Selama hari raya Lebaran kita sering mengunjungi keluarga jauh kita termasuk om dan tante yang seringkali hanya kita temui selama setahun sekali. Namun pertemuan dengan mereka seringkali kita hindari karena mereka suka memberi pertanyaan yang tidak mengenakkan seperti apakah kita sudah menikah? Atau apakah kita bekerja di BUMN ataupun menjadi Pegawai Negeri Sipil yang merupakan standar kesuksesan bagi banyak orang.
Kejadian seperti ini memang tidak sampai di titik membuat kita bertindak kekerasan pada om dan tante kita. Namun tentu saja kita merasa cukup sebal dengan pertanyaan pertanyaan itu.
Sebenarnya pertanyaan pertanyaan seperti itu merupakan bagian dari kegagalan om dan tante dalam melihat kerangka waktu. Menurut penelitian berjudul "Why the Days Seem Shorter as We Get Older." dari European Review, bertambahnya usia membuat manusia melihat persepsi waktu dengan cara berbeda. Otak mengalami penurunan kemampuan dalam memproses pengalaman. Penurunan itu membuat manusia melihat waktu dengan cara yang sangat berbeda.
Ketika kita masih kecil, kita memproses pengalaman dan memori dengan jauh lebih cepat. Bertambahnya usia membuat kemampuan kita memproses gambar dan waktu menurun sehingga rasa rasanya waktu berjalan dengan cepat.
Bagi om dan tante kita, mereka seringkali tidak lagi bisa menangkap usia perkembangan kita dengan wajar. Oleh karena itu mereka sering menanyakan pertanyaan insensitif karena mereka lupa kalau kita bukan lagi anak anak dan sudah dewasa. Akibat dari tindakan ini, mereka sering menyinggung orang lain.
Selain itu, om dan tante dalam teori konstruksi sosial seringkali memainkan peran sebagai pengganti orang tua. Namun seiring berubahnya jaman dan waktu persepsi kita pada peran yang pantas dan tidak berubah. Bagi om dan tante, pertanyaan yang mereka ajukan seringkali mereka anggap sesuai dengan peran mereka. Namun berdasarkan nilai nilai yang kita anut serta kepribadian kita, om dan tante kelewat batas.
Alasan lain kenapa Om dan Tante menanyakan pertanyaan insensitif karena sebenarnya mereka ingin didengarkan. Om dan Tante sebenarnya juga memiliki permasalahan di rumah semisal anaknya sulit mencari jodoh ataupun tidak bekerja. Pertanyaan yang mereka ajukan sebenarnya adalah untuk membuka obrolan agar kita mendengarkan mereka.
Nah, setelah kita mengetahui alasan dibalik pertanyaan om dan tante yang menyebalkan, kita bisa belajar bersikap bijak dengan menjawab pertanyaan mereka secara diplomatis dan tidak emosional.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Jumpalitan di Kamar Om Merry, Sikap Nagita Slavina Ramai Jadi Omongan
-
Disambangi Nagita Slavina, Rumah Om Merry Asisten Raffi Ahmad Jadi Gunjingan: Lebih Bersih dari Rumah Bos
-
Rezim Lagi Dikuliti, Khodam Jokowi Dibongkar Om Hao Kisah Tanah Jawa: Kuat Sekali, Dipegang Ratu Nusantara
-
Dapat Ucapan Ulang Tahun dari Om Merry, Reaksi Rafathar Ramai Jadi Perbincangan
-
Innalillahi, Musisi Senior Ade Anwar OM PSP Meninggal Dunia
Kolom
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
Menghargai Pekerjaannya, Menghargai Kebutuhannya: Realitas Gaji Guru
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
Simak! Ini Pentingnya Penguasaan Calistung dalam Pendidikan Dini
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings