baggott?
-
Jennie-Lisa, XG, Hingga ENHYPEN Dikonfirmasi Tampil di Coachella 2025
-
Bojan Hodak Sebut Persib Bandung Terbebani 'Juara Bertahan', Ini Alasannya