Dalam dunia kerja, asas profesionalisme tentu menjadi sebuah keniscayaan tersendiri. Sedekat apapun hubungan yang terjalin dalam bekerja, namun semuanya harus tetap sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang berdasarkan pada tuntutan profesionalisme di dalamnya.
Meskipun banyak perusahaan yang mengusung tema kekeluargaan atau mendengung-dengungkan sistem kerja yang selayak keluarga, namun tak bisa dipungkiri jika hal tersebut terkadang hanya dijadikan sebuah jargon belaka. Karena kita tahu, meskipun banyak perusahaan yang menggaungkan hal tersebut, namun pada kenyataannya hal itu tak lebih dari sekadar penarik minat para pencari kerja belaka.
Namun tidak demikian dengan ekosistem yang terbangun di Suara.com ataupun yoursay.id. Meskipun mereka tak menggembar-gemborkan diri akan menganggap semua yang tergabung di ekosistemnya sebagai sebuah keluarga, namun apa yang mereka tunjukkan selama ini kepadaku sudah jauh lebih dari kata cukup.
Ada banyak hal yang membuat aku berani menyatakan demikian. Karena selama beberapa tahun tergabung di ekosistem mereka, pengalaman manis dan pahit yang aku dapatkan, membuktikan bahwa apa yang aku pikirkan ini tidak mungkin salah.
Semenjak bergabung dengan Yoursay.id pada tahun 2021 lalu, aku sudah merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan tempat menulis sebelumnya. Aku yang saat itu masih "mentah", diterima dengan tangan terbuka oleh mereka yang sudah ada di ekosistem ini. Baik itu di jajaran editor, ataupun lainnya.
Aku yakin, sejatinya tak hanya aku yang disambut dengan hangat oleh mereka. Rekan-rekan penulis yang bergabung di sini pun aku pastikan semuanya mendapatkan perlakuan yang sama. Meskipun statusku dan teman-teman lainnya adalah penulis lepas, namun perhatian para senior di yoursay dalam menyambut kami tak ubahnya kasih sayang seorang kakak kepada adik-adiknya yang baru pulang ke rumah dari sebuah perjalanan panjang.
Mereka Keluarga Baruku!
Lantas, apakah dengan hal seperti ini saja aku sampai berani melabeli mereka dengan sebutan keluarga baru? Tentu saja tidak! Sudah bukan sebuah rahasia jika seorang keluarga akan terbuktikan kepeduliannya jika ada anggota lain yang mendapatkan permasalahan. Dan inilah yang aku alami sekaligus aku buktikan sendiri.
Aku semakin yakin bahwa ekosistem di Suara.com maupun Yoursay.id ini adalah keluarga baruku ketika aku mendapatkan permasalahan yang cukup berat beberapa waktu lalu.
Saat itu, salah satu tulisan yang aku kirimkan kepada Yoursay.id, mendatangkan keberatan dari suatu pihak. Pada intinya, pihak tersebut tak berkenan dengan tulisan yang aku buat dan memberikan ultimatum untuk segera diselesaikan sesegera mungkin.
Yang membuat aku menjadi lebih down lagi saat itu adalah, pihak tersebut menyatakan bahwa perkara ini bisa bergulir ke fase yang lebih rumit jika tuntutan yang dia lontarkan kala itu tak segera dipenuhi. Sebuah hal yang tentunya sangat menampar kesehatan mental bukan?
Lalu, tahukah apa yang dilakukan oleh pihak Yoursay.id dan Suara.com ketika mengetahui aku mendapatkan masalah yang cukup serius seperti itu? Ini yang mengharukan!
Bukannya mereka lepas tangan, namun mereka justru menempatkan diri bersamaku, serta selalu memberikan semangat kepadaku. Malam hari ketika permasalahan itu muncul, pihak Yoursay langsung menghubungi aku, menelfonku, memberikan aku semangat dan tentu saja meyakinkan aku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tak hanya sekali atau dua kali, namun waktu-waktu itu mereka intens memberikan update terkini perihal permasalahan yang muncul akibat keteledoranku saat itu. Apakah hanya cukup sampai di sini perhatian yang diberikan oleh Yoursay? Tentu saja tidak!
Hari berikutnya, pihak Yoursay kembali mengirimkan pesan semangat kepadaku sekaligus memberikan update terbaru terkait permasalahan yang aku alami itu. Dan betapa kagetnya aku, pada hari itu, kakak koordinator dari Yoursay memberitahukan kepadaku bahwa permasalahan yang menimpaku ditangani langsung oleh salah satu pimpinan dari Suara.com.
Sebuah kabar yang sangat mengharukan dan tentu saja juga melegakan. Pasalnya, seorang penulis lepas sepertiku, ketika terjerat sebuah permasalahan yang cukup besar, tak dilepas begitu saja oleh Yoursay.id ataupun Suara.com. Tapi, mereka justru berada di depanku dan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyelesaikan jeratan masalah yang menimpaku saat itu.
Sekarang, coba deh kita pikirkan bersama-sama terkait posisiku di sini. Aku, di ekosistem Suara.com hanyalah seorang penulis lepas yang tentunya tak memiliki pengaruh apa-apa di sana. Siapa sih aku ini? Tanpa aku, yoursay.id maupun suara.com tak akan mendapatkan kerugian sedikitpun. Tanpa adanya aku di ekosistem mereka, sudah pasti tak akan ada dampak negatif apapun yang bakal mereka terima atau bahkan membuat mereka merugi bukan?
Secara logika, ketika aku mendapatkan masalah itu, bisa saja mereka lepas tangan. Dan itu sah-sah saja. Bukankah juga sudah jelas, ada keterangan "Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim" dalam setiap artikel yang terbit di sana? Jadi, akan sangat bisa diterima semisal pihak Yoursay maupun Suara.com lepas tangan dan membiarkanku menghadapi jeratan permasalahan itu sendirian.
Namun nyatanya, mereka memilih untuk tidak melakukan itu. Mereka memilih untuk tetap membersamaiku, dan memberikan beragam masukan ketika aku mendapatkan permasalahan yang cukup untuk membuatku merasa tertekan selama beberapa waktu. Sebuah hal yang tentunya tak akan dilakukan jika kita tak dianggap sebagai sebuah keluarga bukan?
Kepedulian Yoursay.id yang aku anggap sebagai keluarga baruku itu tak hanya berhenti sampai di sana. Ketika permasalahan tersebut berhasil diselesaikan dengan baik karena bantuan dari pimpinan di yoursay dan suara.com, mereka masih saja memantau kondisiku pasca kejadian itu. Selain memberikan beragam masukan dan nasehat untuk kebaikanku ke depannya, beberapa kali mereka mengirimkan pesan singkat yang berisikan hal-hal kecil seperti menanyakan kabar.
Sekadar informasi, pasca permasalahan tersebut, aku selama beberapa hari vakum menulis. Selain karena adanya pekerjaan yang harus aku selesaikan, saat itu aku memilih untuk tak menulis terlebih dahulu karena ingin menenangkan diri dan memulihkan mental yang sempat dihajar dengan permasalahan berat seperti itu.
Hingga suatu hari, kakak koordinator Yoursay mengirimkan sebuah pesan singkat kepadaku, di mana pada intinya menanyakan mengapa aku dalam beberapa hari itu tak menulis. Meskipun isi pesan itu adalah menayakan kabarku, namun aku tahu, beliau mengirimkan pesan itu ke aku karena ingin memastikan mental health yang aku miliki tetap terjaga, sekaligus memastikan bahwa aku dalam kondisi yang baik-baik saja.
Sebuah hal yang pastinya jarang atau tak pernah aku temukan di manapun, termasuk di dunia kerja konvensional sekalipun. Kepedulian mereka terhadap membernya benar-benar sudah tak bisa ditakar-takar lagi. Mereka benar-benar menganggap siapapun yang ada di ekosistem mereka adalah keluarga, dan tak akan membiarkan keluarganya untuk mendapatkan masalah sendirian.
Ibarat sebuah pepatah, akan selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Kali ini, kejadian tak menyenangkan yang menimpaku, justru semakin menunjukkan posisiku di keluarga besar ekosistem yang dibangun oleh Suara.com dan yoursay.id.
Sebelum mengakhiri suratku ini, aku secara pribadi ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yoursay.id dan suara.com yang telah berkenan untuk mendampingiku menyelesaikan masalah besar yang muncul beberapa waktu lalu.
Bagi kalian, aku tentu bukanlah siapa-siapa, tapi bagiku, kalian adalah keluarga baru yang Tuhan karuniakan untuk melengkapi setiap tapak perjalanan kehidupan yang harus aku selesaikan.
Untuk teman-teman pembaca, teruslah berkarya dan jangan sampai mendapatkan permasalahan seperti apa yang aku alami. Cukuplah aku yang menjadi contoh dan merasakan hal ini. Meskipun nantinya Yoursay.id dan Suara.com tak akan lepas tangan ketika kita mendapatkan masalah, namun seorang keluarga tentunya tak akan membebani anggota keluarga yang lain dengan permasalahan bukan?
Baca Juga
-
Kini Bersaing di Level Benua, tapi Bukan Perkara Mudah bagi STY untuk Bawa Pulang Piala AFF 2024
-
Bukan Hanya Negara ASEAN, Kandang Indonesia Kini Juga Patut Ditakuti Para Raksasa Asia
-
Coach Justin, Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Ikatan Telepati yang Terjalin di Antara Mereka
-
Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Kengototannya dalam Memilih Pemain yang Berujung Manis
-
Tak Perlu Didebat, Rizky Ridho Memang Layak utuk Bersaing di Level Kompetisi yang Lebih Tinggi!
Artikel Terkait
-
Rahasia Bill Gates Jawab "Apa Kelemahan Terbesar Anda?" Saat Wawancara Kerja
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
6 Lowongan Kerja Mayora Group, Terbuka untuk Fresh Graduate dan Pendidikan Minimal SMA
-
Masuk Kerja saat Libur Nasional Pilkada, Pekerja Wajib dapat Upah Lembur
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
Kolom
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
Terkini
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Jadi Calon Rekan Setim, George Russell Beri Bocoran Ini ke Kimi Antonelli
-
Joko Anwar Umumkan Empat Film yang Akan Dirilis Sepanjang Tahun 2025-2026
-
Berakhir dengan Rating Tertinggi, Ini 4 Penjelasan Ending Drama Korea Family by Choice
-
Walau Sukses Tantang Max Verstappen, Lando Norris Ragu Bisa Juara Dunia