Hai, Suara.com, tak terasa usiamu sudah bertambah dan mau ultah lagi nih. Wah, perkembanganmu makin hari makin kece aja. Aku termasuk pembaca yang mengikuti perkembangan itu dari pertama kali berkenalan.
Perkenalanku denganmu bisa dibilang tidak sengaja. Dengan niat ingin belajar dan melatih diri dalam kemampuan menulis, maka aku mencoba mengikuti kegiatan yoursay.id yang menjadi anak didiknya suara.com di Instagram. Alhasil, beberapa tulisanku mejeng di yoursay.id.
Ketika kamu dan yoursay.id mengadakan kompetisi menulis, aku sangat senang sekali mendengarnya. Yang berarti aku akan kembali berlatih dan belajar. Namun, mungkin kemampuanku saja yang pas-pasan sehingga beberapa tulisan yang tersubmit sulit untuk lolos kurasi. Ah, apa memang seburuk itu tulisanku, ya?
Sedih sih saat tulisanku tidak lulus kurasi, rasanya tuh kayak ditimpuk pakai gunungan buku, tebal lagi berdebu. Ih, sakit dan nyesek banget loh. Ketika itu terjadi, aku beberapa kali menghubungi admin untuk meminta penjelasan. Alhamdulillah, beberapa kali juga admin membalasnya. Ah, dasar aku saja yang kurang cepat berpikir dan sehingga butuh waktu untuk belajar lebih banyak lagi.
Aku sangat sadar bahwa aku bukanlah apa-apa tanpa berlatih. Aku lihat tulisan-tulisan yang lain bagus dan menggugah sehingga membuatku ingin terus berlatih. Namun, motivasi di dalam diriku menjadi turun karena kurasi yang kutunggu kelolosannya itu belum kunjung tiba. Mungkin tulisan-tulisanku tidak berhak lolos, ya?
Padahal penjelasan dari kurator dan lolos publish itu sudah menjadi semangat tersendiri bagi diriku loh. Jadinya aku bertanya-tanya sendiri tentang kualitas tulisanku. Apa mungkin karena tulisanku itu terkesan sudah enggak zamannya sehingga memang tidak pantas dipublikasikan di akun yoursay.id, ya, Suara.com?
Eh, itu uneg-unegku ketika menulis di yoursay.id, ya. Jangan marahi aku sebab aku orangnya mudah sedihan gitu. Aku hanya ingin menjadi sebagian besar penulis yang bisa menuangkan kisahnya di berbagai media seperti di yoursay.id. Dengan niat berbagi pengalaman kepada para pembaca yoursay.id.
Itulah keluhan yang kurasakan selama ini. Oleh karena itu, aku memiliki masukan untuk yoursay.id yang menjadi anakmu. Aku berharap yoursay.id menjadi rumah yang nyaman bagi para penulis, entah yang baru belajar sepertiku atau yang sudah mahir seperti teman-teman yang lain.
Seperti halnya sebuah akun blogger, bukan akun utama seperti suara.com, aku pikir ada baiknya tidak terlalu ketat dalam proses kurasi. Kurator boleh saja tidak meloloskan tulisan seseorang yang bisa dibilang 'waspada' atau 'bahaya'. Selain itu, kurator bisa memberikan masukan berharga pada tulisan yang tidak berkategorikan 2 kata tadi. Setelah itu, tulisan bisa dipublikasikan dengan catatan bahwa tulisan menjadi tanggung jawab blogger itu sendiri, bukan yoursay.id.
Dengan begitu, tak ada dusta di antara kita gitu dan para penulis sepertiku jadi enggak jadi 'down' dan terus bersemangat untuk berbagi tulisan di sana. Memang sih, untuk menjadi penulis yang baik itu harus banyak berlatih dan belajar. Namun, mempertahankan semangat untuk terus seperti itu tidaklah mudah loh.
Andai aku boleh bermimpi, jika aku menjadi pengelola yoursay.id, aku pikir ada baiknya membiarkan beragam tulisan dengan beragam variasi di sana. Dengan catatan, tulisan tidak mengandung SARA, pencemaran nama baik, pornografi, dan ujaran kebencian seperti syarat menulis pada berbagai media lain. Dengan begitu akan membuat yoursay.id menjadi kaya dan dicintai oleh banyak penulis.
Aku pikir alangkah bahagianya jika keberadaan yoursay.id mendapatkan tanda cinta dari banyak penulis. Tanda cinta itulah yang pada akhirnya akan memberi efek positif bagi pertumbuhan media ini. Yakinlah bahwa jika seseorang yang sudah jatuh cinta, dia akan memberikan yang terbaik untuk yang dicintai.
Begitu saja kisah atau ungkapan hatiku untukmu dan anakmu, Suara.com. surat ini aku tulis dengan maksud berbagi dan memberi masukan positif untuk yoursay.id. Aku berharap bisa terus berbagi tulisan di sini. Aku juga berharap yoursay.id mengadakan pelatihan menulis untuk pemilik akun di yoursay.id dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan kemampuan menulisnya.
Bagi Suara.com, sukses dan teruslah berkontribusi dalam perjalanan literasi bangsa ini. Rangkul penulis baru dan tingkatkan loyalitas para penulis di yoursay.id. Tak ada jalan lain, mencerdaskan bangsa dengan tulisan juga menghimpun banyak penulis di yoursay.id akan dapat meningkatkan kepercayaan publik padamu.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Keny Ortega Ungkap Proses Pembuatan Film High School Musical
-
Peduli Kesehatan Mental, Yoursay Gelar Kampanye Ur Mental Health Matter
-
Harapan untuk Presiden yang Baru: Kesetaraan Gender dalam Dunia Pendidikan
-
Baru H+2 Jadi Wamen Kebudayaan, Giring Dikuliahi Habis-habisan oleh Netizen: Berasa Bimbingan Skripsi
-
Healthy Body and Soul: Mengajak Perempuan Sadar Kesehatan Mental Sambil Berolahraga
Kolom
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
Menghargai Pekerjaannya, Menghargai Kebutuhannya: Realitas Gaji Guru
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
Simak! Ini Pentingnya Penguasaan Calistung dalam Pendidikan Dini
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings